SILSILAH RAJA - RAJA BANTEN

Silsilah Raja-Raja Banten


Kraton Kaibon pada 1933

SYARIF HIDAYATULLAH – SUNAN GUNUNG JATI Berputera :

1. Ratu Ayu Pembayun.

2. Pangeran Pasarean

3. Pangeran Jaya Lelana

4. Maulana Hasanuddin

5. Pangeran Bratakelana

6. Ratu Wianon

7. Pangeran Turusmi

PANGERAN HASANUDDIN – PANEMBAHAN SUROSOWAN(1552-1570) Berputera :

1. Ratu Pembayu

2. Pangeran Yusuf

3. Pangeran Arya Japara

4. Pangeran Suniararas

5. Pangeran Pajajara

6. Pangeran Pringgalaya

7. Pangeran Sabrang LorPangeran

8. Ratu Keben

9. Ratu Terpenter

10. Ratu Biru

11. Ratu Ayu Arsanengah

12. Pangeran Pajajaran Wado

13. Tumenggung Wilatikta

14. Ratu Ayu Kamudarage

15. Pangeran Sabrang Wetan

MAULANA YUSUF PANEMBAHAN PAKALANGAN GEDE(1570-1580) Berputra :

1. Pangeran Arya Upapati

2. Pangeran Arya Adikara

3. Pangeran Arya Mandalika

4. Pangeran Arya Ranamanggala

5. Pangeran Arya Seminingrat

6. Ratu Demang

7. Ratu Pecatanda

8. Ratu Rangga

9. Ratu Ayu Wiyos

10. Ratu Manis

11. Pangeran Manduraraja

12. Pangeran widara

13. Ratu Belimbing

14. Maulana Muhammad

MAULANA MUHAMMAD PANGERAN RATU ING BANTEN(1580-1596)Berputra :

1. Pangeran Abdul Kadir

SULTAN ABUL MAFAKHIR MAHMUD ‘ABDUL KADIR KENARI(1596-1651)Berputra :

1. Sultan ‘Abdul Maali Ahmad Kenari(Putra Mahkota) 19. Pangeran Arya Wirasuta

2. Ratu Dewi 20. Ratu Gading20.

3. Ratu Ayu 21. Ratu Pandan

4. Pangeran Arya Banten 22. Pangeran Wirasmara

5. Ratu Mirah 23. Ratu Sandi

6. Pangeran Sudamanggala 24. Pangeran Arya Jayaningrat

7. Pangeran Ranamanggala 25. Ratu Citra

8. Ratu Belimbing 26. Pangeran Arya Adiwangsa

9. Ratu Gedong 27. Pangeran Arya Sutakusuma

10. Pangeran Arya Maduraja 28. Pangeran Arya Jayasantika

11. Pangeran Kidul 29. Ratu Hafsah

12. Ratu Dalem 30. Ratu Pojok

13. Ratu Lor 31. Ratu Pacar

14. Pangeran Seminingrat 32. Ratu Bangsal

15. Ratu Kidul 33. Ratu Salamah

16. Pangeran Arya Wiratmaka 34. Ratu Ratmala

17. Pangeran Arya Danuwangsa 35. Ratu Hasanah

18. Pangeran Arya Prabangsa 36. Ratu Husaerah

37. Ratu Kelumpuk

38. Ratu Jiput

39. Ratu Wuragil

PUTRA MAHKOTA SULTAN ‘ABDUL MA’ALI AHMAD, Berputera:

1. Abul Fath Abdul Fattah 8. Pangeran Arya Kidul

2. Ratu Panenggak 9. Ratu Tinumpuk

3. Ratu Nengah 10. Ratu Inten

4. Pangeran Arya Elor 11. Pangeran Arya Dipanegara

5. Ratu Wijil 12. Pangeran Arya Ardikusuma

6. Ratu Puspita 13. Pangeran Arya Kulon

7. Pangeran Arya Ewaraja 14. Pangeran Arya Wetan

15. Ratu Ayu Ingalengkadipura

SULTAN AGENG TIRTAYASA -’ABUL FATH ‘ABDUL FATTAH(1651-1672)Berputra :

1. Sultan Haji 16. Tubagus Muhammad ‘Athif

2. Pangeran Arya ‘abdul ‘Alim 17. Tubagus Abdul

3. Pangeran Arya Ingayudadipura 18. Ratu Raja Mirah

4. Pangeran Arya Purbaya 19. Ratu Ayu

5. Pangeran Sugiri 20. Ratu Kidul

6. Tubagus Rajasuta 21. Ratu Marta

7. Tubagus Rajaputra 22. Ratu Adi

8. Tubagus Husaen 23. Ratu Ummu

9. Raden Mandaraka 24. Ratu Hadijah

10. Raden Saleh 25. Ratu Habibah

11. Raden Rum 26. Ratu Fatimah

12. Raden Mesir 27. Ratu Asyiqoh

13. Raden Muhammad 28. Ratu Nasibah

14. Raden Muhsin 29. Tubagus Kulon

15. Tubagus Wetan

SULTAN ABU NASR ABDUL KAHHAR – SULTAN HAJI (1672-1687) Berputra :

