tag:blogger.com,1999:blog-31128414843285420752024-03-05T12:20:50.906-08:00INNA AULIYA ALLAH LA HOUFUN ALAIHIM WALAHUM YAHZANUNSESUNGGUHNYA PARA AULIYA/KEKASIH ALLAH MEREKA TIDAK TAKUT DAN TIDAK CEMAS.ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.comBlogger23125tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-78125036325172671362009-09-25T23:44:00.000-07:002009-09-25T23:46:17.250-07:00<div style="text-align: justify;" id="contentBerita"> <p> <span style="font-size: 14pt; color: rgb(0, 128, 128);"> KH Dimyati Banten Meninggal Dunia</span><br /><span style="font-size: 8pt; color: rgb(255, 153, 0);"><br /></span> </p> <p>Jakarta, <strong>NU Online<br /></strong>Kyai kharismatik Banten, KH Dimyati (78) yang memimpin Pondok Pesantren Cidahu di Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang Banten, Jumat dini hari meninggal dunia, di kediamannya di Kampung Cidahu.</p> <p>Salah seorang kerabat almarhum, H Murtado kepada wartawan, usai pemakaman almarhum, Jumat sore mengatakan, beberapa jam sebelum meninggal, kyai yang sering dikunjungi pejabat negara ini sempat memimpin pengajian bersama santri-santrinya sampai pukul tiga pagi. </p> <p>"Sekitar pukul tiga pagi, kyai kemudian masuk ke kamarnya. Namun, setelah itu Abah (panggilan kyai Dimyati) tidak keluar lagi," kata dia.</p> <p>Setelah diperiksa, menurutnya, Abah didapati terbaring di tempat tidur, dan sudah meninggal dunia.</p> <p>Kabar meninggalnya Dimyati kemudian disebarkan ke kyai yang lain, dan sampai pula ke beberapa pejabat negara, termasuk Wakil Presiden Hamzah Haz yang khabarnya secara khusus mengucapkan bela sungkawa. </p> <p>"Saya sudah dihubungi Pak Hamzah dan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letjen TNI Darsono yang mengucapkan rasa duka citanya yang mendalam," ujar Murtado.</p> <p>Sementara itu, menurut KH Sangadiah MA, salah seorang penasehat Nahdlatul Ulama (NU) Banten, selama hidupnya, Kyai Dimyati sering dikunjungi para pejabat dan mantan pejabat negara, antara lain BJ Habibie, Hamzah Haz, Akbar Tanjung, Siti Hardianti Rukmana (Tutut), dan mantan presiden Soeharto. </p> <p>"Bahkan Gus Dur saat masih menjabat presiden rela menunggu almarhum selama dua jam hanya untuk bertemu. Almarhum memang sering dimintai pandangannya oleh para pejabat. Tapi ia tidak mau menerima apapun pemberian dari para pejabat itu," katanya. </p> <p>Buktinya, jelas KH Sangadiah, Kyai Dimyati pernah mengembalikan dana bantuan dari BJ Habibe. Begitu juga bantuan-bantuan dari Tutut, anak mantan presiden Soeharto, dan para pejabat lainnya.</p> <p>"Kita sangat kehilangan, mudah-mudahan semua langkah yang ditempuh almarhum dapat dicontoh oleh ulama-ulama lainnya," ujarnya. </p> <p>Almarhum yang meninggalkan empat orang istri dan delapan orang anak itu, dimakamkan di pemakanan keluarganya, di Cidahu, Jumat sore sekitar pukul 15.30 WIB.(mkf)</p> <p> </p> </div>ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-24286414092993433052009-09-22T02:52:00.000-07:002009-09-22T02:56:22.098-07:00ROBIATUL ADAWIYAH<div style="text-align: justify;">Suatu ketika, Rabiah al-Adawiyah makan bersama dengan keluarganya. Sebelum menyantap hidangan makanan yang tersedia, Rabi’ah memandang ayahnya seraya berkata, “Ayah, yang haram selamanya tak akan menjadi halal. Apalagi karena ayah merasa berkewajiban memberi nafkah kepada kami.” Ayah dan ibunya terperanjat mendengar kata-kata Rabi’ah. Makanan yang sudah di mulut akhirnya tak jadi dimakan. Ia pandang Rabi’ah dengan pancaran sinar mata yang lembut, penuh kasih. Sambil tersenyum, si ayah lalu berkata, “Rabi’ah, bagaimana pendapatmu, jika tidak ada lagi yang bisa kita peroleh kecuali barang yang haram?” Rabi’ah menjawab: “Biar saja kita menahan lapar di dunia, ini lebih baik daripada kita menahannya kelak di akhirat dalam api neraka.” Ayahnya tentu saja sangat heran mendengar jawaban Rabi’ah, karena jawaban seperti itu hanya didengarnya di majelis-majelis yang dihadiri oleh para sufi atau orang-orang saleh. Tidak terpikir oleh ayahnya, bahwa Rabi’ah yang masih muda itu telah memperlihatkan kematangan pikiran dan memiliki akhlak yang tinggi (Abdul Mu’in Qandil).<br /><br />Penggalan kisah di atas sebenarnya hanya sebagian saja dari kemuliaan akhlak Rabi’ah al-Adawiyah, seorang sufi wanita yang nama dan ajaran-ajarannya telah memberi inspirasi bagi para pecinta Ilahi. Rabi’ah adalah seorang sufi legendaries. Sejarah hidupnya banyak diungkap oleh berbagai kalangan, baik di dunia sufi maupun akademisi. Rabi’ah adalah sufi pertama yang memperkenalkan ajaran Mahabbah (Cinta) Ilahi, sebuah jenjang (maqam) atau tingkatan yang dilalui oleh seorang salik (penempuh jalan Ilahi). Selain Rabi’ah al-Adawiyah, sufi lain yang memperkenalkan ajaran mahabbah adalah Maulana Jalaluddin Rumi, sufi penyair yang lahir di Persia tahun 604 H/1207 M dan wafat tahun 672 H/1273 M. Jalaluddin Rumi banyak mengenalkan konsep Mahabbah melalui syai’ir-sya’irnya, terutama dalam Matsnawi dan Diwan-i Syam-I Tabriz.<br /><br />Sepanjang sejarahnya, konsep Cinta Ilahi (Mahabbatullah) yang diperkenalkan Rabi’ah ini telah banyak dibahas oleh berbagai kalangan. Sebab, konsep dan ajaran Cinta Rabi’ah memiliki makna dan hakikat yang terdalam dari sekadar Cinta itu sendiri. Bahkan, menurut kaum sufi, Mahabbatullah tak lain adalah sebuah maqam (stasiun, atau jenjang yang harus dilalui oleh para penempuh jalan Ilahi untuk mencapai ridla Allah dalam beribadah) bahkan puncak dari semua maqam. Hujjatul Islam Imam al-Ghazali misalnya mengatakan, “Setelah Mahabbatullah, tidak ada lagi maqam, kecuali hanya merupakan buah dari padanya serta mengikuti darinya, seperti rindu (syauq), intim (uns), dan kepuasan hati (ridla)”.<br /><br />Rabi’ah telah mencapai puncak dari maqam itu, yakni Mahabbahtullah. Untuk menjelaskan bagaimana Cinta Rabi’ah kepada Allah, tampaknya agak sulit untuk didefinisikan dengan kata-kata. Dengan kata lain, Cinta Ilahi bukanlah hal yang dapat dielaborasi secara pasti, baik melalui kata-kata maupun simbol-simbol. Para sufi sendiri berbeda-beda pendapat untuk mendefinisikan Cinta Ilahi ini. Sebab, pendefinisian Cinta Ilahi lebih didasarkan kepada perbedaan pengalaman spiritual yang dialami oleh para sufi dalam menempuh perjalanan ruhaninya kepada Sang Khalik. Cinta Rabi’ah adalah Cinta spiritual (Cinta qudus), bukan Cinta al-hubb al-hawa (cinta nafsu) atau Cinta yang lain. Ibnu Qayyim al-Jauziyah (691-751 H) membagi Cinta menjadi empat bagian.<br /><br />Pertama, mencintai Allah. Dengan mencintai Allah seseorang belum tentu selamat dari azab Allah, atau mendapatkan pahala-Nya, karena orang-orang musyrik, penyembah salib, Yahudi, dan lain-lain juga mencintai Allah.<br />Kedua, mencintai apa-apa yang dicintai Allah. Cinta inilah yang dapat menggolongkan orang yang telah masuk Islam dan mengeluarkannya dari kekafiran. Manusia yang paling Cintai adalah yang paling kuat dengan cinta ini.<br />Ketiga, Cinta untuk Allah dan kepada Allah. Cinta ini termasuk perkembangan dari mencintai apa-apa yang dicintai Allah.<br />Keempat, Cinta bersama Allah. Cinta jenis ini syirik. Setiap orang mencintai sesuatu bersama Allah dan bukan untuk Allah, maka sesungguhnya dia telah menjadikan sesuatu selain Allah. Inilah cinta orang-orang musyrik.<br /><br />Pokok ibadah, menurut Ibnu Qayyim, adalah Cinta kepada Allah, bahkan mengkhususkan hanya Cinta kepada Allah semata. Jadi, hendaklah semua Cinta itu hanya kepada Allah, tidak mencintai yang lain bersamaan mencintai-Nya. Ia mencintai sesuatu itu hanyalah karena Allah dan berada di jalan Allah.<br /><br />Cinta sejati adalah bilamana seluruh dirimu akan kau serahkan untukmu Kekasih (Allah), hingga tidak tersisa sama sekali untukmu (lantaran seluruhnya sudah engkau berikan kepada Allah) dan hendaklah engkau cemburu (ghirah), bila ada orang yang mencintai Kekasihmu melebihi Cintamu kepada-Nya. Sebuah sya’ir mengatakan:<br /><br />Aku cemburu kepada-Nya,<br />Karena aku Cinta kepada-Nya,<br />Setelah itu aku teringat akan kadar Cintaku,<br />Akhirnya aku dapat mengendalikan cemburuku<br /><br />Oleh karena itu, setiap Cinta yang bukan karena Allah adalah bathil. Dan setiap amalan yang tidak dimaksudkan karena Allah adalah bathil pula. Maka dunia itu terkutuk dan apa yang ada di dalamnya juga terkutuk, kecuali untuk Allah dan Rasul-Nya<br /><br />Rabi’ah adalah anak keempat dari empat saudara. Semuanya perempuan. Ayahnya menamakan Rabi’ah, yang artinya “empat”, tak lain karena ia merupakan anak keempat dari keempat saudaranya itu. Pernah suatu ketika ayahnya berdoa agar ia dikaruniai seorang anak laki-laki. Keinginan untuk memperoleh anak laki-laki ini disebabkan karena keluarga Rabi’ah bukanlah termasuk keluarga yang kaya raya, tapi sebaliknya hidup serba kekurangan dan penuh penderitaan. Setiap hari ayahnya kerap memeras keringat untuk menghidupi keluarganya, sementara anak-anaknya saat itu masih terbilang kecil-kecil. Apalagi dengan kehadiran Rabi’ah, beban penderitaan ayahnya pun dirasakan semakin bertambah berat, sehingga bila kelak dikaruniai anak laki-laki, diharapkan beban penderitaan itu akan berkurang karena anak laki-laki bisa melindungi seluruh keluarganya. Atau paling tidak bisa membantu ayahnya untuk mencari penghidupan.<br /><br />Sekalipun keluarganya berada dalam kehidupan yang serba kekurangan, namun ayah Rabi’ah selalu hidup zuhud dan penuh kesalehan. Begitu pun Rabi’ah, yang meskipun sejak kecil hingga dewasanya hidup serba kekurangan, namun ia sama sekali tidak menciutkan hatinya untuk terus beribadah kepada Allah. Sebaliknya, kepapaan keluarganya ia jadikan sebagai kunci untuk memasuki dunia sufi, yang kemudian melegendakan namanya sebagai salah seorang martir sufi wanita di antara deretan sejarah para sufi.<br /><br />Rabi’ah memang tidak mewarisi karya-karya sufistik, termasuk sya’ir-sya’ir Cinta Ilahinya yang kerap ia senandungkan. Namun begitu, Sya’ir-sya’ir sufistiknya justru banyak dikutip oleh para penulis biografi Rabi’ah, antara lain J. Shibt Ibnul Jauzi (w. 1257 M) dengan karyanya Mir’at az-Zaman (Cermin Abad Ini), Ibnu Khallikan (w. 1282 M) dengan karyanya Wafayatul A’yan (Obituari Para Orang Besar), Yafi’I asy-Syafi’i (w. 1367 M) dengan karyanya Raudl ar-Riyahin fi Hikayat ash-Shalihin (Kebun Semerbak dalam Kehidupan Para Orang Saleh), dan Fariduddin Aththar (w. 1230 M) dengan karyanya Tadzkirat al-Auliya’ (Memoar Para Wali).<br /><br />Dari sekian banyak penulis biografi Rabi’ah, Tadzkirat al-Awliya’ karya Fariduddin Aththar tampaknya dianggap sebagai buku biografi yang paling mendekati kehidupan Rabi’ah, terutama ketika awal-awal Rabi’ah akan lahir di tengah keluarga yang sangat miskin itu (tapi ada yang menyebutkan bahwa keluarga Rabi’ah sebenarnya termasuk keturunan bangsawan). Riwayat Aththar, yang dikutip Margaret Smith dalam bukunya Rabi’a the Mystic & Her Fellow-Saints in Islam (sebuah disertasi, terbitan Cambridge University Press, London, 1928), antara lain banyak mengungkap sisi-sisi kehidupan Rabi’ah sejak kecil hingga dewasanya.<br /><br />Diceritakan, sewaktu bayi Rabi’ah lahir malam hari, di rumahnya sama sekali tidak ada minyak sebagai bahan untuk penerangan, termasuk kain pembungkus untuk bayi Rabi’ah. Karena tak ada alat penerangan, ibunya lalu meminta sang suami, Ismail, untuk mencari minyak di rumah tetangga. Namun, karena suaminya terlanjur berjanji untuk tidak meminta bantuan pada sesama manusia (kecuali pada Tuhan), Ismail pun terpaksa pulang dengan tangan hampa. Saat Ismail tertidur untuk menunggui putri keempatnya yang baru lahir tersebut, ia kemudian bermimpi didatangi oleh Nabi Muhammad Saw dan bersabda: “Janganlah bersedih hati, sebab anak perempuanmu yang baru lahir ini adalah seorang suci yang agung, yang pengaruhnya akan dianut oleh 7.000 umatku.” Nabi kemudian bersabda lagi: “Besok kirimkan surat kepada Isa Zadzan, Amir kota Basrah, ingatkanlah kepadanya bahwa ia biasanya bershalawat seratus kali untukku dan pada malam Jum’at sebanyak empat ratus kali, tetapi malam Jum’at ini ia melupakanku, dan sebagai hukumannya ia harus membayar denda kepadamu sebanyak empat ratus dinar.”<br /><br />Ayah Rabi’ah kemudian terbangun dan menangis. Tak lama, ia pun menulis surat dan mengirimkannya kepada Amir kota Basrah itu yang dititipkan kepada pembawa surat pemimpin kota itu. Ketika Amir selesai membaca surat itu, ia pun berkata: “Berikan dua ribu dinar ini kepada orang miskin itu sebagai tanda terima kasihku, sebab Nabi telah mengingatkanku untuk memberi empat ratus dinar kepada orang tua itu dan katakanlah kepadanya bahwa aku ingin agar ia menghadapku supaya aku dapat bertemu dengannya. Tetapi aku rasa tidaklah tepat bahwa orang seperti itu harus datang kepadaku, akulah yang akan datang kepadanya dan mengusap penderitaannya dengan janggutku.”<br /><br />Aththar juga menceritakan mengenai nasib malang yang menimpa keluarga Rabi’ah. Saat Rabi’ah menginjak dewasa, ayah dan ibunya kemudian meninggal dunia. Jadilah kini ia sebagai anak yatim piatu. Penderitaan Rabi’ah terus bertambah, terutama setelah kota Basrah dilanda kelaparan hebat. Rabi’ah dan suadara-saudaranya terpaksa harus berpencar, sehingga ia harus menanggung beban penderitaan itu sendirian.<br /><br />Suatu hari, ketika sedang berejalan-jalan di kota Basrah, ia berjumpa dengan seorang laki-laki yang memiliki niat buruk. Laki-laki itu lalu menarik Rabi’ah dan menjualnya sebagai seorang budak seharga enam dirham kepada seorang laki-laki. Dalam statusnya sebagai budak, Rabi’ah benar-benar diperlakukan kurang manusiawi. Siang malam tenaga Rabi’ah diperas tanpa mengenal istirahat. Suatu ketika, ada seorang laki-laki asing yang datang dan melihat Rabi’ah tanpa mengenakan cadar. Ketika laki-laki itu mendekatinya, Rabi’ah lalu meronta dan kemudian jatuh terpeleset. Mukanya tersungkur di pasir panas dan berkata: “Ya Allah, aku adalah seorang musafir tanpa ayah dan ibu, seorang yatim piatu dan seorang budak. Aku telah terjatuh dan terluka, meskipun demikian aku tidak bersedih hati oleh kejadian ini, hanya aku ingin sekali ridla-Mu. Aku ingin sekali mengetahui apakah Engkau Ridla terhadapku atau tidak.” Setelah itu, ia mendengar suara yang mengatakan, “Janganlah bersedih, sebab pada saat Hari Perhitungan nanti derajatmu akan sama dengan orang-orang yang terdekat dengan Allah di dalam surga.”<br /><br />Setelah itu, Rabi’ah kembali pulang pada tuannya dan tetap menjalankan ibadah puasa sambil melakukan pekerjaannya sehari-hari. Konon, dalam menjalankan ibadah itu, ia sanggup berdiri di atas kakinya hingga siang hari.<br /><br />Pada suatu malam, tuannya sempat terbangun dari tidurnya dan dari jendela kamarnya ia melihat Rabi’ah sedang sujud beribadah. Dalam shalatnya Rabi’ah berdoa, “Ya Allah, ya Tuhanku, Engkau-lah Yang Maha Mengetahui keinginan dalam hatiku untuk selalu menuruti perintah-perintah-Mu. Jika persoalannya hanyalah terletak padaku, maka aku tidak akan henti-hentinya barang satu jam pun untuk beribadah kepada-Mu, ya Allah. Karena Engkau-lah yang telah menciptakanku.” Tatkala Rabi’ah masih khusyuk beribadah, tuannya tampak melihat ada sebuah lentera yang tergantung di atas kepala Rabi’ah tanpa ada sehelai tali pun yang mengikatnya. Lentera yang menyinari seluruh rumah itu merupakan cahaya “sakinah” (diambil dari bahasa Hebrew “Shekina”, artinya cahaya Rahmat Tuhan) dari seorang Muslimah suci.<br /><br />Melihat peristiwa aneh yang terjadi pada budaknya itu, majikan Rabi’ah tentu saja merasa ketakutan. Ia kemudian bangkit dan kembali ke tempat tidurnya semula. Sejenak ia tercenung hingga fajar menyingsing. Tak lama setelah itu ia memanggil Rabi’ah dan bicara kepadanya dengan baik-baik seraya membebaskan Rabi’ah sebagai budak. Rabi’ah pun pamitan pergi dan meneruskan pengembaraannya di padang pasir yang tandus.<br /><br />Dalam pengembaraannya Rabi’ah berkeinginan sekali untuk pergi ke Mekkah menunaikan ibadah haji. Akhirnya, ia berangkat juga dengan ditemani seekor keledai sebagai pengangkut barang-barangnya. Sayangnya, belum lagi perjalanan ke Mekkah sampai, keledai itu tiba-tiba mati di tengah jalan. Ia kemudian berjumpa dengan serombongan kafilah dan mereka menawarkan kepada Rabi’ah untuk membawakan barang-barang miliknya. Namun, tawaran itu ditolaknya baik-baik dengan alasan tak ingin meminta bantuan kepada bukan selain Tuhannya. Ia hanya percaya pada bantuan Allah dan tidak percaya pada makhluk ciptaan-Nya.<br /><br />Orang-orang itu pun memahami keinginan Rabi’ah, sehingga mereka meneruskan perjalanannya. Rabi’ah terdiam dan kemudian menundukkan kepalanya sambil berdoa, “Ya Allah, apalagi yang akan Engkau lakukan dengan seorang perempuan asing dan lemah ini? Engkau-lah yang memanggilku ke rumah-Mu (Ka’bah), tetapi di tengah jalan Engkau mengambil keledaiku dan membiarkan aku seorang diri di tengah padang pasir ini.”<br /><br />Setelah asyik bermunajat, di depan Rabi’ah tampak keledai yang semula mati itu pun hidup kembali. Rabi’ah tentu saja gembira karena bisa meneruskan perjalannya ke Mekkah.<br /><br />Dalam cerita yang berbeda disebutkan, saat Rabi’ah berada di tengah padang pasir, ia berdoa, “Ya Allah, ya Tuhanku. Hatiku ini merasa bingung sekali, ke mana aku harus pergi? Aku hanyalah debu di atas bumi ini dan rumah itu (Ka’bah) hanyalah sebuah batu bagiku. Tampakkanlah wajah-Mu di tempat yang mulia ini.” Bgeitu ia berdoa sehingga muncul suara Allah dan langsung masuk ke dalam hatinya tanpa ada jarak, “Wahai Rabi’ah, ketika Musa ingin sekali melihat wajah-Ku, Aku hancurkan Gunung Sinai dan terpecah menjadi empat puluh potong. Tetaplah berada di situ dengan Nama-Ku.”<br /><br />Diceritakan pula, saat Rabi’ah dalam perjalanannya ke Mekkah, tiba-tiba di tengah ia melihat Ka’bah datang menghampiri dirinya. Rabi’ah lalu berkata, “Tuhanlah yang aku rindukan, apakah artinya rumah ini bagiku? Aku ingin sekali bertemu dengan-Nya yang mengatakan, ‘Barangsiapa yang mendekati Aku dengan jarak sehasta, maka Aku akan berada sedekat urat nadinya.’ Ka’bah yang aku lihat ini tidak memiliki kekuatan apa pun terhadap diriku, kegembiraan apa yang aku dapatkan apabila Ka’bah yang indah ini dihadapkan pada diriku?” Singkat cerita, sekembalinya Rabi’ah dari menunaikan ibadah haji di Mekkah, ia kemudian menetap di Basrah dan mengabdikan seluruh hidupnya untuk beribadah kepada Allah seraya melakukan perbuatan-perbuatan mulia.<br /><br />Sebagaimana yang banyak ditulis dalam biografi Rabi’ah al-Adawiyah, wanita suci ini sama sekali tidak memikirkan dirinya untuk menikah. Sebab, menurut Rabi’ah, jalan tidak menikah merupakan tindakan yang tepat untuk melakukan pencarian Tuhan tanpa harus dibebani oleh urusan-urusan keduniawian. Padahal, tidak sedikit laki-laki yang berupaya untuk mendekati Rabi’ah dan bahkan meminangnya. Di antaranya adalah Abdul Wahid bin Zayd, seorang sufi yang zuhud dan wara. Ia juga seorang teolog dan termasuk salah seorang ulama terkemuka di kota Basrah.<br /><br />Suatu ketika, Abdul Wahid bin Zayd sempat mencoba meminang Rabi’ah. Tapi lamaran itu ditolaknya dengan mengatakan, “Wahai laki-laki sensual, carilah perempuan sensual lain yang sama dengan mereka. Apakah engkau melihat adanya satu tanda sensual dalam diriku?”<br /><br />Laki-laki lain yang pernah mengajukan lamaran kepada Rabi’ah adalah Muhammad bin Sulaiman al-Hasyimi, seorang Amir Abbasiyah dari Basrah (w. 172 H). Untuk berusaha mendapatkan Rabi’ah sebagai istrinya, laki-laki itu sanggup memberikan mahar perkawinan sebesar 100 ribu dinar dan juga memberitahukan kepada Rabi’ah bahwa ia masih memiliki pendapatan sebanyak 10 ribu dinar tiap bulan. Tetapi dijawab oleh Rabi’ah, ”Aku sungguh tidak merasa senang bahwa engkau akan menjadi budakku dan semua milikmu akan engkau berikan kepadaku, atau engkau akan menarikku dari Allah meskipun hanya untuk beberapa saat.”<br /><br />Dalam kisah lain disebutkan, ada laki-laki sahabat Rabi’ah bernama Hasan al-Bashri yang juga berniat sama untuk menikahi Rabi’ah. Bahkan para sahabat sufi lain di kota itu mendesak Rabi’ah untuk menikah dengan sesama sufi pula. Karena desakan itu, Rabi’ah lalu mengatakan, “Baiklah, aku akan menikah dengan seseorang yang paling pintar di antara kalian.” Mereka mengatakan Hasan al-Bashri lah orangnya.” Rabi’ah kemudian mengatakan kepada Hasan al-Bashri, “Jika engkau dapat menjawab empat pertanyaanku, aku pun akan bersedia menjadi istrimu.” Hasan al-Bashri berkata, “Bertanyalah, dan jika Allah mengizinkanku, aku akan menjawab pertanyaanmu.”<br /><br />“Pertanyaan pertama,” kata Rabi’ah, “Apakah yang akan dikatakan oleh Hakim dunia ini saat kematianku nanti, akankah aku mati dalam Islam atau murtad?” Hasan menjawab, “Hanya Allah Yang Maha Mengetahui yang dapat menjawab.”<br /><br />“Pertanyaan kedua, pada waktu aku dalam kubur nanti, di saat Malaikat Munkar dan Nakir menanyaiku, dapatkah aku menjawabnya?” Hasan menjawab, “Hanya Allah Yang Maha Mengetahui.”<br /><br />“Pertanyaan ketiga, pada saat manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar di Hari Perhitungan (Yaumul Hisab) semua nanti akan menerima buku catatan amal di tangan kanan dan di tangan kiri. Bagaimana denganku, akankah aku menerima di tangan kanan atau di tangan kiri?” Hasan kembali menjawab, “Hanya Allah Yang Maha Tahu.”<br /><br />“Pertanyaan terakhir, pada saat Hari Perhitungan nanti, sebagian manusia akan masuk surga dan sebagian lain masuk neraka. Di kelompok manakah aku akan berada?” Hasan lagi-lagi menjawab seperti jawaban semula bahwa hanya Allah saja Yang Maha Mengetahui semua rahasia yang tersembunyi itu.<br /><br />Selanjutnya, Rabi’ah mengatakan kepada Hasan al-Bashri, “Aku telah mengajukan empat pertanyaan tentang diriku, bagaiman aku harus bersuami yang kepadanya aku menghabiskan waktuku dengannya?” Dalam penolakannya itu pula, Rabi’ah lalu menyenandungkan sebuah sya’ir yang cukup indah.<br /><br />Damaiku, wahai saudara-saudaraku,<br />Dalam kesendirianku,<br />Dan kekasihku bila selamanya bersamaku,<br />Karena cintanya itu,<br />Tak ada duanya,<br />Dan cintanya itu mengujiku,<br />Di antara keindahan yang fana ini,<br />Pada saat aku merenungi Keindahan-Nya,<br />Dia-lah “mirabku”, Dia-lah “kiblatku”,<br />Jika aku mati karena cintaku,<br />Sebelum aku mendapatkan kepuasaanku,<br />Amboi, alangkah hinanya hidupku di dunia ini,<br />Oh, pelipur jiwa yang terbakar gairah,<br />Juangku bila menyatu dengan-Mu telah melipur jiwaku,<br />Wahai Kebahagiaanku dan Hidupku selamanya,<br />Engkau-lah sumber hidupku,<br />Dan dari-Mu jua datang kebahagiaanku,<br />Telah kutanggalkan semua keindahan fana ini dariku,<br />Harapku dapat menyatu dengan-Mu,<br />Karena itulah hidup kutuju.<br /><br />Begitulah, meskipun sebagai manusia, Rabi’ah tak pernah tergoda sedikit pun oleh berbagai keindahan dunia fana. Sampai wafatnya, ia hanya lebih memilih Allah sebagai Kekasih sejatinya semata ketimbang harus bercinta dengan sesama manusia. Meskipun demikian, disebutkan bahwa Rabi’ah memiliki sejumlah sahabat pria, dan sangat sedikit sekali ia bersahabat dengan kaum perempuan. Di antara sahabat-sahabat Rabi’ah yang cukup dekat misalnya Dzun Nun al-Mishri, seorang sufi Mesir yang memperkenalkan ajaran doktrin ma’rifat. Sufi ini meninggal pada tahun 856 M dan sempat bersahabat dengan Rabi’ah selama kurang lebih setengah abad. Bahkan ada yang menyebutkan bahwa pertemuan antara Dzun Nun al-Mishri dengan Rabi’ah ini terjadi sejak awal-awal usianya.<br /><br />Di kalangan para sahabat sufi-nya itu, Rabi’ah banyak sekali berdiskusi dan berbincang tentang Kebenaran, baik siang maupun malam. Salah seorang sahabat Rabi’ah, Hasan al-Bashri, misalnya menceritakan: “Aku lewati malam dan siang hari bersama-sama dengan Rabi’ah, berdiskusi tentang Jalan dan Kebenaran, dan tak pernah terlintas dalam benakku bahwa aku adalah seorang laki-laki dan begitu juga Rabi’ah, tak pernah ada dalam pikirannya bahwa ia seorang perempuan, dan akhirnya aku menengok dalam diriku sendiri, baru kusadari bahwa diriku tak memiliki apa-apa, yaitu secara spiritual aku tidak berharga, Rabi’ah-lah yang sesungguhnya sejati.<br /><br />Dalam kisah lain, diceritakan bahwa pada suatu hari Rabi’ah melewati lorong rumah Hasan al-Bashri. Hasan melihatnya melalui jendela dan menangis, hingga air matanya jatuh menetes mengenai jubah Rabi’ah. Ia menengadah ke atas, dan berpikir bahwa hari tidaklah hujan, dan ketika ia menyadari bahwa itu air mata sahabatnya, lalu dihampirinya sahabat yang sedang menangis tersebut seraya berkata, “Wahai guruku, air itu hanyalah air mata kesombongan diri saja dan bukan akibat dari melihat ke dalam hatimu, di mana dalam hatimu air itu akan membentuk sungai yang di dalamnya tidak akan engkau dapati lagi hatimu, kecuali ia telah bersama dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.” Setelah mendengar kata-kata Rabi’ah itu, Hasan tampak hanya bisa berdiam diri.<br /><br />Di kalangan para sahabatnya, kehidupan Rabi’ah dirasakan banyak memberi manfaat. Hal ini dikarenakan Rabi’ah banyak sekali memperhatikan kehidupan mereka. Perhatian Rabi’ah yang cukup besar kepada para sahabatnya itu, misalnya saja dibuktikan dengan kisah sebagai berikut: Suatu ketika, ada seorang laki-laki yang meminta agar Rabi’ah mendoakan untuk dirinya. Tapi permohonan itu dibalas oleh Rabi’ah dengan rasa rendah hati, “Wahai, siapakah diriku ini? Turutlah perintah Allah dan berdoalah kepada-Nya, sebab Dia akan menjawab semua doa bila engkau memohonnya.”<br /><br /><br />Ke-zuhud-an Rabi’ah al-Adawiyah<br /><br />Sebagaimana diungkapkan terdahulu, Rabi’ah sejak kecil sudah memiliki karakter yang tidak begitu banyak memperhatikan kehidupan duniawi. Hidupnya sederhana dan sangat besar hati-hatinya terhadap makanan apapun yang masuk ke dalam perutnya. Bahkan saking zuhudnya, Rabi’ah sering menolak setiap bantuan yang datang dari para sahabatnya, tetapi sebaliknya Rabi’ah malah menyibukkan diri untuk melayani Tuhannya. Selepas dirinya dari perbudakan, Rabi’ah memilih hidup menyendiri di sebuah gubuk sederhana di kota Basrah tempat kelahirannya. Ia meninggalkan kehidupan duniawi dan hidup hanya untuk beribadah kepada Allah.<br /><br />Tampaknya, keinginan untuk hidup zuhud dari kehidupan duniawi ini benar-benar ia jalankan secara konsisten. Pernah misalnya Al-Jahiz, seorang sufi generasi tua, menceritakan bahwa beberapa dari sahabatnya mengatakan kepada Rabi’ah, “Andaikan kita mengatakan kepada salah seorang keluargamu, pasti mereka akan memberimu seorang budak, yang akan melayani kebutuhanmu di rumah ini.” Tetapi ia menjawab, “Sungguh, aku sangat malu meminta kebutuhan duniawi kepada Pemilik dunia ini, bagaimana aku harus meminta kepada yang bukan memiliki dunia ini?” Tiba-tiba terdengar suara mengatakan:<br /><br />“Jika engkau menginginkan dunia ini, maka akan Aku berikan semua dan Aku berkahi, tetapi Aku akan menyingkir dari dalam kalbumu, sebab Aku tak mungkin berada di dalam kalbu yang memiliki dunia ini. Wahai Rabi’ah, Aku mempunyai Kehendak dan begitu juga denganmu. Aku tidak mungkin menggabungkan dua kehendak itu di dalam satu kalbu.”<br /><br />Rabi’ah kemudian mengatakan, “Ketika mendengar peringatan itu, kutanggalkan hati ini dari dunia dan kuputuskan harapan duniawiku selama tiga puluh tahun. Aku salat seakan-akan ini terkahir kalinya, dan pada siang hari aku mengurung diri menjauhi makhluk lainnya, aku takut mereka akan menarikku dari diri-Nya, maka akau katakana, “Ya Tuhan, sibukkanlah hati ini dengan hanya menyebut-Mu, jangan Engkau biarkan mereka menarikku dari-Mu.”<br /><br />Sebagai seorang zahid, Rabi’ah senantiasa bermunajat kepada Allah agar dihindarkan dari ketergantungannya kepada manusia. Namun, perjalanan zuhud yang dialami Rabi’ah tampaknya tidak mudah begitu saja dilalui. Di depan, banyak tantangan dan cobaan yang harus ia hadapi. Kenyataan-kenyataan itu memang wajar, karena sebagai manusia, tak mungkin dirinya hanya bergantung kepada Allah semata. Meskipun demikian, Rabi’ah tetap berusaha untuk menghindari apapun bantuan yang datang selain dari Allah, sehingga sekalipun ia hidup dalam kemiskinan (faqr), namun kemiskinannya dianggap sebagai bagian dari kasih sayang Allah kepada Rabi’ah.<br /><br />Dalam satu kisah misalnya disebutkan, sahabatnya Malik bin Dinar pada suatu waktu mendapati Rabi’ah sedang terbaring sakit di atas tikar tua dan lusuh, serta batu bata sebagai bantal di kepalanya. Melihat pemandangan seperti itu, Malik lalu berkata pada Rabi’ah, “Aku memiliki teman-teman yang kaya dan jika engkau membutuhkan bantuan aku akan meminta kepada mereka.” Rabi’ah mengatakan, “Wahai Malik, engkau salah besar. Bukankah Yang memberi mereka dan aku makan sama?” Malik menjawab, “Ya, memang sama.” Rabi’ah mengatakan, “Apakah Allah akan lupa kepada hamba-Nya yang miskin dikarenakan kemiskinannya dan akankah Dia ingat kepada hamba-Nya yang kaya dikarenakan kekayaannya?” Malik menyahut, “Tidak.” Rabi’ah lalu kembali mengatakan, “Karena Dia mengetahui keadaanku, mengapa aku harus mengingatkan-Nya? Apa yang diinginkan-Nya, kita harus menerimanya.”<br /><br />Sikap zuhud yang ditampilkan Rabi’ah sesungguhnya tiada lain agar ia hanya lebih mencintai Allah ketimbang makhluk-makhluknya. Karena itu, hidup dalam kefakiran baginya bukanlah halangan untuk beribadah dan lebih dekat dengan Tuhannya. Dan, toh, Rabi’ah menganggap bahwa kefakiran adalah suatu takdir, yang karenanya ia harus terima dengan penuh keikhlasan. Kebahagiaan dan penderitaan, demikian menurut Rabi’ah, adalah datang dari Allah. Dan dalam perjalanannya sufistiknya itu, Rabi’ah sendiri telah melaksanakan pesan Rasulullah: “Zuhudlah engkau pada dunia, pasti Allah akan mencintaimu. Zuhudlah pada apa yang ada pada manusia, pasti manusia akan mencintaimu.”<br /><br />Cinta Ilahi Rabi’ah al-Adawiyah<br /><br />Cinta Ilahi (al-Hubb al-Ilah) dalam pandangan kaum sufi memiliki nilai tertinggi. Bahkan kedudukan mahabbah dalam sebuah maqamat sufi tak ubahnya dengan maqam ma’rifat, atau antara mahabbah dan ma’rifat merupakan kembar dua yang satu sama lain tidak bisa dipisahkan. Abu Nashr as-Sarraj ath-Thusi mengatakan, cinta para sufi dan ma’rifat itu timbul dari pandangan dan pengetahuan mereka tentang cinta abadi dan tanpa pamrih kepada Allah. Cinta itu timbul tanpa ada maksud dan tujuan apa pun.<br /><br />Apa yang diajarkan Rabi’ah melalui mahabbah-nya, sebenarnya tak berbeda jauh dengan yang diajarkan Hasan al-Bashri dengan konsep khauf (takut) dan raja’ (harapan). Hanya saja, jika Hasan al-Bahsri mengabdi kepada Allah didasarkan atas ketakutan masuk neraka dan harapan untuk masuk surga, maka mahabbah Rabi’ah justru sebaliknya. Ia mengabdi kepada Allah bukan lantaran takut neraka maupun mengharapkan balasan surga, namun ia mencinta Allah lebih karena Allah semata. Sikap cinta kepada dan karena Allah semata ini misalnya tergambar dalam sya’ir Rabi’ah sebagai berikut:<br /><br />Ya Allah, jika aku menyembah-Mu,<br />karena takut pada neraka,<br />maka bakarlah aku di dalam neraka.<br />Dan jika aku menyembah-Mu karena mengharapkan surga,<br />campakkanlah aku dari dalam surga.<br />Tetapi jika aku menyembah-Mu, demi Engkau,<br />janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajah-Mu,<br />yang Abadi kepadaku.<br /><br />Cinta Rabi’ah kepada Allah sebegitu kuat membelenggu hatinya, sehingga hatinya pun tak mampu untuk berpaling kepada selain Allah. Pernah suatu ketika Rabi’ah ditanya, “Apakah Rabi’ah tidak mencintai Rasul?” Ia menjawab, “Ya, aku sangat mencintainya, tetapi cintaku kepada Pencipta membuat aku berpaling dari mencintai makhluknya.”<br />Rabi’ah juga ditanya tentang eksistensi syetan dan apakah ia membencinya? Ia menjawab, “Tidak, cintaku kepada Tuhan tidak meninggalkan ruang kosong sedikit pun dalam diriku untuk rasa membenci syetan.”<br /><br />Allah adalah teman sekaligus Kekasih dirinya, sehingga ke mana saja Rabi’ah pergi, hanya Allah saja yang ada dalam hatinya. Ia mencintai Allah dengan sesungguh hati dan keimanan. Karena itu, ia sering jadikan Kekasihnya itu sebagai teman bercakap dalam hidup. Dalam salah satu sya’ir berikut jelas tergambar bagaimana Cinta Rbi’ah kepada Teman dan Kekasihnya itu:<br /><br />Kujadikan Engkau teman bercakap dalam hatiku,<br />Tubuh kasarku biar bercakap dengan yang duduk.<br />Jisimku biar bercengkerama dengan Tuhanku,<br />Isi hatiku hanya tetap Engkau sendiri.<br /><br />Menurut kaum sufi, proses perjalanan ruhani Rabi’ah telah sampai kepada maqam mahabbah dan ma’rifat. Namun begitu, sebelum sampai ke tahapan maqam tersebut, Rabi’ah terlebih dahulu melampaui tahapan-tahapan lain, antara lain tobat, sabar dan syukur. Tahapan-tahapan ini ia lampaui seiring dengan perwujudan Cintanya kepada Tuhan. Tapi pada tahap tertentu, Cinta Rabi’ah kepada Tuhannya seakan masih belum terpuaskan, meski hijab penyaksian telah disibakkan. Oleh karena itu, Rabi’ah tak henti-hentinya memohon kepada Kekasihnya itu agar ia bisa terus mencintai-Nya dan Dia pun Cinta kepadanya. Hal ini sesuai dengan firman Allah: “Dia mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya” (QS. 5: 59).<br /><br />Dalam kegamangannya itu, Rabi’ah tak putus-putusnya berdoa dan bermunajat kepada Allah. Bahkan dalam doanya itu ia berharap agar tetap mencintai Allah hingga Allah memenuhi ruang hatinya. Doanya:<br /><br />Tuhanku, malam telah berlalu dan<br />siang segera menampakkan diri.<br />Aku gelisah apakah amalanku Engkau terima,<br />hingga aku merasa bahagia,<br />Ataukah Engkau tolak hingga sehingga aku merasa bersedih,<br />Demi ke-Maha Kuasaan-Mu, inilah yang akan kulakukan.<br />Selama Engkau beri aku hayat,<br />sekiranya Engkau usir dari depan pintu-Mu,<br />aku tidak akan pergi karena cintaku pada-Mu,<br />telah memenuhi hatiku.<br /><br />Cinta bagi Rabi’ah telah mempesonakan dirinya hingga ia telah melupakan segalanya selain Allah. Tapi bagi Rabi’ah, Cinta tentu saja bukan tujuan, tetapi lebih dari itu Cinta adalah jalan keabadian untuk menuju Tuhan sehingga Dia ridla kepada hamba yang mencintai-Nya. Dan dengan jalan Cinta itu pula Rabi’ah berupaya agar Tuhan ridla kepadanya dan kepada amalan-amalan baiknya. Harapan yang lebih jauh dari Cintanya kepada Tuhan tak lain agar Tuhan lebih dekat dengan dirinya, dan kemudian Tuhan sanggup membukakan hijab kebaikan-Nya di dunia dan juga di akhirat kelak. Ia mengatakan, dengan jalan Cinta itu dirinya berharap Tuhan memperlihatkan wajah yang selalu dirindukannya. Dalam sya’irnya Rabi’ah mengatakan:<br /><br />Aku mencintai-Mu dengan dua macam Cinta,<br />Cinta rindu dan Cinta karena Engkau layak dicinta,<br />Dengan Cinta rindu,<br />kusibukan diriku dengan mengingat-ingat-Mu selalu,<br />Dan bukan selain-Mu.<br />Sedangkan Cinta karena Engkau layak dicinta,<br />di sanalah Kau menyingkap hijab-Mu,<br />agar aku dapat memandangmu.<br />Namun, tak ada pujian dalam ini atau itu,<br />segala pujian hanya untuk-Mu dalam ini atau itu.<br /><br />Abu Thalib al-Makki dalam mengomentari sya’ir di atas mengatakan, dalam Cinta rindu itu, Rabi’ah telah melihat Allah dan mencintai-Nya dengan merenungi esensi kepastian, dan tidak melalui cerita orang lain. Ia telah mendapat kepastian (jaminan) berupa rahmat dan kebaikan Allah kepadanya. Cintanya telah menyatu melalui hubungan pribadi, dan ia telah berada dekat sekali dengan-Nya dan terbang meninggalkan dunia ini serta menyibukkan dirinya hanya dengan-Nya, menanggalkan duniawi kecuali hanya kepada-Nya. Sebelumnya ia masih memiliki nafsu keduniawian, tetapi setelah menatap Allah, ia tanggalkan nafsu-nafsu tersebut dan Dia menjadi keseluruhan di dalam hatinya dan Dia satu-satunya yang ia cintai. Allah telah memebaskan hatinya dari keinginan duniawi, kecuali hanya diri-Nya, dan dengan ini meskipun ia masih belum pantas memiliki Cinta itu dan masih belum sesuai untuk dianggap menatap Allah pada akhirnya, hijab tersingkap sudah dan ia berada di tempat yang mulia. Cintanya kepada Allah tidak memerlukan balasan dari-Nya, meskipun ia merasa harus mencintai-Nya.<br /><br />Al-Makki melanjutkan, bagi Allah, sudah selayaknya Dia menampakkan rahmat-Nya di muka bumi ini karena doa-doa Rabi’ah (yaitu pada saat ia melintasi Jalan itu) dan rahmat Allah itu akan tampak juga di akhirat nanti (yaitu pada saat Tujuan akhir itu telah dicapainya dan ia akan melihat wajah Allah tanpa ada hijab, berhadap-hadapan). Tak ada lagi pujian yang layak bagi-Nya di sini atau di sana nanti, sebab Allah sendiri yang telah membawanya di antara dua tingkatan itu (dunia dan akhirat) (Abu Thalib al-Makki, Qut al-Qulub, 1310 H, dalam Margaret Smith, 1928).<br /><br />Rabi’ah dan menjelang hari kematiannya<br /><br />Dikisahkan, Rabi’ah telah menjalani masa hidup selama kurang lebih 90 tahun. Dan selama itu, ia hanya mengabdi kepada Allah sebagai Pencipta dirinya, hingga Malaikat Izrail menjemputnya. Tentu saja, Rabi’ah telah menjalani pula masa-masa di mana Allah selalu berada dekat dengannya. Para ulama yang mengenal dekat dengan Rabi’ah mengatakan, kehadiran Rabi’ah di dunia hingga kembalinya ke alam akhirat, tak pernah terbersit sedikit pun adanya keinginan lain kecuali hanya ta’zhim (mengagungkan) kepada Allah. Ia juga bahkan sedikit sekali meminta kepada makhluk ciptaan-Nya.<br /><br />Berbagai kisah menjelang kematian Rabi’ah menyebutkan, di antaranya pada masa menjelang kematian Rabi’ah, banyak sekali orang alim duduk mengelilinginya. Rabi’ah lalu meminta kepada mereka: ‘Bangkit dan keluarlah! Berikan jalan kepada pesuruh-pesuruh Allah Yang Maha Agung!’ Maka semua orang pun bangkit dan keluar, dan pada saat mereka menutup pintu, mereka mendengar suara Rabi’ah mengucapkan kalimat syahadat, setelah itu terdengar sebuah suara: “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu, berpuas-puaslah dengan-Nya. Maka masuklah bersama golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS. 89: 27-30).<br /><br />Setelah itu tidak terdengar lagi suara apa pun. Pada saat mereka kembali masuk ke kamar Rabi’ah, tampak perempuan tua renta itu telah meninggalkan alam fana. Para dokter yang berdiri di hadapannya lalu menyuruh agar jasad Rabi’ah segera dimandikan, dikafani, disalatkan, dan kemudian dibaringkan di tempat yang abadi.<br /><br />Kematian Rabi’ah telah membuat semua orang yang mengenalnya hampir tak percaya, bahwa perempuan suci itu akan segera meninggalkan alam fana dan menjumpai Tuhan yang sangat dicintainya. Orang-orang kehilangan Rabi’ah, karena dialah perempuan yang selama hidupnya penuh penderitaan, namun tak pernah bergantung kepada manusia. Setiap orang sudah pasti akan mengenang Rabi’ah, sebagai sufi yang telah berjumpa dengan Tuhannya.<br /><br />Karenanya, setelah kematian Rabi’ah, seseorang lalu pernah memimpikanya. Dia mengatakan kepada Rabi’ah, “Ceritakanlah bagaimana keadaanmu di sana dan bagaimana engkau dapat lolos dari Munkar dan Nakir?” Rabi’ah menjawab, “Mereka datang menghampiriku dan bertanya, “Siapakah Tuhanmu?’ Aku katakana, “Kembalilah dan katakan kepada Tuhanmu, ribuan dan ribuan sudah ciptaan-Mu, Engkau tentunya tidak akan lupa pada perempuan tua lemah ini. Aku, yang hanya memiliki-Mu di dunia, tidak pernah melupakan-Mu. Sekarang, mengapa Engkau harus bertanya, ‘Siapa Tuhanmu?’”<br /><br />Kini Rabi’ah telah tiada. Perempuan kekasih Ilahi itu meninggal untuk selamanya, dan akan kembali hidup bersama Sang Kekasih di sisi-Nya. Jasad kasarnya hilang ditelan bumi, tetapi ruh sucinya terbang bersama para sufi, para wali, dan para pecinta Ilahi.<br /></div><br /><div style="text-align: center;">---(ooo)---<br /></div><br /><h3 style="text-align: center;" class="post-title entry-title"> <a href="http://pejalan-cahaya.blogspot.com/2007/09/syair-rabiah-al-adawiyah.html">Syair Rabi'ah Al Adawiyah</a> </h3><div style="text-align: center;"> <span style="font-family: trebuchet ms;"><strong>Syair ke-1 s/d ke-9</strong></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><strong></strong></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><strong>1</strong></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><strong></strong><em>Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cintaMu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Hingga tak ada sesuatupun yang menggangguku dalam jumpaMu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Tuhanku, bintang-gemintang berkelap-kelip</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Manusia terlena dalam buai tidur lelap</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Pintu-pintu istana pun telah rapat tertutup</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Tuhanku, demikian malampun berlalu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Dan inilah siang datang menjelang</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Aku menjadi resah gelisah</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Apakah persembahan malamku Kau Terima</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Hingga aku berhak mereguk bahagia</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Ataukah itu Kau Tolak, hingga aku dihimpit duka,</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Demi kemahakuasaan-Mua</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Inilah yang akan selalu ku lakukan</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Selama Kau Beri aku kehidupan</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Demi kemanusiaan-Mu,</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Andai Kau Usir aku dari pintuMu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Aku tak akan pergi berlalu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Karena cintaku padaMu sepenuh kalbu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em></em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><strong>2</strong></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><strong></strong><em>Ya Allah, apa pun yang akan Engkau</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Karuniakan kepadaku di dunia ini,</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Berikanlah kepada musuh-musuhMu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Dan apa pun yang akan Engkau</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Karuniakan kepadaku di akhirat nanti,</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Berikanlah kepada sahabat-sahabatMu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em></em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><strong>3</strong></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><strong></strong><em>Aku mengabdi kepada Tuhan</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Bukan karena takut neraka</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Bukan pula karena mengharap masuk surga</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Tetapi aku mengabdi,</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Karena cintaku padaNya</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Ya Allah, jika aku menyembahMu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Dan jika aku menyembahMu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Tetapi, jika aku menyembahMu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Demi Engkau semata,</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajahMu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Yang abadi padaku</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><strong>4</strong></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><strong></strong><em>Ya Allah</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Semua jerih payahku</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Dan semua hasratku di antara