1. Sultan Abdul Fadhl 6. Ratu Muhammad Alim

2. Sultan Abul Mahasin 7. Ratu Rohimah

3. Pangeran Muhammad Thahir 8. Ratu Hamimah

4. Pangeran Fadhludin 9. Pangeran Ksatrian

5. Pangeran Ja’farrudin 10. Ratu Mumbay (Ratu Bombay)

SULTAN ABUDUL FADHL (1687-1690) Berputra :

- Tidak Memiliki Putera

SULTAN ABUL MAHASIN ZAINUL ABIDIN(1690-1733 ) Berputra :

1. Sultan Muhammad Syifa 31. Raden Putera

2. Sultan Muhammad Wasi’ 32. Ratu Halimah

3. Pangeran Yusuf 33. Tubagus Sahib

4. Pangeran Muhammad Shaleh 34. Ratu Sa’idah

5. Ratu Samiyah 35. Ratu Satijah

6. Ratu Komariyah 36. Ratu ‘Adawiyah

7. Pangeran Tumenggung 37. Tubagus Syarifuddin

8. Pangeran Ardikusuma 38. Ratu ‘Afiyah Ratnaningrat

9. Pangeran Anom Mohammad Nuh 39. Tubagus Jamil

10. Ratu Fatimah Putra 40. Tubagus Sa’jan

11. Ratu Badriyah 41. Tubagus Haji

12. Pangeran Manduranagara 42. Ratu Thoyibah

13. Pangeran Jaya Sentika 43. Ratu Khairiyah Kumudaningrat

14. Ratu Jabariyah 44. Pangeran Rajaningrat

15. Pangeran Abu Hassan 45. Tubagus Jahidi

16. Pangeran Dipati Banten 46. Tubagus Abdul Aziz

17. Pangeran Ariya 47. Pangeran Rajasantika

18. Raden Nasut 48. Tubagus Kalamudin

19. Raden Maksaruddin 49. Ratu SIti Sa’ban Kusumaningrat

20. Pangeran Dipakusuma 50. Tubagus Abunasir

21. Ratu Afifah 51. Raden Darmakusuma

22. Ratu Siti Adirah 52. Raden Hamid

23. Ratu Safiqoh 53. Ratu Sifah

24. Tubagus Wirakusuma 54. Ratu Minah

25. Tubagus Abdurrahman 55. Ratu ‘Azizah

26. Tubagus Mahaim 56. Ratu Sehah

27. Raden Rauf 57. Ratu Suba/Ruba

28. Tubagus Abdul Jalal 58. Tubagus Muhammad Said (Pg. Natabaya)

29. Ratu Hayati

30. Ratu Muhibbah

SULTAN MUHAMMAD SYIFA’ ZAINUL ARIFIN (1733-1750) Berputra :

1.Sultan Muhammad ‘Arif 7. Ratu Sa’diyah

2. Ratu Ayu 8. Ratu Halimah

3. Tubagus Hasannudin 9. Tubagus Abu Khaer

4. Raden Raja Pangeran Rajasantika 10. Ratu Hayati

5. Pangeran Muhammad Rajasantika 11. Tubagus Muhammad Shaleh

6. Ratu ‘Afiyah

SULTAN SYARIFUDDIN ARTU WAKIL(1750-1752 )

- Tidak Berputera

SULTAN MUHAMMAD WASI’ ZAINUL ‘ALIMIN(1752-1753)

- Tidak Berputera

SULTAN MUHAMMAD ‘ARIF ZAINUL ASYIKIN(1753-1773) Berputra :

1. Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliyudin 4. Pangeran Suralaya

2. Sultan Muhyiddin Zainusholiohin 5. Pangeran Suramanggala

3 . Pangeran Manggala

SULTAN ABUL MAFAKHIR MUHAMMAD ALIYUDDIN(1773-1799) Berputra :

1. Sultan Muhammad Ishaq Zainul Muttaqin 5. Pangeran Musa

2. Sultan Agilludin (Sultan Aliyuddin II) 6. Pangeran Yali

3. Pangeran Darma 7. Pangeran Ahmad

4. Pangeran Muhammad Abbas

SULTAN MUHYIDDIN ZAINUSHOLIHIN(1799-1801) Berputra :

1. Sultan Muhammad Shafiuddin

2. Sultan Muhammad Ishaq Zainul Muttaqin (1801-1802)

3. Sultan Wakil Pangeran Natawijaya (1802-1803)

4. Sultan Agilludin (Sultan Aliyuddin II) (1803-1808)

5. Sultan Wakil Pangeran Suramanggala (1808-1809)

6 .Sultan Muhammad Syafiuddin (1809-1813)

7. Sultan Muhammad Rafiuddin (1813-1820)

KESULTANAN BANTEN


Sekilas sejarah Kesultanan Banten berawal ketika Kesultanan Demak memperluas pengaruhnya ke daerah barat. Pada tahun 1524/1525, Sunan Gunung Jati bersama pasukan Demak merebut pelabuhan Banten dari kerajaan Sunda, dan mendirikan Kesultanan Banten yang berafiliasi ke Demak. Menurut sumber Portugis, sebelumnya Banten merupakan salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Sunda Kalapa dan Cimanuk.