segala</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Kesenangan-kesenangan</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Di dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Dan di akhirat nanti, diantara segala kesenangan</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Adalah untuk berjumpa denganMu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Begitu halnya dengan diriku</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Seperti yang telah Kau katakana</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Kini, perbuatlah seperti yang Engkau Kehendaki</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em></em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><strong>5</strong></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><strong></strong><em>Aku mencintaiMu dengan dua cinta</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Cinta karena diriku dan cinta karena diriMu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Cinta karena diriku, adalah keadaan senantiasa mengingatMu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Cinta karena diriMu, adalah keadaanMu mengungkapkan tabir</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Hingga Engkau ku lihat</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Baik untuk ini maupun untuk itu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Pujian bukanlah bagiku</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>BagiMu pujian untuk semua itu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em></em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><strong>6</strong></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><strong></strong><em>Buah hatiku, hanya Engkau yang kukasihi</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Beri ampunlah pembuat dosa yang datang kehadiratMu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Engkaulah harapanku, kebahagiaan dan kesenanganku</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Hatiku telah enggan mencintai selain dari Engkau</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em></em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><strong>7</strong></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><strong></strong><em>Hatiku tenteram dan damai jika aku diam sendiri</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Ketika Kekasih bersamaku</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>CintaNya padaku tak pernah terbagi</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Dan dengan benda yang fana selalu mengujiku</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Kapan dapat kurenungi keindahanNya</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Dia akan menjadi mihrabku</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Dan rahasiaNya menjadi kiblatku</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Bila aku mati karena cinta, sebelum terpuaskan</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Akan tersiksa dan lukalah aku di dunia ini</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>O, penawar jiwaku</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Hatiku adalah santapan yang tersaji bagi mauMu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Barulah jiwaku pulih jika telah bersatu dengan Mu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>O, sukacita dan nyawaku, semoga kekallah</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Jiwaku, Kaulah sumber hidupku</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Dan dariMu jua birahiku berasal</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Dari semua benda fana di dunia ini</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Dariku telah tercerah</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Hasratku adalah bersatu denganMu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Melabuhkan rindu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em></em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><strong>8</strong></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><strong></strong><em>Sendiri daku bersama Cintaku</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Waktu rahasia yang lebih lembut dari udara petang</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Lintas dan penglihatan batin</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Melimpahkan karunia atas doaku</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Memahkotaiku, hingga enyahlah yang lain, sirna</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Antara takjub atas keindahan dan keagunganNya</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Dalam semerbak tiada tara</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Aku berdiri dalam asyik-masyuk yang bisu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Ku saksikan yang datang dan pergi dalam kalbu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Lihat, dalam wajahNya</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Tercampur segenap pesona dan karunia</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Seluruh keindahan menyatu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Dalam wajahNya yang sempurna</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Lihat Dia, yang akan berkata</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>“Tiada Tuhan selain Dia, dan Dialah Yang maha Mulia.”</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><strong>9</strong></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Rasa riangku, rinduku, lindunganku,</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Teman, penolong dan tujuanku,</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Kaulah karibku, dan rindu padaMu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Meneguhkan daku</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Apa bukan padaMu aku ini merindu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>O, nyawa dan sahabatku</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Aku remuk di rongga bumi ini</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Telah banyak karunia Kau berikan</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Telah banyak..</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Namun tak ku butuh pahala</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Pemberian ataupun pertolongan</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>CintaMu semata meliput</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Rindu dan bahagiaku</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Ia mengalir di mata kalbuku yang dahaga</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Adapun di sisiMu aku telah tiada</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Kau bikin dada kerontang ini meluas hijau</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Kau adalah rasa riangku</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Kau tegak dalam diriku</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>Jika akku telah memenuhiMu</em></span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><em>O, rindu hatiku, aku pun bahagia</em></span></span><br /></div>ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-56643639957771005312009-09-22T02:50:00.000-07:002009-09-22T02:51:43.221-07:00<div id="sidebar-wrapper"> <div class="sidebar section" id="sidebar"><div class="widget Slideshow" id="Slideshow1"> <h2 class="title">Slideshow</h2> <div class="widget-content"> <div class="slideshow-container" id="Slideshow1_slideshow"><div style="overflow: hidden; width: 100%; height: 100%; position: relative;"><div style="background-color: rgb(0, 0, 0); height: 25px; top: 115px; width: 100%; z-index: 222; position: relative; text-align: center; direction: ltr; padding-top: 5px; padding-bottom: 5px; visibility: hidden; opacity: 0;"><img style="cursor: pointer;" src="http://www.google.com/uds/solutions/slideshow/btn_prev_small.png" /><img style="cursor: pointer; margin-left: 5px; margin-right: 5px;" src="http://www.google.com/uds/solutions/slideshow/btn_pause_small.png" /><img style="cursor: pointer;" src="http://www.google.com/uds/solutions/slideshow/btn_next_small.png" /></div><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245458763714319378"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMuc9Dcm1BI/AAAAAAAAAdQ/KorT3gCv1Eo/s288/hbx1-s.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 113px; top: 0px; left: 19px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245458765578238978"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMuc9KY__AI/AAAAAAAAAdY/INyODaJJIM4/s288/sby-s.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 113px; top: 19px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245458764274813794"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMuc9FiPS2I/AAAAAAAAAdg/BI5o_lkhwhY/s288/jk-s.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 100px; top: 25px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245458767833922002"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMuc9Syy-dI/AAAAAAAAAdo/l-WQKVoSIQg/s288/Ulama%20pewaris%20Nabi.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 134px; top: 8px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245458767289585762"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMuc9QxBEGI/AAAAAAAAAdw/RNnH-ALY1PM/s288/MSH.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 113px; top: 19px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245750549770052194"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMymVPNaomI/AAAAAAAAAxY/gnYUWvScuek/s288/1Novel-bin-Salim.gif.png" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 148px; top: 0px; left: 1px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245750551140487650"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMymVUUJ0eI/AAAAAAAAAxo/h1IQWGVMBVY/s288/Abdul%20Malik.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 121px; top: 0px; left: 15px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245750552189791074"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMymVYOU62I/AAAAAAAAAxw/0lKEdeQM8tk/s288/AbdullahDaghistani.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 126px; top: 0px; left: 12px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245750557105178770"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMymVqiPyJI/AAAAAAAAAx4/7MY2DpYWOG0/s288/abdul-qadir-isa.thumbnail.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 105px; top: 0px; left: 23px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245750874251346818"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMymoH_yQ4I/AAAAAAAAAyE/UMVZK2LGYC4/s288/abuya%20dimyati.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 113px; top: 0px; left: 19px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245750873454713346"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMymoFB2mgI/AAAAAAAAAyU/AoVIh1tVUEc/s288/Adil.bmp.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 108px; top: 0px; left: 21px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245751368933575026"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMynE61OCXI/AAAAAAAAAy0/V41m3-MKlBY/s288/Almunawar_2006_12.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 99px; top: 0px; left: 26px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245750876957380770"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMymoSE9EKI/AAAAAAAAAyk/ng0h0u9csbg/s288/Al-Habaib_Abu_Bakar_Aladany_Ali_AlMasyur.gif.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 150px; top: 0px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245752604272622946"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyoM00__WI/AAAAAAAAA0g/EpGklEm8p3E/s288/habib%20ahmad%20al%20kaff.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 113px; top: 0px; left: 19px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245751956578665506"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMynnH-uhCI/AAAAAAAAAz4/c9FTxEYvo0Y/s288/abuya%20maliki.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 103px; top: 0px; left: 24px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245751955670115058"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMynnEmHIvI/AAAAAAAAA0A/X58lRmRFbR0/s288/guru%20ijai.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 113px; top: 19px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245752610195870626"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyoNK5Nk6I/AAAAAAAAA0w/Sk4TkdBJU1k/s288/habib%20alwi%20haddad.png" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 98px; top: 0px; left: 26px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245752607681094594"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyoNBhpI8I/AAAAAAAAA04/-D5Pm69EOt8/s288/habib%20anis.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 114px; top: 0px; left: 18px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245752609345526546"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyoNHueWxI/AAAAAAAAA1A/ovKrGqvfMdc/s288/Habib%20Arifin.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 145px; top: 0px; left: 3px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245752962654171906"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyohr50cwI/AAAAAAAAA1c/N6VpJ0eAJL8/s288/habib%20lutfi.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 120px; top: 0px; left: 15px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245752960348955634"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyohjUNo_I/AAAAAAAAA1k/-aSnlOx6Q24/s288/Habib%20Muhammad%20Hadi%20Assegaf.JPG" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 95px; top: 0px; left: 28px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245752960586396722"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyohkM0tDI/AAAAAAAAA1s/MkGwnyglg8g/s288/habib%20munzir.JPG" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 113px; top: 19px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245753392220050290"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyo6sKTk3I/AAAAAAAAA14/uwg1Y2UhgOo/s288/habib-abdurrohman-asssegaf.thumbnail.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 113px; top: 19px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245753392595571362"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyo6tj1kqI/AAAAAAAAA2A/AKMVoGnry8Y/s288/Habib%2BAli%2Bbin%2BHusin%2BAl-Atthos.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 109px; top: 0px; left: 21px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245753393148294818"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyo6vnndqI/AAAAAAAAA2I/PGGWyeHwFyA/s288/Habib%2BAli%2BBin%2BJaafar%2Bal-Aydarus1.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 110px; top: 0px; left: 20px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245753395942748562"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyo66B3cZI/AAAAAAAAA2Y/TExZoXg0Cl8/s288/habib-abdul-qodir-bin-ahmad-assegaf.thumbnail.jpg" style="position: absolute; visibility: visible; opacity: 0.293; width: 150px; height: 131px; top: 10px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245753727880108674"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMypOOl5moI/AAAAAAAAA2k/yJum6l8gPtM/s288/habib-abdurrahman-bil-faqih.jpg" style="position: absolute; visibility: visible; opacity: 0.707; height: 150px; width: 101px; top: 0px; left: 25px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245753726216080834"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMypOIZKjcI/AAAAAAAAA28/4YgjFd-MTTo/s288/habib-abu-bakar-bin-muhammmad-as-seggaf-gersik.thumbnail.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 100px; top: 0px; left: 25px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245753724078057570"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMypOAba6GI/AAAAAAAAA3E/YkCtt06nJVM/s288/habib-ahmad-ibn-yahya-abdul-bari-al-aydaruous-al-alawi.thumbnail.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 109px; top: 0px; left: 21px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245754211967853650"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMypqZ9aZFI/AAAAAAAAA3Y/0uGw5OJY4gc/s288/habib-ahmad-masyhur-bin-toha-alhadad.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 106px; top: 0px; left: 22px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245754210195887122"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMypqTW8VBI/AAAAAAAAA3o/QECtpwN-4aA/s288/habib-ali2.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 113px; top: 0px; left: 19px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245754209725445922"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMypqRmx9yI/AAAAAAAAA3w/VQP4B6PhnRM/s288/habib-ali-bin-abdurrahman-al-habsyi-kwitang.thumbnail.png" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 93px; top: 0px; left: 29px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245754770224287794"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyqK5oHkDI/AAAAAAAAA4I/BAguiwLvOiY/s288/habib-alwi-bin-tohir-al-hadad.thumbnail.JPG" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 103px; top: 0px; left: 24px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245754210144908146"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMypqTKyc3I/AAAAAAAAA34/m3tKwfWpT4o/s288/habib-ali-bin-muhammad-al-alhabsyishohib-ghurfah.thumbnail.JPG.png" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 87px; top: 0px; left: 32px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245754769515241362"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyqK2_EX5I/AAAAAAAAA4Q/wvqEn4j9Ulc/s288/habib-asyeck-alawi-al-maliki1.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 122px; top: 0px; left: 14px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245754770450704722"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyqK6eGaVI/AAAAAAAAA4Y/NWSfNTFPovo/s288/habib-husin-bin-hadi-al-hamid.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 120px; top: 0px; left: 15px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245754775538932562"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyqLNbOm1I/AAAAAAAAA4o/3tNB2mHgTxE/s288/habib-jafar-bin-ahmad-alidrus.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 106px; top: 0px; left: 22px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245755082133154402"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyqdDk_KmI/AAAAAAAAA40/Zcsox1UrDsw/s288/habib-muhammad-al-hadar.thumbnail.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 125px; top: 0px; left: 13px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245755089709365346"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyqdfzS-GI/AAAAAAAAA48/Q-ZQ96JpKvY/s288/habib-muhammad-bin-salim.thumbnail.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 107px; top: 0px; left: 22px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245755093291727330"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyqdtJZeeI/AAAAAAAAA5U/AmAv8ZYblSM/s288/habib-salim-bin-jindan.thumbnail.jpg.png" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 115px; top: 0px; left: 18px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245755477394838754"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyq0ECt1OI/AAAAAAAAA5s/aH8Da2fB_P8/s288/habib-umar-bin-hud-dan-habib-umar-bib-hafidz.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 123px; top: 0px; left: 14px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245755478337544066"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyq0HjeX4I/AAAAAAAAA50/F193RaWZ4xU/s288/habib-usman-bin-yahya.png" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 127px; top: 0px; left: 12px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245755480509351618"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyq0PpRhsI/AAAAAAAAA58/h2mtoBnwS-4/s288/habib-zen-bin-smith.thumbnail.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 125px; top: 0px; left: 13px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245755479040075874"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyq0KK-KGI/AAAAAAAAA6E/aOWMCGpFLAQ/s288/Hb_Umar%20bin%20Hafids4.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 99px; top: 0px; left: 26px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245755840324590754"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyrJMD6XKI/AAAAAAAAA6Q/FUD0QaOQILg/s288/hb-abdullah-shahab.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 102px; top: 0px; left: 24px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245755840490021314"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyrJMrWocI/AAAAAAAAA6Y/2CYKF9JABv0/s288/hb-ali-kwitang-hb-ali-bungur.thumbnail.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 102px; top: 0px; left: 24px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245755837177743698"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyrJAVpSVI/AAAAAAAAA6g/HurBlpsC-r8/s288/hbsy.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 97px; top: 0px; left: 27px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245755845595365954"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyrJfskAkI/AAAAAAAAA6o/zS7OgabaA68/s288/hbsy9.png" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 109px; top: 0px; left: 21px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245755842196261394"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyrJTCJyhI/AAAAAAAAA6w/nnzC3NjmDRM/s288/iddrisiyah.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 142px; top: 4px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245756154864579874"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyrbf0FtSI/AAAAAAAAA64/8nf-gFIQe38/s288/habib-ali-bin-abdurrahman-al-habsyi-kwitang.thumbnail.png" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 93px; top: 0px; left: 29px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245756152526932834"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyrbXGwC2I/AAAAAAAAA7A/zPSBRcLYn48/s288/habib-soleh-bin-muhsin-al-hamid1.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 91px; top: 0px; left: 30px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245756158922791778"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyrbu7pG2I/AAAAAAAAA7I/tkcOXuOHTO0/s288/Imam%20athoriqoh%20An-naqshbandi.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 113px; top: 19px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245756157355394210"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyrbpF8hKI/AAAAAAAAA7Q/zB-0ip9kWIs/s288/images%201.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 100px; top: 0px; left: 25px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245756159171743730"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyrbv2_z_I/AAAAAAAAA7Y/GJPcALtjSjg/s288/KH%20Asrori%20al%20Ishaqi.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 123px; top: 0px; left: 14px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245756481838102274"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyruh4ptwI/AAAAAAAAA7g/uDQXt3pFrAk/s288/8-Abdul-Qadir-Pasuruan.png" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 115px; top: 0px; left: 18px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245756484240080130"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyruq1U_QI/AAAAAAAAA7o/ekuNsxTYhL8/s288/khabdulhamid3.thumbnail.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 109px; top: 0px; left: 21px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245756486325308674"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyruymfDQI/AAAAAAAAA7w/sXtEX8yVjfc/s288/habib-salim-bin-hafidz.thumbnail.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 98px; top: 0px; left: 26px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245756487000940322"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyru1HkXyI/AAAAAAAAA74/NwLCpXy47PQ/s288/kh-abdullah-bin-nuh.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 113px; top: 0px; left: 19px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245756817090621858"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMysCCzFMaI/AAAAAAAAA8M/2O0PPagHMO0/s288/khahmad-sidiq.thumbnail.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 105px; top: 0px; left: 23px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245756816715606962"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMysCBZq67I/AAAAAAAAA8U/1UhWkSt4fkY/s288/khhasyim-asyari.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 106px; top: 0px; left: 22px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245756820550416498"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMysCPr9eHI/AAAAAAAAA8c/jzUyYB4AuvA/s288/khmthowil.thumbnail.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 113px; top: 19px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245756818212974050"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMysCG-q7eI/AAAAAAAAA8k/4zZJA8syMYo/s288/khmubarok-bin-nur-muhammad.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 100px; top: 0px; left: 25px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245756823798414722"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMysCbyV_YI/AAAAAAAAA8s/EXKZwzr8Ldc/s288/khmuhammad-kholil-madura1.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 112px; top: 0px; left: 19px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245757477394452082"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMysoenyDnI/AAAAAAAAA9E/a3mef6xJOiI/s288/maulana%20syekh%20nadzim.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 113px; top: 19px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245757475209176786"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMysoWexZtI/AAAAAAAAA9M/eA2_Ld6sbsg/s288/mawlana.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 113px; top: 19px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245757474224017250"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMysoSz5D2I/AAAAAAAAA9U/8YVxopqTSPI/s288/mbah-kh-m-arawani.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 124px; top: 0px; left: 13px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245757801483908546"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMys7V8utcI/AAAAAAAAA9o/-S-Nlhf8IaI/s288/nafis%20al-banjari.png" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 106px; top: 0px; left: 22px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245757801724202914"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMys7W2BT6I/AAAAAAAAA9w/-e0-qELWXx8/s288/para-habaib.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 138px; top: 6px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245757807348418338"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMys7ry8ByI/AAAAAAAAA94/9zKGiOu4_SY/s288/photo.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 113px; top: 19px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245757805674468290"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMys7lj1k8I/AAAAAAAAA-A/VwE1TMsgArs/s288/qadiri.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 110px; top: 0px; left: 20px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245758077979393090"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMytLb-Y_EI/AAAAAAAAA-I/PQg1brKSSCM/s288/raja%20ashman.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 113px; top: 0px; left: 19px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245758537296193986"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMytmLEDKcI/AAAAAAAAA-8/BbqVWddnvMI/s288/sekh%20arsyad.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 122px; top: 0px; left: 14px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245758082236504514"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMytLr1XWcI/AAAAAAAAA-g/UTv9WJAa1qE/s288/sayyid-amjad-aal-bughulam-shaikh-al-rifaiya-in-samarra-iraq.thumbnail.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 109px; top: 0px; left: 21px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245758542429068210"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMytmeL0m7I/AAAAAAAAA_E/1Xa29UCbcRA/s288/shaikh_sidi_mohamed_cherif_ouqarri.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 86px; top: 0px; left: 32px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245758542878407858"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMytmf28_LI/AAAAAAAAA_M/RLJpAOqZ4Nc/s288/shaikh-al-azhar-salim-al-bashri.thumbnail.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 118px; top: 0px; left: 16px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245758541550501730"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMytma6Wv2I/AAAAAAAAA_U/KUFH7GHcdVc/s288/shaikh-al-kaylani.thumbnail.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 93px; top: 0px; left: 29px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245758541255960418"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMytmZ0IZ2I/AAAAAAAAA_c/viZ7UJ7esdM/s288/shaikh-muhammad-al-arabi-al-tabani.thumbnail.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 118px; top: 0px; left: 16px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245758873023865858"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyt5tvw5AI/AAAAAAAAA_w/KoB9iSS8d40/s288/SharafuddinDaghistani.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 103px; top: 0px; left: 24px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245758874266156802"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyt5yX8vwI/AAAAAAAAA_4/WxNRNiWNu_I/s288/Shayk%20Abahanom.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 124px; top: 0px; left: 13px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245758876937368354"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyt58U0MyI/AAAAAAAABAA/CzmPB8DL6og/s288/Shayk%20Hisham%20Kabbani.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 99px; top: 0px; left: 26px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245759691673099762"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyupXc83fI/AAAAAAAABBM/2bwvm3efXTw/s288/syaikh-abdul-malik.png" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 120px; top: 0px; left: 15px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245759248353184914"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyuPj9PzJI/AAAAAAAABAw/zIPVhKuuUWc/s288/SNHAQQANI.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 113px; top: 19px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245759693483685106"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyupeMoNPI/AAAAAAAABBU/vV9iONy7PE4/s288/syech-ahmad-khatib-sambas.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 110px; top: 0px; left: 20px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245759700573022114"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyup4m256I/AAAAAAAABBc/4UetdfbbMt0/s288/syech-muhamad-ali-assanusi.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 119px; top: 0px; left: 16px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245759699830497186"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyup11036I/AAAAAAAABBk/MfiuDzFXMFs/s288/syeck-yasin-isa-al-fadani.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 113px; top: 19px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245759702295070002"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyup_BbRTI/AAAAAAAABBs/tffmNjSdZks/s288/syeck-sulaiman-arrasuli-al-minangkbawi.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 122px; top: 0px; left: 14px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245763730811837746"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyyUeaq3TI/AAAAAAAABCc/OCh090UlKls/s288/syeikh-hisham-al-kabani.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 100px; top: 0px; left: 25px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245763729520148914"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyyUZmtQbI/AAAAAAAABCk/UejeMG7K60o/s288/syeh-yusuf-al-hasani.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 119px; top: 0px; left: 16px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245763734695118610"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyyUs4hBxI/AAAAAAAABCs/WfrkTVkwiAA/s288/tijani.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 149px; top: 1px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245763734589402770"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyyUsfT7pI/AAAAAAAABC0/EQI5Eafqbjo/s288/tuang-guru-haji-muhammad-zainuddin-abdul-majid.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 130px; top: 10px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245764178108480338"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyyuguf-1I/AAAAAAAABC8/dZhbNbVbKJQ/s288/sy%20faiz.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 109px; top: 0px; left: 21px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245764181465420274"><img src="http://lh5.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyyutO20fI/AAAAAAAABDE/MBrCgpP1dvM/s288/trio%20masyaikh.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 129px; top: 0px; left: 11px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245764179825040690"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyyunHwnTI/AAAAAAAABDM/-tXQ7oGjrJ8/s288/whirling%20darwish.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 89px; top: 31px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245764185559659170"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyyu8e_8qI/AAAAAAAABDU/qlHH5DC0EXI/s288/Habib%20Abdulqadir%20bilfaqih.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 98px; top: 0px; left: 26px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5245764184238384658"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SMyyu3j-5hI/AAAAAAAABDc/_ILjgvplw6k/s288/SultanulAwliya4.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 112px; top: 0px; left: 19px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/Awliya#5260715793283775538"><img src="http://lh5.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SQHRJDr3fDI/AAAAAAAACRQ/QufSKHHFQsM/s288/khsyafii-hadzami.thumbnail.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 145px; top: 3px; left: 0px;" /></a></div></div> </div> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=Slideshow&widgetId=Slideshow1&action=editWidget" onclick="'return" target="configSlideshow1" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div><div class="widget HTML" id="HTML5"> <h2 class="title">Waktu saat ini</h2> <div class="widget-content"> <div style="margin: 0px auto; text-align: center; width: 210px; height: 210px;"><embed menu="false" pluginspage="http://www.adobe.com/go/getflashplayer" swliveconnect="true" allowscriptaccess="sameDomain" loop="false" flashvars="&col1=009900&col2=ffffff&tzoffset=false" src="http://www.widgipedia.com/widgets/alhabib/Islamic-Clock---Allah-Muhammad---Analog-2612-8192_134217728.widget?__install_id=1224922999437&__view=expanded" type="application/x-shockwave-flash" wmode="transparent" width="210" height="210"></embed><br /><a style="font-size: 8px; color: blue;" href="http://al-habib.tripod.com/">Free Islamic Clock</a></div><img style="visibility: hidden; width: 0px; height: 0px;" src="http://counters.gigya.com/wildfire/IMP/CXNID=2000002.0NXC/bHQ9MTIyNDkyMzUwNTIwMyZwdD*xMjI*OTIzNTIwMzkwJnA9MjM4OTgxJmQ9Jm49YmxvZ2dlciZnPTEmdD*mbz1lMTQ2YjRmM2ZjMWI*YTQ3OTJjOTY*MDJkYjA5NTk*OA==.gif" border="0" width="0" height="0" /> </div> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=HTML&widgetId=HTML5&action=editWidget" onclick="'return" target="configHTML5" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div><div class="widget Image" id="Image3"> <h2>Sulthan Al Awliya Mawlana Syaikh Muhammad Nazim Al Haqqani An Naqshbandi Q.s</h2> <div class="widget-content"> <a href="http://khwajagan.org/"> <img alt="Sulthan Al Awliya Mawlana Syaikh Muhammad Nazim Al Haqqani An Naqshbandi Q.s" id="Image3_img" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMvrpZPswGGg2uv97n4iqqAAvRYTaXPCMNj27v4IPwaRFbAF-UrDbvZal6Sf9rbSbZe-tMYmlQf-B1AfNmGAnMzQgkndQLowyC0g1TkfXqBWSoT4N1f0F9cSO90051hPDW0JES61aDS3g/s150/152_JPG.jpg" width="109" height="150" /> </a><br /><span class="caption">Bukti bahwa kalian mencintaiku adalah dengan mencintai seluruh murid-muridku tanpa membeda-bedakan mereka</span> </div> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=Image&widgetId=Image3&action=editWidget" onclick="'return" target="configImage3" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div><div class="widget Image" id="Image9"> <h2>Mirror of the Sultan</h2> <div class="widget-content"> <a href="http://khwajagan.org/"> <img alt="Mirror of the Sultan" id="Image9_img" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf1hC8A_9AMiMbWw37anB8NlJKymFaqscNLMaaWetyE00nQOcnLcMx_tVGjs0hLd7aZR_tA2kCMalU34WU-BkDJxpkt0udSeeo1KJbDPLaTtFIX8AoOez2hCBRpF4k_dVdLaK8jXNW_O0/s150/msh06-1.jpg" width="129" height="150" /> </a><br /><span class="caption">Mawlana Syaikh Muhammad Hisham Kabbani Arrabbani</span> </div> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=Image&widgetId=Image9&action=editWidget" onclick="'return" target="configImage9" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div><div class="widget Text" id="Text2"> <h2 class="title">NAQSHBANDI MASYAIKH</h2> <div class="widget-content"> <p style="visibility: visible;"><object data="http://widget-34.slide.com/widgets/slideticker.swf" style="width: 250px; height: 270px;" type="application/x-shockwave-flash" width="250" height="270"><param value="http://widget-34.slide.com/widgets/slideticker.swf" name="movie"><param value="high" name="quality"><param value="noscale" name="scale"><param value="l" name="salign"><param value="transparent" name="wmode"> <param value="cy=ms&il=1&channel=2449958197302762036&site=widget-34.slide.com" name="flashvars"></object></p><p style="white-space: nowrap;"><a href="http://www.slide.com/pivot?cy=ms&at=un&id=2449958197302762036&map=1" target="_blank"><img src="http://widget-34.slide.com/p1/2449958197302762036/ms_t060_v000_s0un_f00/images/xslide1.gif" ismap="ismap" border="0" /></a> <a href="http://www.slide.com/pivot?cy=ms&at=un&id=2449958197302762036&map=2" target="_blank"><img src="http://widget-34.slide.com/p2/2449958197302762036/ms_t060_v000_s0un_f00/images/xslide2.gif" ismap="ismap" border="0" /></a> <a href="http://www.slide.com/pivot?cy=ms&at=un&id=2449958197302762036&map=F" target="_blank"><img src="http://widget-34.slide.com/p4/2449958197302762036/ms_t060_v000_s0un_f00/images/xslide42.gif" ismap="ismap" border="0" /></a></p> </div> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=Text&widgetId=Text2&action=editWidget" onclick="'return" target="configText2" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div><div class="widget Image" id="Image7"> <h2>i dedicated this blog for my Beloved syaikh and grandsyaikh in Naqshbandi haqqani thariqat</h2> <div class="widget-content"> <a href="http://naqshbandi.org/"> <img alt="i dedicated this blog for my Beloved syaikh and grandsyaikh in Naqshbandi haqqani thariqat" id="Image7_img" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4Kb3V2rfmqs5FP44aTo-A-ES9IT2KPm60PPZr63mymkpvfMRk8xia4klkrVLw6bEISM3hfzWQ8Ouo7haVWdmIxK7gEqytZ-IyE9x-2aUhdCZfZSoHN5kYYHpa9Rxj6sdHvRNiBfH-06E/s1600-r/master+syekh.jpg" width="240" height="153" /> </a><br /></div> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=Image&widgetId=Image7&action=editWidget" onclick="'return" target="configImage7" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div><div class="widget Slideshow" id="Slideshow3"> <h2 class="title">Naqshbandi Sufi master album</h2> <div class="widget-content"> <div class="slideshow-container" id="Slideshow3_slideshow"><div style="overflow: hidden; width: 100%; height: 100%; position: relative;"><div style="background-color: rgb(0, 0, 0); height: 25px; top: 115px; width: 100%; z-index: 222; position: relative; text-align: center; direction: ltr; padding-top: 5px; padding-bottom: 5px; visibility: hidden; opacity: 0;"><img style="cursor: pointer;" src="http://www.google.com/uds/solutions/slideshow/btn_prev_small.png" /><img style="cursor: pointer; margin-left: 5px; margin-right: 5px;" src="http://www.google.com/uds/solutions/slideshow/btn_pause_small.png" /><img style="cursor: pointer;" src="http://www.google.com/uds/solutions/slideshow/btn_next_small.png" /></div><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246609885800440290"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-z5LYwIeI/AAAAAAAABT8/2P3hCNMJUlk/s288/th_001.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 90px; top: 30px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246609885594023042"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-z5KnidII/AAAAAAAABUE/J_PxFvy-ssA/s288/th_002.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 92px; top: 29px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246609884917616802"><img src="http://lh5.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-z5IGRUKI/AAAAAAAABUM/Q1j4njbUPVQ/s288/th_004.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 116px; top: 0px; left: 17px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246609883856405378"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-z5EJQg4I/AAAAAAAABUU/aR-7-hPa0Pg/s288/th_005.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 118px; top: 0px; left: 16px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246609887491440002"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-z5Rr6vYI/AAAAAAAABUc/ZRJ_hSmuk04/s288/th_006.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 118px; top: 0px; left: 16px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246610111347747922"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-0GTna7FI/AAAAAAAABUk/-x_e68NDijQ/s288/th_007.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 118px; top: 0px; left: 16px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246610113648820898"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-0GcMCgqI/AAAAAAAABUs/kq9Quac765c/s288/th_010.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 118px; top: 0px; left: 16px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246610111028994066"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-0GSbbIBI/AAAAAAAABU0/5S36yNrjVhg/s288/th_011.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 120px; top: 0px; left: 15px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246610112857746226"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-0GZPbqzI/AAAAAAAABU8/s90tclicl2g/s288/th_012.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 85px; top: 33px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246610116909073634"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-0GoVWBOI/AAAAAAAABVE/m0rWswxkzhA/s288/th_014.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 117px; top: 0px; left: 17px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246610292690271394"><img src="http://lh5.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-0Q3K2PKI/AAAAAAAABVM/iADffmd2Csw/s288/th_015.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 116px; top: 0px; left: 17px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246610297541781890"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-0RJPiaYI/AAAAAAAABVU/FrfiqCDppWg/s288/th_016.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 117px; top: 0px; left: 17px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246610296247373906"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-0REa7UFI/AAAAAAAABVc/RfXx7ngPW4E/s288/th_022.