Anak dari Sunan Gunung Jati (Sultan Maulana Hasanudin, memerintah 1552-1570) menikah dengan seorang putri dari Sultan Trenggono dan melahirkan dua orang anak. Anak yang pertama bernama Maulana Yusuf (memerintah 1570-1580). Sedangkan anak kedua menikah dengan anak dari Ratu Kali Nyamat dan menjadi Penguasa Jepara.

Kesultanan Banten dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial Inggris. Pada tahun itu, Sultan Muhamad Syafiuddin dilucuti dan dipaksa turun takhta oleh Thomas Stamford Raffles. Tragedi ini menjadi klimaks dari penghancuran Surasowan oleh Gubernur-Jenderal Belanda, Herman William Daendels tahun 1808.


Area Reruntuhan Kraton Kaibon
Area bekas Kraton Kaibon Banten Lama menurut GoogleEarth.

ISTANA KAIBON

Selain Istana Surosowan, Mesjid Agung Banten dan Benteng Speelwijk, kompleks wisata Banten lama masih memiliki sebuah bangunan tua bersejarah lagi yakni Istana Kaibon. Ditinjau dari namanya (Kaibon = Keibuan), istana ini dibangun untuk ibunda Sultan Syafiudin, Ratu Aisyah mengigat pada waktu itu, sebagai sultan ke 21 dari kerajaan Banten, Sultan Syaifusin masih sangat muda (masih berumur 5 tahun) untuk memegang tampuk pemerintahan.
Dalam sejarah, Istana Keraton Kaibon ini dihancurkan oleh pemerintah belanda pada tahun 1832.

Berbeda dengan kondisi Istana Surosowan yang boleh dibilang "rata" dengan tanah yang dihancurkan pada masa Daendels. Pada Istana Kaibon seluas kurang lebih 1,2 hektar ini, masih tersisa gerbang dan pintu-pintu besar yang ada dalam kompleks istana. Pada Istana Kaibon, setidaknya pengunjung masih bisa melihat sebagin dari struktur bangunan yang masih tegak berdiri. Sebuah pintu berukuran besar yang dikenal dengan nama Pintu Paduraksa (khas bugis) dengan bagian atasnya yang tersambung, tampak masih bisa dilihat secara utuh. Deretan candi bentar khas banten yang merupakan gerbang bersayap juga masih bisa dinikmati di lokasi ini.

Di bagian lain, sebuah ruangan persegi empat dengan bagian dasarnya yang lebih rendah atau menjorok ke dalam tanah, diduga merupakan kamar dari Ratu Aisyah. Ruang yang lebih rendah ini diduga digunakan sebagai pendingin ruangan dengan cara mengalirkan air di dalamnya dan pada bagian atas baru diberi balok kayu sebagai dasar dari lantai ruangan. Bekas penyangga papan masih terlihat jelas pada dinding ruangan ini.

Arsitektur Keraton Kaibon ini memang sungguh unik karena sekeliling keraton sesungguhnya adalah saluran air. Artinya bahwa keraton ini benar-benar dibangun seolah-olah di atas air. Semua jalan masuk dari depan maupun belakang ternyata memang benar-benar harus melalui jalan air. Dan meskipun keraton ini memang didesain sebagai tempat tinggal Ibunda raja, tampak bahwa ciri-ciri bangunan keislamannya tetap ada; karena ternyata bangunan inti keraton ini adalah sebuah mesjid dengan pilar-pilar tinggi yang sangat megah dan anggun. Dan kalau mau ditarik dan ditelusuri jalur air ini memang menghubungkan laut, sehingga dapat dibayangkan betapa indahnya tata alur jalan menuju keraton ini pada waktu itu.


(sumber: Navigasi.net, dan id.wikipedia.org )





Jembatan lama & baru




Domba-domba




Sisi Timur (1)




Sisi Timur (2)




Sisi Selatan




Gapura Paduraksa




Si Jago




Gunung nan cantik




Sisi Utara (1)




Sisi Utara (2)




Sisi Utara (3)




Sisi Utara (4)




Sisi Utara (5)




Gerbang Bentar Utara




Sisi Utara (6)




Meniti tembok tua




Gerbang Bentar Barat




Pelabuhan tua Karangwatu

 
::: Template e Layout by Blografando ::: Distribuito da Adelebox :::