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 116px; top: 0px; left: 17px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246610295630161666"><img src="http://lh5.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-0RCHxZwI/AAAAAAAABVk/sXVoa2Jahpc/s288/th_024.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 117px; top: 0px; left: 17px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246610296626775682"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-0RF1YhoI/AAAAAAAABVs/c35W7SSR238/s288/th_025.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 117px; top: 0px; left: 17px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246610525418651074"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-0eaJnfcI/AAAAAAAABV0/fdYOm_wxNAw/s288/th_026.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 117px; top: 0px; left: 17px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246610525148957362"><img src="http://lh5.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-0eZJUSrI/AAAAAAAABV8/n0MQQ4oAxTU/s288/th_029.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 115px; top: 0px; left: 18px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246610526280780242"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-0edXKidI/AAAAAAAABWE/7654RwpDFOw/s288/th_030.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 97px; top: 27px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246610529923167362"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-0eq7k9II/AAAAAAAABWM/FM622qHVTBo/s288/th_032.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 113px; top: 0px; left: 19px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246610528849439250"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-0em7lKhI/AAAAAAAABWU/QflbmQmwprI/s288/th_033.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 113px; top: 0px; left: 19px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246611009583299490"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-06lzdu6I/AAAAAAAABWc/zSKI7c0OfBg/s288/th_029.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 115px; top: 0px; left: 18px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246611008270999122"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-06g6lnlI/AAAAAAAABWk/S80f-jvciHU/s288/th_030.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 97px; top: 27px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246611010692153314"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-06p71f-I/AAAAAAAABWs/_rSBiinA_ys/s288/th_032.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 113px; top: 0px; left: 19px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246611008603550722"><img src="http://lh5.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-06iJ39AI/AAAAAAAABW0/Uf_e5CpsHgo/s288/th_033.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 113px; top: 0px; left: 19px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246611012556565026"><img src="http://lh5.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-06w4WKiI/AAAAAAAABW8/dM5iQdm4OXY/s288/th_034.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 113px; top: 0px; left: 19px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246611206288200642"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-1GClkU8I/AAAAAAAABXE/DlqX7t9pAhw/s288/th_035.jpg" style="position: absolute; visibility: visible; opacity: 0.293; height: 150px; width: 116px; top: 0px; left: 17px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246611207899959410"><img src="http://lh5.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-1GIl10HI/AAAAAAAABXM/eeA6B5Owf3Q/s288/th_036.jpg" style="position: absolute; visibility: visible; opacity: 0.707; height: 150px; width: 117px; top: 0px; left: 17px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246611206503794754"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-1GDY-CEI/AAAAAAAABXU/dY_Rz1c4c4I/s288/th_037.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 117px; top: 0px; left: 17px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246611211277428930"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-1GVLF6MI/AAAAAAAABXc/wAVAB0XsdLM/s288/th_038.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 117px; top: 0px; left: 17px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246611210413438402"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-1GR9GdcI/AAAAAAAABXk/fAhydg1QMmY/s288/th_040.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 117px; top: 0px; left: 17px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246611466111884322"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-1VKgXHCI/AAAAAAAABXs/ztAqupf9CHY/s288/th_041.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 116px; top: 0px; left: 17px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246611463649695826"><img src="http://lh5.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-1VBVVGFI/AAAAAAAABX0/zOTuPOljLFA/s288/th_042.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 116px; top: 0px; left: 17px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246611468811833250"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-1VUkFD6I/AAAAAAAABX8/H2rr0ix4_NM/s288/th_ShaikhNazim3.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 113px; top: 0px; left: 19px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246611468331047602"><img src="http://lh5.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-1VSxc2rI/AAAAAAAABYE/-cRecqzj5oI/s288/th_ShaykhHishamgreetsShaykhFaiz.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 136px; top: 0px; left: 7px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246611471747858738"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-1VfgFQTI/AAAAAAAABYM/Vs8cXeaWLNc/s288/AbdullahDaghistani.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 126px; top: 0px; left: 12px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246611856398899890"><img src="http://lh5.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-1r4cCWrI/AAAAAAAABYU/WPebah1p2Iw/s288/99_JPG.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 113px; top: 19px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246611860111613346"><img src="http://lh5.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-1sGRN3aI/AAAAAAAABYc/OlV7Z413GdQ/s288/102_JPG.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 101px; top: 0px; left: 25px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246611862148416962"><img src="http://lh5.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-1sN21BcI/AAAAAAAABYk/wNOm3r2I2hM/s288/Adil.bmp.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 108px; top: 0px; left: 21px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246611861225068914"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-1sKar2XI/AAAAAAAABYs/LAW5-0hihhY/s288/default.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 112px; top: 19px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246611863616794002"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-1sTU6rZI/AAAAAAAABY0/fFTrr26x5qE/s288/GrandshaykhsAbdullah2_small.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 103px; top: 0px; left: 24px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246612366254797714"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-2JjzJ85I/AAAAAAAABY8/6gaBXK4JBeI/s288/grandsyaikh.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 105px; top: 0px; left: 23px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246612367448385266"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-2JoPupvI/AAAAAAAABZE/TYWOD4s_VQ0/s288/maulana%20syekh%20nadzim.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 113px; top: 19px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246612370454591074"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-2JzcdtmI/AAAAAAAABZM/J1PXPMBn-yI/s288/mawlana.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 113px; top: 19px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246612369706676770"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-2JwqJciI/AAAAAAAABZU/c2eT4qvUshc/s288/mevlana%20rumi.png" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 101px; top: 0px; left: 25px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246612371888133410"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-2J4yP1SI/AAAAAAAABZc/LIncgQRlS3I/s288/MSH.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 113px; top: 19px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246612962002611810"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-2sPIgLmI/AAAAAAAABZk/7LE8xD9SzRM/s288/msh_sunset_small.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 106px; top: 0px; left: 22px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246612962199829938"><img src="http://lh5.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-2sP3hfbI/AAAAAAAABZs/qsA2huE93ZE/s288/MSN-mp3-st.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 127px; top: 0px; left: 12px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246612962263231458"><img src="http://lh5.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-2sQGo6-I/AAAAAAAABZ0/2PX_H3COFPE/s288/naqshbandi%20golden%20chain.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 97px; top: 27px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246612963853066850"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-2sWBr4mI/AAAAAAAABZ8/wZEE86bx2p0/s288/Omega-SwanNebula-gases_copy.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 122px; top: 14px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246612964064289186"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-2sW0C4aI/AAAAAAAABaE/xtS7IkK_CdM/s288/Imam%20athoriqoh%20An-naqshbandi.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 113px; top: 19px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246613449695658354"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-3In7lgXI/AAAAAAAABaM/geSQkUfGDfA/s288/P.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 128px; top: 0px; left: 11px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246613447863482642"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-3IhGwuRI/AAAAAAAABaU/CVkGJ358A_0/s288/raja%20ashman.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 113px; top: 0px; left: 19px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246613451639798498"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-3IvLGuuI/AAAAAAAABac/zRWKSKccvV4/s288/sejh-haqqani.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 113px; top: 0px; left: 19px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246613455279689570"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-3I8u7D2I/AAAAAAAABak/13zYZXf_btQ/s288/SNHAQQANI.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 113px; top: 19px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246613451984800274"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-3IwdXChI/AAAAAAAABas/Ma6OMf43070/s288/SultanulAwliya4.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 112px; top: 0px; left: 19px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246613887965293730"><img src="http://lh5.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-3iInNbKI/AAAAAAAABa0/JnjXpTAGhK4/s288/swisnazmsh.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 119px; top: 0px; left: 16px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246613892137642354"><img src="http://lh3.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-3iYJ-aXI/AAAAAAAABa8/D-9vEzItRZw/s288/SharafuddinDaghistani.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 103px; top: 0px; left: 24px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246613893174463106"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-3icBLCoI/AAAAAAAABbE/mVhmRouUqWo/s288/sun.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; width: 150px; height: 112px; top: 19px; left: 0px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246613892926348114"><img src="http://lh6.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-3ibGBG1I/AAAAAAAABbM/PfDfKpe73_I/s288/sy%20faiz.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 109px; top: 0px; left: 21px;" /></a><a target="_self" href="http://picasaweb.google.com/iwang7789/NaqshbandiSufiMasterAlbum#5246613898430125010"><img src="http://lh4.ggpht.com/__cdnt40XDqI/SM-3ivmOE9I/AAAAAAAABbU/BMfZQdtF2xQ/s288/syekh%20hisham%20at%20cinere.jpg" style="position: absolute; visibility: hidden; opacity: 0; height: 150px; width: 89px; top: 0px; left: 31px;" /></a></div></div> </div> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=Slideshow&widgetId=Slideshow3&action=editWidget" onclick="'return" target="configSlideshow3" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div><div class="widget Image" id="Image4"> <h2>Assalamu'alaykum!</h2> <div class="widget-content"> <a href="http://haqqaniindonesia.blogspot.com/"> <img alt="Assalamu\" id="Image4_img" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9h463brizIFGwTwTJYzJF7bL6SqOmHyyA0V_mHFXrVPlfMM2WuhsApkRYtSEgf4eh-V0tyJBtnzHQkzweS9Tsl1aguHLCngXeZCxl7lfDomAvCZ0DXbpE0tVIlFTzNk9lU7pxkVSzSnU/s1600-r/77.jpg" width="198" height="300" /> </a><br /><span class="caption">Thariqatunash shuhba wa khayru fii jama'iyyah (Tarekat kita berdasarkan persahabatan dan kebaikan berada dalam kebersamaan)</span> </div> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=Image&widgetId=Image4&action=editWidget" onclick="'return" target="configImage4" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div><div class="widget Image" id="Image8"> <h2>Mawlana Syaikh Adnan Kabbani</h2> <div class="widget-content"> <img alt="Mawlana Syaikh Adnan Kabbani" id="Image8_img" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjzaXZJlerkNv3bpHpfCZyyUtDwRXJsoFpXhxXFEyFBdQEIcBDQeoCtTZk7FxMNJKbVPyFXh3QigIwe8MSxbhEwail7-BvURjWw7aNO3CW3E9au5TH835iNjsZPO9ZHQoPyY3kb9AEcOs/s1600-r/Qutb+Irsyad+Maulana+Syeikh+Adnan+Kabbani.jpg" width="201" height="300" /><br /></div> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=Image&widgetId=Image8&action=editWidget" onclick="'return" target="configImage8" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div><div class="widget Text" id="Text1"> <h2 class="title">Silsilah Rantai Emas Tarekat Naqshbandi Haqqani Rabbani</h2> <div class="widget-content"> <div class="widget-content"> <p style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;" class="MsoBodyText3"><span style="font-size: 12pt; font-family: Georgia;">Yaa sayyid as-Saadaat wa Nuur al-Mawjuudaat, yaa man huwaal-malja’u liman massahu dhaymun wa ghammun wa alam.<span style=""> </span>Yaa Aqrab al-wasaa’ili ila-Allahi ta’aalaa wa yaa Aqwal mustanad, attawasalu ilaa janaabika-l-a‘zham bi-hadzihi-s-saadaati, wa ahlillaah, wa Ahli Baytika-l-Kiraam, li daf’i dhurrin laa yudfa’u illaa bi wasithatik, wa raf’i dhaymin laa yurfa’u illaa bi-dalaalatik, bi Sayyidii wa Mawlay, yaa Sayyidi, yaa Rasuulallaah</span><span style="font-size: 12pt; font-family: Georgia;" lang="FR">:<o:p></o:p></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;" class="MsoBodyText3"><span style="font-size: 12pt; font-family: Georgia;" lang="FR"><o:p></o:p>Nabi<o:p></o:p><br />Shiddiq<o:p></o:p><br />Salmaan<o:p></o:p><br />Qaasim<o:p></o:p><br />Ja’far<o:p></o:p><br />Thayfuur<o:p></o:p><br />Abul Hasan<o:p></o:p><br />Abuu ‘Ali<o:p></o:p><br />Yuusuf<o:p></o:p><br />Abul ‘Abbaas<o:p></o:p><br />‘Abdul Khaaliq<o:p></o:p><br />‘Aarif<o:p></o:p><br />Mahmuud<o:p></o:p><br />‘Alii<o:p></o:p><br />Muhammad Baabaa as-Samaasii<o:p></o:p><br />Sayyid Amiir Kulaali<o:p></o:p><br />Khwaaja Bahaa’uddin Naqsyband<o:p></o:p><br />‘Alaa’uddiin<o:p></o:p><br />Ya’quub<o:p></o:p><br />Ubayd Allaah<o:p></o:p><br />Muhammad az-Zaahid<o:p></o:p><br />Darwiisy Muhammad<o:p></o:p><br />Khwajaa al-Amkanaki<o:p></o:p><br />Muhammad al-Baaqi<o:p></o:p><br />Ahmad al-Faruuqi<o:p></o:p><br />Muhammad Ma’sum<o:p></o:p><br />Sayfuddiin<o:p></o:p><br />Nuur Muhammad<o:p></o:p><br />Habib Allaah<o:p></o:p><br />‘Abd Allaah<o:p></o:p><br />Syekh Khaalid<o:p></o:p><br />Syekh Ismaa’il<o:p></o:p><br />Khaas Muhammad<o:p></o:p><br />Syekh Muhammad Effendi al-Yaraaghi<o:p></o:p><br />Sayyid Jamaaluddiin al-Ghumuuqi al-Husayni<o:p></o:p><br />Abuu Ahmad as-Sughuuri<o:p></o:p><br />Abuu Muhammad al-Madanii<o:p></o:p><br />Sayyidina Syekh Syarafuddin ad-Daghestani<o:p></o:p><br />Sayyidina wa Mawlaana Sultan al-Awliya Sayyidi Syekh ‘Abd Allaah al-Fa’iz ad-Daghestani<o:p></o:p><br />Sayyidina wa Mawlaana Sultan al-Awliya Sayyidi Syekh Muhammad Nazhim al-Haqqaani<o:p></o:p></span></p> <p style="" class="MsoBodyText"><span style="font-family: Georgia;" lang="FR"><o:p> </o:p><br />Syahaamatu Fardaani<o:p></o:p><br />Yuusuf ash-Shiddiiq<o:p></o:p><br />‘Abdur Ra’uuf al-Yamaani<o:p></o:p><br />Imaamul ‘Arifin Amaanul Haqq<o:p></o:p><br />Lisaanul Mutakallimiin ‘Aunullaah as-Sakhaawii<o:p></o:p><br />Aarif at-Tayyaar al-Ma’ruuf bi-Mulhaan<o:p></o:p><br />Burhaanul Kuramaa’ Ghawtsul Anaam<o:p></o:p><br />Yaa Shaahibaz Zaman <o:p></o:p><br />wa yaa Shahibal `Unshur<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: left;" class="MsoBodyText" align="left"><span style="font-family: Georgia;" lang="FR"><o:p> </o:p><br />Yaa Budalla<o:p></o:p><br />Yaa Nujaba<o:p></o:p><br />Yaa Nuqaba<o:p></o:p><br />Yaa Awtad<o:p></o:p><br />Yaa Akhyar<o:p></o:p><br />Yaa A’Immatal Arba’a<o:p></o:p><br />Yaa Malaaikatu fi samaawaati wal ardh<o:p></o:p><br />Yaa Awliya Allaah<o:p></o:p><br />Yaa Saadaat an-Naqsybandi<o:p></o:p></span></p> <span style="font-family: Georgia;" lang="FR"><o:p></o:p><br />Rijaalallaah a’inunna bi’aunillaah waquunuu ‘awnallana bi-Llah, a’sa nahdha bi-fadhlillah,<o:p></o:p><br />Al-Faatihah</span> </div> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/rearrange?blogID=4920435176549608852&widgetType=Text&widgetId=Text2&action=editWidget" target="configText2" onclick="'return" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" /> </a> </span> </span> <h2 class="title"><br /></h2> </div> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=Text&widgetId=Text1&action=editWidget" onclick="'return" target="configText1" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div><div class="widget Image" id="Image5"> <h2>Bay'at online Naqshbandi Haqqani</h2> <div class="widget-content"> <a href="http://naqshbandi.org/about/baya.htm"> <img alt="Bay\" at="" online="" naqshbandi="" haqqani="" id="Image5_img" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjr0ngquBdprSTdUFZpUBAYgsb8FfhuxRugCTVCIY5_xMFLAozFFIqbp6EjxkM6GPvu6nNBMAaed209hfJeaqvEQktr8W1PTYMnZ_oQHaawe0RMMELcCV7K7MpW8szSWiixRHYB8z7ros/s150/bayatonline.jpg" width="150" height="142" /> </a><br /><span class="caption">Bagi orang-orang yang tidak bisa menemui salah satu wakil talqin (orang yang telah mendapat izin untuk memberikan bay’at), Syekh telah memberikan izin untuk membaca teks bay’at berikut ini. taruh tangan kanan anda bersama dengan yang lain rasakan anda tengah berada dihadapan syekh untuk memegang tangan beliau lalu klik gambar dan baca ayat yang tertera didalamnya (Come, Come whoever you're come and join with us)</span> </div> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=Image&widgetId=Image5&action=editWidget" onclick="'return" target="configImage5" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div><div class="widget Image" id="Image2"> <h2>Du'a untuk segala Hajat</h2> <div class="widget-content"> <a href="http://haqqaniindonesia.blogspot.com/"> <img alt="Du\" a="" untuk="" segala="" hajat="" id="Image2_img" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvXLV3Jq0EQjaIxuzfGmr0NNxlHEaXpVRG4crNghQBRO84kLB8TZivmnQBCXZ02rasrZ7-4C9Ro_OuQV3676cp2M62CRhlRUo2TKDEu1ick6m86fMJUk8HFOx4qmtH-9UVfDmv7dLGfQg/s220/dua-of-blind-man.jpg" width="150" height="146" /> </a><br /></div> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=Image&widgetId=Image2&action=editWidget" onclick="'return" target="configImage2" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div><div class="widget Image" id="Image1"> <h2>Realitas Muhammad</h2> <div class="widget-content"> <a href="http://haqqaniindonesia.blogspot.com/"> <img alt="Realitas Muhammad" id="Image1_img" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5WEh7kbBClDube8zc4bOwHQ-vku2ycp2rQuBRmKxIwfe9DOnMcSsUBKowPn3X3jio05Fxi1tjna_iAiHgNpyd-c0iS-6t_Yh5GTtNzUT_M_d2YVSxQY9KB6zXyQcEFu1BL050TefL9lE/s220/bk-MuhammadTheMessenger-2.jpg" width="125" height="187" /> </a><br /></div> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=Image&widgetId=Image1&action=editWidget" onclick="'return" target="configImage1" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div><div class="widget Image" id="Image6"> <h2>Naqshbandi Du'a & prayer</h2> <div class="widget-content"> <a href="http://naqshbandi.org/"> <img alt="Naqshbandi Du'a & prayer" id="Image6_img" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYIDxiw3dqZkV5wZqBq6m4kZ2NNLvdXo47XzTzky2CKYs2xedxbRKNrruuULTle7H3zL3pu49eGRf9M-auTvP__RUtOwH3PvKeRU9akCPetEmIuq1bGEtEOIDD425OWtD-lg1sw836Pg0/s150/amalan001.jpg" width="150" height="103" /> </a><br /><span class="caption">Awrad Harian Naqshbandi</span> </div> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=Image&widgetId=Image6&action=editWidget" onclick="'return" target="configImage6" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div> <div class="widget Image" id="Image11"> <h2>adab naqshbandi</h2> <div class="widget-content"> <a href="http://www.naqshbandi.org/"> <img alt="adab naqshbandi" id="Image11_img" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcrx-TI5ZCes0w9A4IC7HlrJspiHlOP6QHFvAZJuPZq4GCpQ_wzPDvsie3uetuxHsyePwEZznCvYj2TxRUrxlQAo4lKPl-r6fgYCeuY5PuPo8U_VYytwrQCzfal6onuD2e106lGL9kSdI/s660/true-murid-done.jpg" width="187" height="174" /> </a><br /></div> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=Image&widgetId=Image11&action=editWidget" onclick="'return" target="configImage11" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div><div class="widget Profile" id="Profile2"> <h2>About Me</h2> <div class="widget-content"> <dl class="profile-datablock"><dt class="profile-data">iwang_q</dt><dd class="profile-data">Ciputat, kedaung, Pamulang, Indonesia</dd><dd class="profile-textblock">Aku adalah Aku dan tidak Akan pernah bisa untuk menjadi dia ataupun kamu karena Aku akan tetap menjadi Aku</dd></dl> <a class="profile-link" href="profile/07936921317097996576">View my complete profile</a> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=Profile&widgetId=Profile2&action=editWidget" onclick="'return" target="configProfile2" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div> </div><div class="widget BlogArchive" id="BlogArchive2"> <h2>index</h2> <div class="widget-content"> <div id="ArchiveList"> <div id="BlogArchive2_ArchiveList"> <ul><li class="archivedate collapsed"> <a class="toggle" href="javascript:void(0)"> <span class="zippy"> ► </span> </a> <a class="post-count-link" href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/search?updated-min=2006-01-01T00%3A00%3A00-08%3A00&updated-max=2007-01-01T00%3A00%3A00-08%3A00&max-results=50">2006</a> <span class="post-count" dir="ltr">(52)</span> <ul><li class="archivedate collapsed"> <a class="toggle" href="javascript:void(0)"> <span class="zippy"> ► </span> </a> <a class="post-count-link" href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2006_12_01_archive.html">December</a> <span class="post-count" dir="ltr">(52)</span> </li></ul> </li></ul> <ul><li class="archivedate expanded"> <a class="toggle" href="javascript:void(0)"> <span class="zippy toggle-open">▼ </span> </a> <a class="post-count-link" href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/search?updated-min=2007-01-01T00%3A00%3A00-08%3A00&updated-max=2008-01-01T00%3A00%3A00-08%3A00&max-results=50">2007</a> <span class="post-count" dir="ltr">(195)</span> <ul><li class="archivedate collapsed"> <a class="toggle" href="javascript:void(0)"> <span class="zippy"> ► </span> </a> <a class="post-count-link" href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007_01_01_archive.html">January</a> <span class="post-count" dir="ltr">(25)</span> </li></ul> <ul><li class="archivedate collapsed"> <a class="toggle" href="javascript:void(0)"> <span class="zippy"> ► </span> </a> <a class="post-count-link" href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007_02_01_archive.html">February</a> <span class="post-count" dir="ltr">(34)</span> </li></ul> <ul><li class="archivedate collapsed"> <a class="toggle" href="javascript:void(0)"> <span class="zippy"> ► </span> </a> <a class="post-count-link" href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007_03_01_archive.html">March</a> <span class="post-count" dir="ltr">(15)</span> </li></ul> <ul><li class="archivedate collapsed"> <a class="toggle" href="javascript:void(0)"> <span class="zippy"> ► </span> </a> <a class="post-count-link" href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007_04_01_archive.html">April</a> <span class="post-count" dir="ltr">(25)</span> </li></ul> <ul><li class="archivedate collapsed"> <a class="toggle" href="javascript:void(0)"> <span class="zippy"> ► </span> </a> <a class="post-count-link" href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007_05_01_archive.html">May</a> <span class="post-count" dir="ltr">(37)</span> </li></ul> <ul><li class="archivedate collapsed"> <a class="toggle" href="javascript:void(0)"> <span class="zippy"> ► </span> </a> <a class="post-count-link" href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007_07_01_archive.html">July</a> <span class="post-count" dir="ltr">(32)</span> </li></ul> <ul><li class="archivedate expanded"> <a class="toggle" href="javascript:void(0)"> <span class="zippy toggle-open">▼ </span> </a> <a class="post-count-link" href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007_08_01_archive.html">August</a> <span class="post-count" dir="ltr">(27)</span> <ul class="posts"><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/ihya-ullumudin-imam-ghazali.html">Ihya Ullumudin ( Imam Ghazali )</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/ihya-ullumiudin-kitab-aqidah-ahlu.html">Ihya Ullumiudin ( kitab aqidah Ahlu sunnah )</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/ihya-ullumudin-rahasia-bersuci.html">Ihya Ullumudin ( rahasia bersuci )</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/ihya-ullumudin.html">Ihya Ullumudin</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/ihya-ullumudin_11.html">Ihya Ullumudin</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/ihya-ullumudin_3601.html">Ihya Ullumudin</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/ihya-ullumudin_7886.html">Ihya Ullumudin</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/ihya-ullumudin_1633.html">Ihya Ullumudin</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/kisah-para-guru-sufi.html">Kisah para guru sufi</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/kisah-para-sufi.html">Kisah para sufi</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/nasehat-sufi.html">Nasehat sufi</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/mawlana-jalaludin-rumi.html">Mawlana jalaludin Rumi</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/nasehat-abdullah-bin-masud.html">Nasehat Abdullah bin mas'ud</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/rahasia-para-awliya.html">Rahasia Para Awliya</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/rahasia-hati.html">Rahasia hati</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/pedagang-rahasia-kebenaran.html">Pedagang ( Rahasia kebenaran)</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/dialog-rasulullah-saw-dengan-iblis.html">Dialog Rasulullah saw dengan Iblis</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/mengenal-jin.html">Mengenal Jin</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/si-bodoh-dan-unta-yang-sedang-makan.html">Si bodoh dan Unta yang sedang makan rumput</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/tiga-kebenaran.html">Tiga kebenaran</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/kisah-pendeta-senior-afsel-yang-masuk.html">Kisah pendeta senior Afsel yang masuk islam ( mimp...</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/kisah-sufi-rindu-rasul.html">Kisah sufi ( rindu rasul )</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/nasihat-darwis-untuk-raja-zalim.html">Nasihat darwis untuk raja zalim</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/musa-dan-wali-allah.html">Musa dan Wali Allah</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/kisah-darwish-dan-saudagar.html">Kisah Darwish dan saudagar</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/anda-akan-bersama-dengan-yang-anda.html">Anda akan bersama dengan yang anda cintai</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/kesederhanaan-bisa-juga-menjadi-ketidak.html">kesederhanaan bisa juga menjadi ketidak sederhanaa...</a></li></ul> </li></ul> </li></ul> <ul><li class="archivedate collapsed"> <a class="toggle" href="javascript:void(0)"> <span class="zippy"> ► </span> </a> <a class="post-count-link" href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00-08%3A00&updated-max=2009-01-01T00%3A00%3A00-08%3A00&max-results=50">2008</a> <span class="post-count" dir="ltr">(148)</span> <ul><li class="archivedate collapsed"> <a class="toggle" href="javascript:void(0)"> <span class="zippy"> ► </span> </a> <a class="post-count-link" href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008_04_01_archive.html">April</a> <span class="post-count" dir="ltr">(23)</span> </li></ul> <ul><li class="archivedate collapsed"> <a class="toggle" href="javascript:void(0)"> <span class="zippy"> ► </span> </a> <a class="post-count-link" href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008_05_01_archive.html">May</a> <span class="post-count" dir="ltr">(3)</span> </li></ul> <ul><li class="archivedate collapsed"> <a class="toggle" href="javascript:void(0)"> <span class="zippy"> ► </span> </a> <a class="post-count-link" href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008_08_01_archive.html">August</a> <span class="post-count" dir="ltr">(1)</span> </li></ul> <ul><li class="archivedate collapsed"> <a class="toggle" href="javascript:void(0)"> <span class="zippy"> ► </span> </a> <a class="post-count-link" href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008_09_01_archive.html">September</a> <span class="post-count" dir="ltr">(86)</span> <ul class="posts"><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/09/khatamul-khwajagan.html">Khatamul Khwajagan</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/09/zikir-khatam-khwajagan.html">zikir khatam khwajagan</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/09/khatmu-l-khwjagn-shaghirjahr.html">Khatmu ’l-Khwājagān Shaghir—Jahr</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/09/shalawat-masyisiyah.html">Shalawat masyisiyah</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/09/minal-aidzin-wal-faidzin-mohon-maaf.html">TAQABBALLAHU MINNAA WA MINKUM TAQOBAL YAA KARIM</a></li></ul> </li></ul> <ul><li class="archivedate collapsed"> <a class="toggle" href="javascript:void(0)"> <span class="zippy"> ► </span> </a> <a class="post-count-link" href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008_10_01_archive.html">October</a> <span class="post-count" dir="ltr">(31)</span> <ul class="posts"><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/secrets-of-wudu-energy-of-hand.html">Secrets of Wudu Energy of the Hand</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/tak-satupun-terjadi-tanpa-suatu-alasan.html">TAK SATUPUN TERJADI TANPA SUATU ALASAN</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/adab-adab-menghadiri-mawlid-nabi-dan.html">Adab - Adab Menghadiri Mawlid Nabi dan Bersalawat</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/antara-ibadah-dan-pekerjaan.html">Antara Ibadah dan Pekerjaan</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/tsunami-yang-lebih-besar-akan-terjadi.html">Tsunami yang Lebih Besar Akan Terjadi</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/rumis-poem.html">Rumi's Poem</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/somali-hadrah.html">somali hadrah</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/sheikh-nazim-dzikir.html">sheikh nazim dzikir</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/mawlana-syekh-nazim-al-haqqani.html">mawlana syekh nazim al haqqani</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/authorized-naqshbandi.html">the authorized naqshbandi</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/sheikh-hisham-kabbani.html">sheikh hisham kabbani</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/sheikh-hisham-kabbani-shalawat-part-1.html">sheikh hisham kabbani (shalawat Part 1 )</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/sheikh-hisham-kabbani-shalawat-part-2.html">sheikh hisham kabbani ( Shalawat Part 2 )</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/sheikh-hisham-kabbani-shalawat-part-3.html">sheikh Hisham kabbani ( Shalawat Part 3 )</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/naqshbandi-dzikir-sheikh-hisham-kabbani.html">Naqshbandi Dzikir ( sheikh Hisham Kabbani )</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/sheikh-nazim-meaning-of-tariqa-sheikh.html">Sheikh nazim ( meaning of tariqa & sheikh )</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/seorang-muslim-sejati-tidak-boleh.html">Seorang Muslim Sejati Tidak Boleh Menganiaya Orang...</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/jangan-khawatir-jangan-bebani-dirimu.html">Jangan Khawatir, Jangan Bebani Dirimu!</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/doa-dan-wirid-pelindung-diri-dari.html">Doa dan Wirid Pelindung Diri Dari Dajjal</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/dzikir-alhamdulillah.html">Dzikir Alhamdulillah</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/ucapkan-bismillaahir-rahmaanir-rahiim.html">Ucapkan Bismillaahir Rahmaanir Rahiim</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/ucapkan-auudzu-billaahi-minasy.html">Ucapkan A’uudzu billaahi minasy-syaithaanir rajiim...</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/silsilah-rantai-emas-tarekat-naqshbandi.html"> Silsilah Rantai Emas Tarekat Naqshbandi Haqqan...</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/11-principles-of-naqshbandi-secret.html">11 PRINCIPLES OF THE NAQSHBANDI SECRET</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/5-levels-of-heart.html">5 Levels of the Heart</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/t.html">6 POWER OF THE HEART</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/positions-of-prayer-mawlana-syaikh.html">The Positions of Prayer ( mawlana syaikh hisham ka...</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/miracle-of-sayidina-syaikh-naqshbandi.html">The Miracle of Sayidina Syaikh Naqshbandi</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/penjelasan-buku-amalan-haria.html">Penjelasan Buku Amalan Haria</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/penjelasan-tentang-buku-amalan-harian.html">PENJELASAN TENTANG BUKU AMALAN HARIAN</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/10/temukan-sumber-awet-muda-manfaat-dari.html">*Temukan Sumber Awet Muda - Manfaat dari Menjaga L...</a></li></ul> </li></ul> <ul><li class="archivedate collapsed"> <a class="toggle" href="javascript:void(0)"> <span class="zippy"> ► </span> </a> <a class="post-count-link" href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008_11_01_archive.html">November</a> <span class="post-count" dir="ltr">(2)</span> <ul class="posts"><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/11/perubahan-yang-kita-butuhkan.html">*Perubahan yang Kita Butuhkan</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/11/as-salama-layaikum-wa-rahmatullahi-wa.html"> As-salama layaikum wa rahmatullahi wa barakutu...</a></li></ul> </li></ul> <ul><li class="archivedate collapsed"> <a class="toggle" href="javascript:void(0)"> <span class="zippy"> ► </span> </a> <a class="post-count-link" href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008_12_01_archive.html">December</a> <span class="post-count" dir="ltr">(2)</span> <ul class="posts"><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/12/kemuliaan-tanpa-akhir.html">Kemuliaan Tanpa Akhir</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2008/12/tertipu-oleh-hawa-nafsu.html">Tertipu oleh Hawa Nafsu</a></li></ul> </li></ul> </li></ul> <ul><li class="archivedate collapsed"> <a class="toggle" href="javascript:void(0)"> <span class="zippy"> ► </span> </a> <a class="post-count-link" href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/search?updated-min=2009-01-01T00%3A00%3A00-08%3A00&updated-max=2010-01-01T00%3A00%3A00-08%3A00&max-results=10">2009</a> <span class="post-count" dir="ltr">(10)</span> <ul><li class="archivedate collapsed"> <a class="toggle" href="javascript:void(0)"> <span class="zippy"> ► </span> </a> <a class="post-count-link" href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2009_09_01_archive.html">September</a> <span class="post-count" dir="ltr">(10)</span> <ul class="posts"><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2009/09/uang-dan-harta-mawlana-syaikh-nazim-al.html">Uang dan Harta ( Mawlana syaikh Nazim al haqqani )...</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2009/09/mencari-cahaya-sejatinya.html">Mencari Cahaya SejatiNYA</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2009/09/abubakar-dan-benih-kehidupan.html">AbuBakar Dan Benih Kehidupan</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2009/09/biografi-al-alamah-al-arifbillah.html">Biografi Al Alamah Al arifbillah Almusnid Al Habib...</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2009/09/cinta-dalam-kehidupanmu-mawlana-syaikh.html">Cinta Dalam Kehidupanmu ( Mawlana Syaikh Nazim AL ...</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2009/09/habib-anis-lahir-di-garut-jawa-barat.html"> Habib Anis lahir di Garut Jawa Barat, Indonesia p...</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2009/09/al-imam-al-qutub-al-alamah-al.html">Al Imam AL Qutub Al alamah Al arifbillah Almusnid ...</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2009/09/al-habib-muhammad-bin-idrus-al-habsyi.html"> Al-Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi atau nama ...</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2009/09/nasihat-imam-ali-bin-abi-thalib.html">Nasihat Imam Ali Bin ABi thalib</a></li><li><a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2009/09/al-habib-ali-bin-abdurahman-al-habsyi.html">Al HAbib Ali bin Abdurahman Al Habsyi</a></li></ul> </li></ul> </li></ul> </div> </div> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=BlogArchive&widgetId=BlogArchive2&action=editWidget" onclick="'return" target="configBlogArchive2" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div> </div><div class="widget Poll" id="Poll1"> <h2 class="title">Apa pendapat anda tentang blog ini</h2> <div class="widget-content" id="widget-content"> <iframe allowtransparency="true" name="poll-widget659213994981960707" src="http://www.google.com/reviews/polls/display/659213994981960707/blogger_template/run_app?txtclr=%23999999&lnkclr=%2399aadd&chrtclr=%2399aadd&font=normal+normal+100%25+%27Trebuchet+MS%27%2CTrebuchet%2CVerdana%2CSans-serif&hideq=true&purl=http%3A%2F%2Fnaqshbandiyun.blogspot.com%2F" style="border: medium none ; width: 100%; height: 183px;" frameborder="0" height="200"></iframe> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=Poll&widgetId=Poll1&action=editWidget" onclick="'return" target="configPoll1" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div> </div><div class="widget HTML" id="HTML4"> <div class="widget-content"> <!-- FREE-BLOG-CONTENT.com --><br /><center><iframe marginwidth="0" marginheight="0" src="http://www.free-blog-content.com/Calendars/calendar0013.htm" allowtransparency="true" scrolling="no" width="161" frameborder="no" height="280"></iframe></center> <center><a style="font-size: 3mm;" href="http://www.free-blog-content.com/">Free Blog Calendar</a></center> </div> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=HTML&widgetId=HTML4&action=editWidget" onclick="'return" target="configHTML4" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div><div class="widget Text" id="Text3"> <h2 class="title">Hijri calendar</h2> <div class="widget-content"> <div style="margin: 0px auto; text-align: center; width: 160px; height: 160px;"><embed menu="false" pluginspage="http://www.adobe.com/go/getflashplayer" swliveconnect="true" allowscriptaccess="sameDomain" loop="false" flashvars="&col1=006633&col2=ffffff&bgo=0&dayAdd=0" src="http://mitglied.lycos.de/alhabib/testphp/getswf.php?id=rotate02" type="application/x-shockwave-flash" wmode="transparent" width="160" height="160"></embed></div> </div> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=Text&widgetId=Text3&action=editWidget" onclick="'return" target="configText3" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div><br /><div class="widget LinkList" id="LinkList2"><div class="widget-content"><span class="widget-item-control"><span class="item-control blog-admin"><a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=LinkList&widgetId=LinkList2&action=editWidget" onclick="'return" target="configLinkList2" title="Edit"><img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div> </div><div class="widget LinkList" id="LinkList1"> <h2>link terkait</h2> <div class="widget-content"> <ul><li><a href="http://www.sufinews.com/">http://www.sufinews.com</a></li><li><a href="http://rabbani-sufi.blogspot.com/">http://rabbani-sufi.blogspot.com</a></li><li><a href="http://haqqaniindonesia.blogspot.com/">http://haqqaniindonesia.blogspot.com</a></li><li><a href="http://hmpublikasi.blogspot.com/">http://hmpublikasi.blogspot.com</a></li><li><a href="http://zawiya.wordpress.com/">http://zawiya.wordpress.com</a></li><li><a href="http://muhibbunbandung.blogspot.com/">http://muhibbunbandung.blogspot.com</a></li><li><a href="http://gazellerun.blogspot.com/">http://gazellerun.blogspot.com</a></li><li><a href="http://superdervish.blogspot.com/">http://superdervish.blogspot.com</a></li><li><a href="http://www.naqshbandi-utara.org/">http://www.naqshbandi-utara.org</a></li><li><a href="http://www.naqshbandi.ca/">http://www.naqshbandi.ca</a></li><li><a href="http://inditamagochi.blogspot.com/">http:///inditamagochi.blogspot.com</a></li><li><a href="http://www.naqshbandi.asn.au/">http://www.naqshbandi.asn.au</a></li><li><a href="http://warriorette.blogspot.com/">http://warriorette.blogspot.com</a></li><li><a href="http://www.sheiknazim.com/">http://www.sheiknazim.com</a></li><li><a href="http://www.al-baz.com/shaikhabdalqadir">http://www.al-baz.com/shaikhabdalqadir</a></li><li><a href="http://www.tasawuf.info/">http://www.tasawuf.info</a></li><li><a href="http://www.nurmuhammad.com/">http://www.nurmuhammad.com</a></li><li><a href="http://www.shaykhnazim.net/">http:///www.shaykhnazim.net</a></li><li><a href="http://sultanulawliya.blogspot.com/">http://sultanulawliya.blogspot.com</a></li><li><a href="http://www.sufionline.net/">http://www.sufionline.net</a></li><li><a href="http://www.nurulmusthofa.org/">http://www.nurulmusthofa.org</a></li><li><a href="http://www.nu.or.id/">http://www.nu.or.id/</a></li><li><a href="http://sachrony.wordpress.com/">http://sachrony.wordpress.com</a></li><li><a href="http://adabnaqsybandi.blogspot.com/">http://adabnaqsybandi.blogspot.com</a></li><li><a href="http://www.madadulhaqq.net/">http://www.madadulhaqq.net</a></li><li><a href="http://ariefdani.multiply.com/">http://ariefdani.multiply.com</a></li><li><a href="http://www.naqshbandi.org/">http://www.naqshbandi.org</a></li><li><a href="http://www.majelisrasulullah.org/">http://www.majelisrasulullah.org</a></li><li><a href="http://www.suryalaya.org/">http://www.suryalaya.org</a></li><li><a href="http://naqsybandi.web.id/">http://naqsybandi.web.id</a></li><li><a href="http://mevlanasufi.blogspot.com/">http://mevlanasufi.blogspot.com</a></li></ul> <span class="widget-item-control"> <span class="item-control blog-admin"> <a class="quickedit" href="rearrange?blogID=5066119709667997484&widgetType=LinkList&widgetId=LinkList1&action=editWidget" onclick="'return" target="configLinkList1" title="Edit"> <img alt="" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png" width="18" height="18" /> </a> </span> </span> </div> </div></div> </div> <!-- spacer for skins that want sidebar and main to be the same height--> <div class="clear"> </div>ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-24121163459687282252009-09-22T02:49:00.000-07:002009-09-22T02:50:34.365-07:00<h3 class="post-title entry-title"> <a href="http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/08/kisah-para-guru-sufi.html">Kisah para guru sufi</a> </h3> Kisah sufi (1)<br /><br />Suatu saat murid-murid Abu al Bistami mengadukan kejahatan Setan kepadanya. Mereka berkata,”Setan telah mengambil iman kami.” Sang syeikh lalu memanggil Setan dan menginterogasinya. Kata Setan,”Aku tak bisa memaksa siapapun untuk melakukan apapun. Sebenarnya, kebanyakan orang membuang iman mereka untuk alasan yang remeh. Aku cuma memungut iman yang mereka buang.” [ Syeikh Muzaffir ]<br /><br /><br /><br />kisah sufi (2)<br /><br />Rabi’ah ditanya,”Apakah engkau mencintai Allah?”<br />Ia menjawab, “Ya.”<br />“Apakah engkau membenci Iblis?”<br />Ia menjawab,”Tidak! Cintaku kepada Allah tidak menyisakan waktu bagiku untuk membenci Iblis.” [ Rabi’ah ]<br /><br /><br />kisah sufi (3)<br /><br />Sang Guru berujar , ”Saat kau jauh dari ka’bah memang sudah seharusnya menghadapkan wajahmu ke sana, agar dirimu tidak terlempar jauh ke tempat gelap. Tetapi mereka yang ada di dalamnya, bisa menghadap ke mana pun mereka suka.” Sang murid lalu bertanya, ”Bagaimana mungkin kami bisa memasuki ka’bah yang dikelilingi jutaan manusia?”<br />Sang Guru menjawab, “Ka’bah itu ada di dalam hatimu!” [ Bayazid BistamASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-2907329842715076692009-09-22T02:47:00.001-07:002009-09-22T02:47:54.300-07:00WARO<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(204, 51, 204); font-family: arial;"><span style="font-size: 100%;"><span lang="IN">Yang dimaksud wara’ menurut Sahal bin AbduLlah adalah meninggalkan hal-hal yang tidak pasti (Syubhat), yaitu hal-hal yang tidak berfaedah. Sedangkan menurut As-Syibli, <i style=""><span style=""> </span>wara’</i> merupakan upaya untuk menghindarkan diri dari berbagai hal yang tidak berkaitan dengan Allah SWT.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(204, 51, 204); font-family: arial;"><span style="font-size: 100%;"><span lang="IN"><span style=""> </span>Diceritakan oleh Ishaq bin Khalaf, <i style="">wara’</i> dalam ilmu logika lebih hebat daripada emas dan perak. Sedangkan zuhud dalam ilmu kepemimpinan lebih hebat daripada keduanya. Oleh karena itu engkau dapat mengumpulkan keduanya dalam meraih kepemimpinan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(204, 51, 204); font-family: arial;"><span style="font-size: 100%;"><span lang="IN"><span style=""> </span>Menurut Abu Sulaiman Ad-Daraani, wara’ merupakan permulaan zuhud sedangkan qana’ah merupakan akhir keridhaan. Sedangkan menurut Abu Utsman, pahala wara’ adalah takut kepada <i style="">hisab </i>(perhitungan amal).<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(204, 51, 204); font-family: arial;"><span style="font-size: 100%;"><span lang="IN"><span style=""> </span>Dikisahkan suatu hari AbduLlah bin Marwan mengalami kebangkrutan. Dia berada di dalam sebuah sumur yang kotor. Setelah menyebut nama Allah, dia dapat keluar dari sumur tersebut. “Menyebut nama Allah dengan harap dan cemas adalah bagian dari wara’”.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(204, 51, 204); font-family: arial;"><span style="font-size: 100%;"><span lang="IN"><span style=""> </span>Yahya bin Mu’adz berkata, “Wara’ terbagi menjadi dua, pertama wara’ lahir yakni semua gerak aktivitas yang hanya tertuju<span style=""> </span>kepada Allah SWT. Kedua, wara’ bathin, yakni hati yang tidak dimasuki sesuatu kecuali hanya mengingat Allah. Barang siapa yang belum merasakan lezatnya wara’ dia belum pernah menikmati pemberian Allah SWT. Mereka yang pandangan keagamaannya bagus, kelak ditinggikan derajatnya oleh Allah di hari kiyamat”.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(204, 51, 204); font-family: arial;"><span style="font-size: 100%;"><span lang="IN"><span style=""> </span>Ma’ruf Al-Kharqi berucap, sikap wara’ termasuk menjaga diri dari perbuatan tercela, juga menjaga diri dari<span style=""> </span>pujian.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(204, 51, 204); font-family: arial;"><span style="font-size: 100%;"><span lang="IN"><span style=""> </span>Harits<span style=""> </span>Al-Muhasibi pernah mengulurkan tangannya untuk mengambil makanan syubhat. Tiba-tiba ujung jarinya berkeringat sehingga ia tahu bahwa makanan tersebut tidak halal. Sedangkan sahabat Bishri Al-Maafi pernah diundang dalam suatu acara. Makanan tersebut diletakkan di dhadapannya. Namun ketika ia mengulurkan tangannya ternyata tangannya tidak bisa digerakkan. Itu diulanginya sampai tiga kali, tetapi tidak bisa juga. Sesungguhnya tangannya tidak bisa diulurkan pada makanan yang syubhat.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(204, 51, 204); font-family: arial;"><span style="font-size: 100%;"><span lang="IN"><span style=""> </span>Pada kisah yang lain diceritakan bahwa Hasan Al-Bashri bertanya kepada putera ‘Ali RA, “Apakah kebesaran agama ?” Dia menjawab sikap ‘Wara’’. Kemudian ditanyakan lagi, “Apa penyakit agama ?” Dia menjawab ‘Tamak’.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(204, 51, 204); font-family: arial;"><span style="font-size: 100%;"><span lang="IN"><span style=""> </span>Hasan bin Sinan belum pernah tidur terlentang, belum pernah makan samin, belum pernah minum air dingin. Suatu saat ia bermimpi meninggal dunia. Dalam kondisi demikian ia ditanya oleh seseorang, “Apa yang telah Allah berikan kepadamu”. Dia menjawab, “Kebaikan, hanya saja saya terhalang masuk surga karena sebatang jarum yang pernah saya pinjam tapi belum saya kembalikan.”<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(204, 51, 204); font-family: arial;"><span style="font-size: 100%;"><span lang="IN"><span style=""> </span>Begitulah sikap wara’ para sufi zaman dahulu. Menurut Imam Al-Ghazali wara’ adalah menahan diri dari larangan Allah SWT. Ada tiga macam wara’. Pertama wara’ <i style="">shidiqqin</i> yaitu meninggalkan sesuatu yang tidak ada dalil atau bukti kehalalannya. Kedua wara’ <i style="">Muttaqiin</i> yaitu meninggalkan sesuatu yang tidak mengandung syubhat tetapi dikhawatirkan membawa kepada yang haram. Dan yang ketiga adalah wara’ <i style="">shalihin </i>yaitu meninggalkan hal-hal yang –boleh jadi- halal atau haram, tetapi belum tentu menyehatkan / baik untuk badan (thayib).<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(204, 51, 204); font-family: arial;"><span style="font-size: 100%;"><span lang="IN"><span style=""> </span>Salah satu sikap mulia yang dimiliki Sahal bin AbduLlah disamping wara’ adalah zuhud terhadap dunia. Dalam arti umum adalah tidak mencintai sesuatu, tidak<span style=""> </span>tertarik atau terpikat olehnya. Dalam kajian tasawuf, kata zuhud biasanya dikaitkan dengan kesenangan duniawi. Zuhud terhadap dunia berarti tidak tertarik, tidak tergiur dan tidak terlena oleh kesenangan duniawi.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(204, 51, 204); font-family: arial;"><span style="font-size: 100%;"><span lang="IN"><span style=""> </span>Sikap zuhud terhadap dunia itu berakar dari penilaian bahwa dunia dengan segala kesenangannya adalah lebih rendah nilainya daripada akhirat. Jadi pada sikap zuhud itu tersirat sikap lebih mencintai atau tertarik kepada akhirat atau kepada Tuhan Yang Maha Baik.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(204, 51, 204); font-family: arial;"><span style="font-size: 100%;"><span lang="IN"><span style=""> </span>Maka zuhud sebenarnya tidak pernah muncul di dalam Al-Qur’an kecuali hanya sekali saja dalam bentuj <i style="">zahidiin</i> (QS 12, : 20). Akhirat jauh lebih baik bagi para pelaku zuhud karena kenikmatan yang jauh lebih kekal jika dibandingkan dunia. <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(204, 51, 204); font-family: arial;"><span style="font-size: 100%;"><span lang="IN"><span style=""> </span>Esensi zuhud itu juga dapat dilihat dari perikehidupan RasuluLlah SAW dan para sahabat yang hidup dengan penuh kesederhanaan baik dalam hal makanan, pakaian, maupun tempat tinggal. RasuluLlah SAW sering melakukan puasa, sering mengalami lapar, menghentikann makan sebelum kenyang, setiap malam bangun untuk beribadah, melakukan munajat dan tafakur. RasuluLlah SAW tidak pernah menyimpan harta apaalgi sampai menumpuknya, dan tidak ada harta yang dapat beliau wariskan. Para sahabatpun mengikuti pola sederhana yang dicontohkan RasuluLlah SAW. Mereka meskipun sebagian tergolong berharta, tetap zuhud terhadap harta yang mereka miliki. Mereka siap menyarahkan hartanya sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau untuk jihad di jalan Allah. Hati mereka tidak tergiur oleh harta yang mereka miliki.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(204, 51, 204); font-family: arial;"><span style="font-size: 100%;"><span lang="IN"><span style=""> </span>Zuhud dalam kajian tasawuf dipandang sebagai salah satu <i style="">maqam</i> bagi calon sufi dalam perjalanan<span style=""> </span>ruhaniah mencapai tujuan menjadi sufi. Kedudukan seorang zahid setingkat di bawah sufi, dan seorang sufi pasti seorang zahid. Zahid yang berhasil menjadi sufi adalah yang telah berhasil mencapai makrifat.<o:p></o:p></span></span></p> <span style="color: rgb(204, 51, 204); font-family: arial; font-size: 100%;"><span lang="IN"><span style=""> </span>Seperti yang lain, zahid juga memiliki tingkatan-tingkatan. Ada tingkatan zuhud terhadap segala yang haram menurut norma syari’at, ada tingkatan zuhud yang lebih tinggi, yaitu zuhud terhadap hal yang diragukan kehalalannya. Zuhud yang diusahakan calon sufi adalah zuhud tingkat tertinggi yaitu zuhud terhadap dunia materi dan apa yang dibutuhkan oleh jasmani meskipun halal menurut norma syari’at. Hanya saja tingkat tersebut dapat dicapai dengan usaha yang sungguh-sungguh dan tulus serta kecintaan yang tinggi kepada Allah SWT.</span></span>ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-74775096015230995652009-09-22T02:35:00.000-07:002009-09-22T02:40:17.801-07:00<div class="article-toolswrap"><div class="article-tools clearfix"><div style="text-align: justify;"><h2 style="text-align: justify;"><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Biografi Singkat Abu Nawas<br /></span></span></strong></h2> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></p> <p style="text-align: center;"><img style="width: 274px; height: 289px;" class="alignleft size-full wp-image-204" title="Abu Nawas" src="http://masnya.files.wordpress.com/2009/06/abu-nawas.jpg?w=200&h=185" alt="Abu Nawas" /><br /></p><p style="text-align: center;">Tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita akan nama sang tokoh kocak “Abu Nawas” saking masyhurnya nama tersebut hingga kadang kita tidak mengetahui siapa nama asli dia sebenarnya. Nama asli Abu Nawas adalah Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami. Dia dilahirkan pada 145 H (747 M ) di kota Ahvaz di negeri Persia (Iran sekarang), dengan darah dari ayah Arab dan ibu Persia mengalir di tubuhnya. Ayahnya, Hani al-Hakam, merupakan anggota legiun militer Marwan II. Sementara ibunya bernama Jalban, wanita Persia yang bekerja sebagai pencuci kain wol. Sejak kecil ia sudah yatim. Sang ibu kemudian membawanya ke Bashrah, Irak. Di kota inilah Abu Nawas belajar berbagai ilmu pengetahuan.</p> <p style="text-align: justify;">Masa mudanya penuh perilaku kontroversial yang membuat Abu Nawas tampil sebagai tokoh yang unik dalam khazanah sastra Arab Islam. Meski begitu, sajak-sajaknya juga sarat dengan nilai sprirtual, di samping cita rasa kemanusiaan dan keadilan. Abu Nawas belajar sastra Arab kepada Abu Zaid al-Anshari dan Abu Ubaidah. Ia juga belajar Al-Quran kepada Ya’qub al-Hadrami. Sementara dalam Ilmu Hadis, ia belajar kepada Abu Walid bin Ziyad, Muktamir bin Sulaiman, Yahya bin Said al-Qattan, dan Azhar bin Sa’ad as-Samman. Pertemuannya dengan penyair dari Kufah, Walibah bin Habab al-Asadi, telah memperhalus gaya bahasanya dan membawanya ke puncak kesusastraan Arab. Walibah sangat tertarik pada bakat Abu Nawas yang kemudian membawanya kembali ke Ahwaz, lalu ke Kufah. Di Kufah bakat Abu Nawas digembleng. Ahmar menyuruh Abu Nawas berdiam di pedalaman, hidup bersama orang-orang Arab Badui untuk memperdalam dan memperhalus bahasa Arab.</p> <p style="text-align: justify;">Kemudian ia pindah ke <span id="more-201"></span>Baghdad. Di pusat peradaban Dinasti Abbasyiah inilah ia berkumpul dengan para penyair. Berkat kehebatannya menulis puisi, Abu Nawas dapat berkenalan dengan para bangsawan. Namun karena kedekatannya dengan para bangsawan inilah puisi-puisinya pada masa itu berubah, yakni cenderung memuja dan menjilat penguasa.</p> <p style="text-align: justify;">Dalam Al-Wasith fil Adabil ‘Arabi wa Tarikhihi, Abu Nawas digambarkan sebagai penyair multivisi, penuh canda, berlidah tajam, pengkhayal ulung, dan tokoh terkemuka sastrawan angkatan baru. Namun sayang, karya-karya ilmiahnya justru jarang dikenal di dunia intelektual. Ia hanya dipandang sebagai orang yang suka bertingkah lucu dan tidak lazim. Kepandaiannya menulis puisi menarik perhatian Khalifah Harun al-Rasyid. Melalui musikus istana, Ishaq al-Wawsuli, Abu Nawas dipanggil untuk menjadi penyair istana (sya’irul bilad).</p> <p style="text-align: justify;">Sikapnya yang jenaka menjadikan perjalanan hidupnya benar-benar penuh warna. Kegemarannya bermain kata-kata dengan selera humor yang tinggi seakan menjadi legenda tersendiri dalam khazanah peradaban dunia. Kedekatannya dengan kekuasaan juga pernah menjerumuskannya ke dalam penjara. Pasalnya, suatu ketika Abu Nawas membaca puisi Kafilah Bani Mudhar yang dianggap menyinggung Khalifah. Tentu saja Khalifah murka, lantas memenjarakannya. Setelah bebas, ia berpaling dari Khalifah dan mengabdi kepada Perdana Menteri Barmak. Ia meninggalkan Baghdad setelah keluarga Barmak jatuh pada tahun 803 M. Setelah itu ia pergi ke Mesir dan menggubah puisi untuk Gubernur Mesir, Khasib bin Abdul Hamid al-Ajami. Tetapi, ia kembali lagi ke Baghdad setelah Harun al-Rasyid meninggal dan digantikan oleh Al-Amin.</p> <p style="text-align: justify;">Sejak mendekam di penjara, syair-syair Abu Nawas berubah, menjadi religius. Jika sebelumnya ia sangat pongah dengan kehidupan duniawi yang penuh glamor dan hura-hura, kini ia lebih pasrah kepada kekuasaan Allah.</p> <p style="text-align: justify;">Memang, pencapaiannya dalam menulis puisi diilhami kegemarannya melakukan maksiat. Tetapi, justru di jalan gelap itulah, Abu Nawas menemukan nilai-nilai ketuhanan. Sajak-sajak tobatnya bisa ditafisrkan sebagai jalan panjang menuju Tuhan. Meski dekat dengan Sultan Harun al-Rasyid, Abu Nawas tak selamanya hidup dalam kegemerlapan duniawi. Ia pernah hidup dalam kegelapan – tetapi yang justru membawa keberkahan tersendiri.</p> <p style="text-align: justify;">Seorang sahabatnya, Abu Hifan bin Yusuf bin Dayah, memberi kesaksian, akhir hayat Abu Nawas sangat diwarnai dengan kegiatan ibadah. Beberapa sajaknya menguatkan hal itu. Salah satu bait puisinya yang sangat indah merupakan ungkapan rasa sesal yang amat dalam akan masa lalunya.</p> <p style="text-align: justify;">Mengenai tahun meningalnya, banyak versi yang saling berbeda. Ada yang menyebutkan tahun 190 H/806 M, ada pula yang 195H/810 M, atau 196 H/811 M. Sementara yang lain tahun 198 H/813 M dan tahun 199 H/814 M. Konon Abu Nawas meninggal karena dianiaya oleh seseorang yang disuruh oleh keluarga Nawbakhti – yang menaruh dendam kepadanya. Ia dimakamkan di Syunizi di jantung Kota Baghdad. Berikut salah satu kisah Jenaka Abu Nawas.</p> <h2 style="text-align: justify;"><strong><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Demi Tata Krama Kepada Raja</span></span></strong></strong></h2> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Konon di Zaman Raja Harun Al Rasyid dulu tidak ada yang namanya WC, yang ada cuma sungai atau kali untuk buang hajat. Suatu ketika sang raja merasa perutnya sedang sakit, dan sudah tidak bisa lagi untuk diajak kompromi. Seketika itu juga raja meminta para pengawal untuk mendampinginya ke sungai demi menuntaskan hajatnya. Kebetulan sungai disitu mengalir ke arah selatan. Dan Sudah masyhur di kalangan masyarakat , jika sang raja sedang buag hajat di sungai, maka rakyat dilarang keras berak di sebelah utaranya raja, karena di khawatirkan kotoran tersebut akan mengalir ke arah selatan dan mengenai badan sang raja. Dan kalau ada yang melanggar, maka akan mendapatkan hukuman berat dari sang raja.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Namun kali ini, peraturan tersebut tidak di indahkan oleh sang tokoh kocak Abu Nawas, Abu Nawas dengan santainya juga ikut berak di sebelah utara agak jauh dari posisi sang raja, sehingga sang raja tidak melihatnya. Disaat asyik buang hajat, tiba – tiba saja ada suatu benda yang menyenggol pantat sang raja, tanpa berpikir panjang, benda tersebut langsung dipegang dan dilihat oleh sang raja, alangkah terkejutnya, ternyata benda tersebut adalah kotoran manusia. kontan saja hal itu membuat sang raja naik pitam. seketika itu juga raja menyuruh para pengawalnya untuk menelusuri sungai di sebelah utara,dan menangkap orang yang berak . Benar saja, di sebelah utara agak jauh dari posisi sang raja, terlihat sosok abu nawas sedang berak dengan santainya. Saat itu juga para pengawal langsung menangkap dan membawanya ke hadapan raja untuk di hukum.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Ketika di hadapkan pada raja, Abu Nawas memprotes pada raja kenapa dia di tangkap dan akan dihukum. Raja pun menjawab :</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">” Apakah kamu tidak tahu wahai Abu Nawas, perbuatanmu itu telah melecehkan privasiku, kamu telah menginjak – injak harga diriku, kamu memang tidak punya tata krama !!! bentak sang raja.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">“Berani – beraninya kamu berak di sebelah utaraku, sehingga kotoranmu mengenai badanku, selama ini tidak pernah seorangpun dari rakyatku berani melakukan perbuatan sepertimu” wahai Abu Nawas” Tambah sang raja dengan nada sangat kesal.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">“Kini kamu harus menerima hukuman dariku”</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">“Maaf, tunggu sebentar wahai raja ” sela Abu nawas.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">“Ada apa? tanya raja, “kali ini tidak ada lagi ampun bagimu Abu nawas”</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">“Tunggu sebentar, tolong beri saya kesempatan untuk menjelaskannya.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">“Saya melakukan itu semua, karena saya sangat menghormati engkau wahai raja”</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">mendegar hal itu, raja harun Al Rasyid langsung sedikit tertegun dengan apa yang disampaikan oleh abu nawas.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">“Lho perbuatan seperti itu , kamu bilang malah untuk menghormati aku???” tanya raja dengan ekspresi agak sedikit keheranan.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">“Ya benar raja ” jawab abu nawas dengan tegasnya.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Rajapun semakin keheranan dan penasaran dengan abu nawas.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">“Baiklah kali ini aku kasih kamu kesempatan untuk menjelaskan alasannya, jika alasanmu tidak masuk akal maka aku tidak segan – segan untuk memperberat hukumanmu.”</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">“Baiklah raja, begini alasannya . Raja tahu, selama ini jika raja tengah mengadakan perjalanan dengan rakyat atau bersama pengawal , tidak ada satupun dari rakyat atau pengawal raja yang berani mendahului jalannya raja, begitu juga dengan saya, ketika saya ikut rombongan raja , posisi saya ketika berjalan tidak berani mendahului raja, itu saya lakuakan karena saya menjaga tata krama dan sopan santun kepada raja”</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">“Ya bagus, lha terus apa hubungannya dengan perbuatanmu yang sekarang ini??” tanya raja dengan nada semakin penasaran dengan akal cerdik abu nawas.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">“Begini raja, saya menghormati engkau tidak setengah – setengah, melainkan saya menghormati engkau dengan sepenuh hati . Ketika saya buang hajat , saya memilih di sebelah utara raja, dan sama sekali , saya tidak berani berak berada di sebelah selatan raja. Hal ini saya lakukan karena saya kuatir, jika saya berak di sebelah selatan raja, maka nanti kotoran saya berlaku tidak sopan kepada kotoran raja, karena sudah berani berjalan mendahuli kotoran raja. sehingga saya memilih berak di sebelah utara, agar supaya kotoran saya tidak sampai mendahului kotoran raja. Ini semua saya lakuakan tidak lain, hanya demi Tata krama saya kepada kotoran raja. </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Terus terang wahai baginda, kotoran saya tidak berani mendahului kotoran raja, karena hal itu merupakan perbuatan su’ul adab.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Ketika raja berjalan, saya tidak berani mendahului jalan raja, begitu juga ketika kotoran raja mengalir, maka kotoran saya pun tidak berani mendahului kotoran raja. ini semua saya lakuakn karena Sopan santun dan tata krama saya yang sepenuh hati kepada raja.”</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">“Malah yang seharusnya diberi hukuman bukan saya wahai raja , melainkan rakyat engkau yang tidak punya tata krama, karena mereka berani berak di sebelah selatanmu, sehingga kotoran mereka mendahului kotoranmu. “</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Mendengar penjelasan Abu nawas, raja pun tersennyum. dia tidak jadi marah dan menghukum Abu nawas, tetapi oleh sang raja Abu Nawas malah diberi hadiah karena alasannya masuk akal. Sejak kejadian itu, raja pun menginstruksikan kepada rakyatnya untuk berak di sebelah utara sang raja, demi menjaga kesopanan kepada kotoran sang raja…</span></p><br /><br /><span class="dropcap">H</span>ampir semua orang mengenal nama Abu Nawas. Namun di negeri kita, sosok tersebut telanjur dianggap sebagai pelawak. Mungkin hal itu akibat pengaruh buku "Hikayat Abu Nawas" saduran Nur Sutan Iskandar, terbitan Balai Pustaka, yang menjadi bacaan wajib murid-murid sekolah sejak tahun 1930-an hingga 1950-an.<br /><br />Padahal Abu Nawas (nama sebenarnya Abu Hani Muhammad bin Hakami, lahir di Ahwaz, Persia, tahun 735 dan meninggal di Bagdhad, tahun 810) adalah seorang sastrawan besar dalam khazanah sastra Arab abad Pertengahan. Bahkan sastrawan terbesar pada zaman kekuasaan Sultan Harun al Rasyid al Abassi, yang menjadi khalifah Dinasti Abasiyah tahun 786-809.<br /><br />Memang, karena kepiawaiannya di bidang bahasa dan sastra Arab, Abu Nawas banyak menggubah sajak-sajak bercorak lelucon dan senda-gurau (mujuniyat). Ia juga sangat ahli merangkai syair tentang cinta, pujian terhadap seseorang (madah), bahkan sindiran halus namun tajam (hija) kepada pemerintahan Sultan Harun al Rasyid.<br /><br />Pada usia muda dia pernah mabuk-mabukan, kelakuannya urakan, tak bermoral, bahkan kemungkinan atheis, Karena itulah Abu Nawas tidak disukai kalangan agamawan dan kalangan yang menjunjung tinggi ahlak kesopanan. Bahkan, ia pernah dipenjarakan karena kelakuannya yang tak beres itu.<br /><br />Namun menjelang usia tua, ia berubah total. Menjadi tekun beribadah dan rendah hati (tawadlu). Dari beberapa anekdot yang dihimpun para pengamat puisi Abu Nawas, terungkap, kesadaran (al yakhzah) diri Abu Nawas tergugah pada suatu malam "Qadar" (Lailatulkadar).<br /><br />Abu Nuwas merasa dirinya sebagai lalat. Bahkan lebih hina dina. Ia sadar, tahun-tahun kehidupannya tidak membawa manfaat sebagaimana garam memberi kesedapan. Justru ia terus-terusan merusak, merusak dan merusak. Padahal merusak dilarang keras oleh Allah SWT. La tufsidu fil ardli. Innallaha la yuhibbul mufsidin (Alquran Surah Al Qashash ayat 77).<br /><br />Sejak peristiwa "Malam Qadar" itu, Abu Nawas, mengganti syair-syair dengan zikir. Memindahkan malam-malamnya dari kafe, bar atau pub, ke masjid. Ia tidak ingin lagi menjadi lalat. Biar tak jadi apa-apa, asal tidak membawa kerusakan bagi dirinya dan orang lain.<br /><br />Salah satu puisi karya terakhir Abu Nawas, sebuah puisi religius :<br /> </div> </div> </div> <div style="text-align: center;">Ilahi lastu lilfirdausi ahla, walaa aqwa 'ala naaril jahiimi<br />Fahabli taubatan waghfir dzunubi, fainaka ghafirudz- dzanbil 'adzimi....<br /><br />Ya Allah ... tidak layak aku masuk ke dalam sorga-Mu<br />tetapi hamba tiada kuat menerima siksa neraka-Mu<br />Maka kami mohon taubat dan mohon ampun atas dosaku<br />sesungguhnya Engkau Maha Pengampun atas dosa-dosa....<br /> </div> <div style="text-align: center;">Dzunubi mitslu a'daadir- rimali, fahabli taubatan ya Dzal Jalaali,</div> <div style="text-align: center;">Wa 'umri naqishu fi kulli yaumi, wa dzanbi zaaidun kaifa -htimali</div> <div style="text-align: center;"><br />Dosa-dosaku seperti butiran pasir di pantai,<br />maka anegerahilah hamba taubat, wahai Yang Memiliki Keagungan<br />Dan umur hamba berkurang setiap hari,<br />sementara dosa-dosa hamba selalu bertambah, apalah dayaku<br /><br />Ilahi 'abdukal 'aashi ataak, muqirran bi dzunubi wa qad di'aaka<br />fain taghfir fa anta lidzaka ahlun, wain tadrud faman narju siwaaka<br /> </div> <div style="text-align: justify;"> </div> <div style="text-align: center;">Ya Allah... hamba-Mu penuh maksyiat, datang kepada-Mu bersimpuh memohon ampunan,<br />Jika Engkau ampuni memang Engkau adalah Pemilik Ampunan,<br />Tetapi jika Engkau tolak maka kepada siapa lagi aku berharap?<br /> </div> <div style="text-align: justify;">Puisi-puisi Abu Nawas bersama kisah hidupnya, ditulis antara lain oleh Mustafa Abdur Razak, dalam buku "Abu Nawas, Hayatuhu wa Sya'iruhu" (1981). Dikenal di dunia Barat setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman oleh A.von Kremer "Diwan des Abu Nuwas Grossten Lyrischen Dichters der Araber" (1806).<br /><br />Abu Nawas mungkin salah satu contoh manusia yang mendapat barakah "Lailatul Qadar". Malam yang lebih baik daripada seribu bulan.<br /><br />Referensi:</div> Abu Bakar bin Hamzah, Sejarah Kebudayaan Islam , Penerbit: Pustaka Aman 1964<br /><br />Abul a ‘la Al-Maududi, Khilafah dan Kerajaan : Evaluasi Kritis Atas Sejarah Pemerintahan Islam, (Bandung, Mizan, 1998)<br /><br />Badri Yatim, Dr., MA., Sejarah Peradaban Islam : Dirasah Islamiyah II, (Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2006)<br /><br />Harun Nasution, Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran (Bandung, Mizan, 1995)<br /><br />Ira M Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam,(Jakarta : Rajawali Pers 1999)<br /><br />Jaih Mubarok, Dr., M.Ag., Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Bani Quraisyi, Cet. 1, 2004)<br /><br />Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas, daASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-16391461935662909132009-09-22T02:28:00.000-07:002009-09-22T02:34:34.173-07:00IMAM KHOMAENI<div class="post" id="firstpost"> <h2 class="title">kisah ayatullah khomeini</h2> <div class="content"> <span class="aligncenter"><strong>Ayatullah Ruhullah Khomeini</strong></span><br /><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/Ikbals/LOCALS%7E1/Temp/moz-screenshot-1.jpg" alt="" /><br /><div id="bkshead" style="width: 512px; margin-top: 10px; margin-bottom: 15px; clear: both;"> <img id="bkshd" src="http://www.bukudiskon.com/App_Themes/Standard/images/header/hd_sinopsis_top.jpg" alt="Sinopsis Buku" style="border-width: 0px; height: 31px; width: 665px;" /> </div><div id="sinopsis" style="width: 496px; margin-bottom: 15px; text-align: justify; margin-left: auto; margin-right: auto; display: block;"> <span id="lblSin" class="sinopsis"><div style="float: left; margin-right: 10px; margin-bottom: 10px;"><img style="width: 168px; height: 270px;" src="http://www.bukudiskon.com/images/sinopsis/b1049-1-Khomeini.jpg" /><br /><span style="font-size: 7pt;">Imam Khomeini</span></div>Sesegera nama Ayatullah Khomeini disebut, tergambarlah di benak pendengarnya satu sosok angker, ekstrem, fanatik, bahkan kejam. Kenyataannya, hampir berkebalikan dari kesan banyak orang, tokoh ini dikenal sejak mudanya sebagai sufi -- atau 'arif (ahli makrifat).<br /><br />Bahkan, jauh sebelum namanya dikenal sebagai seorang mullah-faqih (ulama ahli fiqih) dan pemimpin revolusi, dia adalah seorang murid dan penulis buku-buku sufi yang amat serius.<br /><br />Beberapa orang orientalis telah secara khusus meneliti sisi yang tak banyak dikenal dari tokoh ini, termasuk Alexander Knysh, Y. Christian Bonaud dan Vanessa Martin. Lebih dari itu, kehidupan sehari-hari sang Ayatullah sesungguhnya mencerminkan gaya seorang sufi sejati.<br /><br />Buku --yang sarat nuansa emosional dan human interest-- ini berusaha menampilkan sisi-sisi penting kehidupan sang Pemimpin Besar Revolusi yang belum banyak diketahui orang.</span> </div> <br /><div style="text-align: center;"><span class="img"><img style="width: 230px; height: 299px;" alt="" src="http://files.myopera.com/ayatullah%20khomeini/blog/160px-Khomeini.jpg" /></span><br /></div>Pada akhir tahun 70-an dunia diguncangkan oleh sebuah revolusi yang digerakkan oleh seorang ulama. Republik Iran yang begitu kuat di bawah kepemimpinan Syah akhirnya harus tumbang melalui perjuangan panjang ulama tersebut. Ulama itu, tak lain adalah Imam Khomeini, seorang sufi, teolog, fakih, filosof dan sekaligus politikus. Seorang pribadi besar, yang kokoh dalam pendirian dan keteguhan perjuangan menegakkan amar ma’ruf nahi munkar tanpa mengenal putus asa.<br /><br /><strong>Ayatullah Khomeini </strong>lahir di Khomein pada 24 oktober 1902. Khomein, merupakan dusun yang berada di Iran tengah. Keluarga Khomeini adalah keluarga Sayyid Musawi, keturunan Nabi melalui jalur Imam ketujuh Syi’ah, Imam Musa Al-Kazhim. Mereka berasal dari Neysyabur, Iran timur laut. Pada awal abad kedelapan belas, keluarga ini bermigrasi ke India, dan mukim di kota kecil Kintur di dekat Lucknow di kerajaan Qudh, yang penguasanya adalah pengikut Syi’ah Dua Belas Imam. Kakek Sayed Ruhullah Khomeini yang bernama Sayyid Ahmad Musawi Hindi, lahir di Kintur . Keluarga kakeknya adalah keluarga ulama terkemuka, Mir Hamed Husein Hindi Neysyaburi, yang karyanya, Abaqat Al-Anwar, jadi kebanggan Syi’ah India.<br /><br />Sayyid Ahmad ini meninggalkan India pada sekitar tahun 1830 untuk pergi ziarah ke kota suci Najaf. Di Najaf dia bertemu seorang saudagar terkemuka Khomein. Menerima undangan sang saudagar, Sayyid Ahmad lalu pergi ke Khomein untuk jadi pembimbing spritual dusun itu. Di Khomein Sayyid Ahmad menikah dengan Sakinah, putri tuan rumahnya. Pasangan ini dikaruniai empat anak, antara lain Sayyid Mustafa, yang lahir pada 1856. Sayyid Mustafa belajar di Najaf, di bawah bimbingan Mirza Hasan Syirazi, kemudian pada 1894 kembali ke Khomein. Di sana dia menjadi ulama dan dikaruniai enam anak. Sayyid Ruhullah adalah yang bungsu dan satu-satunya yang panggilannya adalah Khomeini.<br /><br />Semasa kecil, Sayyid Khomeini mulai belajar bahasa Arab, syair Persia dan kaligrafi di sekolah negeri dan di ‘maktab’. Menjelang dewasa, Sayyid Ruhullah mulai belajar agama dengan lebih serius. Ketika berusia lima belas tahun, dia mulai belajar tatabahasa Arab kepada saudaranya, Murtaza, yang belajar bahasa Arab dan teologi di Isfahan. Pada usia tujuh belas tahun Ruhullah pergi ke Arak, kota dekat Isfahan untuk belajar dari Syaikh ‘Abdul Karim Ha’eri Yazdi, seorang ulama yang terkemuka yang meninggalkan Karbala untuk menghindari pergolakan politik. Sikap ini kemudian mendorong kebanyakan ulama terkemuka untuk menyatakan penentangannya kepada pemerintahan Inggeris.<br /><br />Setelah runtuhnya imperium ‘Utsmaniah, Syaikh Ha’eri enggan tinggal di kota-kota yang ada di bawah mandat Inggeris. Ia kemudian pindah ke Qum. Sayyid Ruhullah Khomeini lima bulan kemudian mengikuti jejak Syaikh Ha’eri pindah ke Qum. Di tempat yang baru ini Sayyid Ruhullah Khomeini belajar retorika syair dan tata bahasa dari gurunya yang bernama Syaikh Muhammad Reza Masjed Syahi.<br /><br />Selama belajar di Qum, Sayyid Ruhullah Khomeini menyelesaikan studi fiqh dan ushul dengan seorang guru dari Kasyan, yang sebelas tahun lebih tua darinya, yaitu Ayatullah ‘Alio Yasrebi.<br /><br />Pada awal tahun 1930-an, dia menjadi mujtahid dan menerima ijazah untuk menyampaikan hadis dari empat guru terkemuka. Yang pertama dari keempat guru itu adalah Syaikh Muhsin Amin ‘Ameli, seorang ulama terkemuka dari Lebanon, dimana Imam Musa Shadr di kemudian hari menggantikan kedudukan Amin sebagai pemimpin Syi’ah Lebanon.<br /><br />Yang kedua adalah Syaikh ‘Abbas Qumi, ahli hadis terkemuka dan sejarawan Syi’ah. Qumi adalah penulis prolifik yang tulisannya sangat digemari di Iran modern, terutama bukunya yang berjudul Mafatih Al-Jinan (Kunci Surga).<br /><br />Guru ketiganya adalah Abul Qasim Dehkordi Isfahani –seorang mullah terkemuka di Isfahan.<br /><br />Guru keempatnya adalah Muhammad Reza Masjed Syahi, yang datang ke Qum pada 1925 karena protes menetang kebijakan anti Islam Reza Syah.<br /><br />Pada usia dua puluh tujuh tahun, Sayyid Ruhullah menikah dengan Syarifah Batul, putri dari seorang ayatullah yang bermukim di Teheran. Mereka dikarunia lima orang anak, dua putra dan tiga putri.<br /><br />Imam Khomeini wafat pada tanggal 3 Juni 1989 dengan memberikan sesuatu keyakinan kepada kaum Muslimin diseluruh dunia bahwa ajaran Islam merupakan ajaran yang mampu menuntun manusia pada kebenaran. Memang peranan dan kharismanya dalam Islam modern dan sejarah Iran tak dapat disangkal. Semoga harapan dan cita-citanya dapat menjadi kenyataan dalam sejarah umat Islam di dunia.</div> </div>ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-49600007809784490462009-09-22T02:16:00.000-07:002009-09-22T02:17:13.963-07:00WARKOP ( MY FAVORITE FILMS )<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"><tbody><tr><td class="cattitle"><a rel="bookmark" href="http://supersuck.multiply.com/journal/item/32/Warkop_salah_satu_tonggak_sejarah_perlawakan_indonesia..">"Warkop salah satu tonggak sejarah perlawakan indonesia.."</a></td><td class="itemsubsub"><nobr>Dec 3, '07 2:03 AM</nobr><br />for everyone</td></tr></tbody></table> <p><span class="insertedphoto"><img class="alignright" src="http://www.irwan.net/images/stories/content/warkop.jpg" border="0" /></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-style: italic;font-size:180%;" ><b>Warkop</b></span> atau sebelumnya <span style="font-style: italic;font-size:180%;" ><b>Warkop Prambors</b></span>, juga kemudian dikenal sebagai<span style="font-style: italic;"> </span><span style="font-size:180%;"><b><span style="font-style: italic;">Trio DK</span>I</b></span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lawak" title="Lawak">lawak</a> yang dibentuk oleh Nanu (nama asli <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nanu_Mulyono&action=edit" class="new" title="Nanu Mulyono">Nanu Mulyono</a>), <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rudy_Badil&action=edit" class="new" title="Rudy Badil">Rudy Badil</a>, Dono (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wahjoe_Sardono" title="Wahjoe Sardono">Wahjoe Sardono</a>), Kasino (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kasino_Hadiwibowo" title="Kasino Hadiwibowo">Kasino Hadiwibowo</a>) dan Indro (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indrodjojo_Kusumonegoro" title="Indrodjojo Kusumonegoro">Indrodjojo Kusumonegoro</a>), Nanu, Rudy, Dono dan Kasino adalah mahasiswa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Indonesia" title="Universitas Indonesia">Universitas Indonesia</a> (UI), <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta" title="Jakarta">Jakarta</a> sedangkan Indro kuliah di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Pancasila" title="Universitas Pancasila">Universitas Pancasila</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta" title="Jakarta">Jakarta</a>. Mereka pertama kali meraih kesuksesan lewat acara <i>Obrolan Santai di Warung Kopi</i> yang merupakan garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prambors&action=edit" class="new" title="Prambors">Prambors</a>. Acara lawakan setiap Jumat malam antara pukul 20.30 hingga pukul 21.15, disiarkan oleh radio Prambors yang bermarkas di kawasan Mendut, Prambanan, Borobudur, alias Menteng Pinggir.</span> adalah grup </p> <p><span style="font-size:100%;">Dalam acara itu, Rudi Badil dalam obrolan sering berperan sebagai Mr. James dan Bang Cholil. Indro yang berasal dari Purbalingga berperan saebagai Mastowi (orang Tegal), Ubai (orang Ansori). Kasino yang asli Gombong perannya bermacam-macam: Mas Bei (orang Jawa), Acing / Acong (orang Tionghoa) dan Buyung (orang Padang). Nanu yang asli Madiun sering berperan sebagai Tulo (orang Batak). Dono sendiri hanya berperan sebagai Mas Slamet (orang Jawa).</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Ide awal obrolan Warkop Prambors berawal dari dedengkot radio <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prambors&action=edit" class="new" title="Prambors">Prambors</a>, Temmy Lesanpura. Radio Prambors meminta Hariman Siregar, dedengkot mahasiswa UI untuk mengisi acara di Prambors. Hariman pun menunjuk Kasino dan Nanu, sang pelawak di kalangan kampus UI untuk mengisi acara ini. Ide ini pun segera didukung oleh Kasino, Nanu, dan Rudy Badil, lalu disusul oleh Dono dan Indro.</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Rudy yang semula ikut Warkop saat masih siaran radio, tak berani ikut Warkop dalam melakukan lawakan panggung, karena demam panggung (<i>stage fright</i>). Untuk hal itu, Rudy mengaku "Pernah sekali saya coba di panggung TIM, saya menyadari bahwa saya tidak mampu. Setelah itu ya <i>nggak</i> usah saja,"</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Dono pun awalnya saat manggung beberapa menit pertama <i>mojok</i> dulu, karena masih malu dan takut. Setelah beberapa menit, barulah Dono mulai ikut berpartisipasi dan mulai kerasan, hingga akhirnya terus menggila hingga akhir durasi lawakan. Indro adalah anggota termuda, saat anggota Warkop yang lain sudah menduduki bangku kuliah, Indro masih pelajar SMA.</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Pertama kali Warkop muncul di pesta perpisahan (kalau sekarang <i>prom nite</i>) SMP IX yang diadakan di Hotel Indonesia. Semua personil gemetar, alias demam panggung, dan hasilnya hanya bisa dibilang lumayan saja, tidak terlalu sukses. Namun peristiwa di tahun 1976 itulah pertama kali Warkop menerima honor yang berupa uang transport sebesar Rp 20.000. Uang itu dirasakan para personil Warkop besar sekali, namun akhirnya habis untuk menraktir makan teman-teman mereka.</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Berikutnya mereka manggung di Tropicana. Sebelum naik panggung, kembali seluruh personel komat-kamit dan panas dingin, tapi ternyata hasilnya kembali lumayan.</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Baru pada acara Terminal Musikal (asuhan Mus Mualim), grup Warkop Prambors baru benar-benar 'lahir' sebagai bintang baru dalam dunia lawak <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>. Acara Terminal Musikal sendiri tak hanya melahirkan Warkop tetapi juga membantu memperkenalkan grup PSP (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pancaran_Sinar_Petromaks" title="Pancaran Sinar Petromaks">Pancaran Sinar Petromaks</a>), yang bertetangga dengan Warkop. Sejak itulah honor mereka mulai meroket, sekitar Rp 1.000.000 per pertunjukan atau dibagi empat orang, setiap personil mendapat <i>no pek go ceng</i> (Rp 250.000).</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Mereka juga jadi dikenal lewat nama <span style="font-family: garamond,adobe garamond; font-style: italic;font-size:180%;" ><b>Dono-Kasino-Indro</b></span> atau<span style="font-size:180%;"> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/DKI" title="DKI">DKI</a></span> (yang merupakan <i>pelesetan</i> dari singkatan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota" title="Daerah Khusus Ibukota">Daerah Khusus Ibukota</a>). Ini karena nama mereka sebelumnya Warkop Prambors memiliki konsekuensi tersendiri. Selama mereka memakai nama Warkop Prambors, maka mereka harus mengirim <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Royalti&action=edit" class="new" title="Royalti">royalti</a> kepada Radio Prambors sebagai pemilik nama Prambors. Maka itu kemudian mereka mengganti nama menjadi Warkop DKI, untuk menghentikan praktek 'upeti' itu.</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Dari semua personil Warkop, mungkin Dono lah yang paling intelek, walau ini agak bertolak belakang dari profil wajahnya yang 'ndeso' itu. Dono bahkan setelah lulus kuliah menjadi asisten dosen di FISIP UI tepatnya jurusan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi" title="Sosiologi">Sosiologi</a>. Dono juga kerap menjadi pembawa acara pada acara kampus atau acara perkawinan rekan kampusnya. Kasino juga lulus dari FISIP. Selain melawak, mereka juga sempat berkecimpung di dunia pencinta alam. Hingga akhir hayatnya, Nanu, Dono dan Kasino tercatat sebagai anggota pencinta alam Mapala UI.</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Setelah puas manggung dan mengobrol di udara, Warkop mulai membuat film-film <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Komedi" title="Komedi">komedi</a><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Film" title="Film">film</a> untuk satu grup, maka mereka pun kebanjiran duit, karena hampir tiap tahun mereka membintangi satu film di dekade 1980-an. Malah beberapa tahun ada dua film Warkop sekaligus.</span> yang selalu laris ditonton oleh masyarakat. Dari filmlah para personil Warkop mulai meraup kekayaan berlimpah. Dengan honor Rp 15.000.000 per satu </p> <p><span style="font-size:100%;">Kelebihan Warkop dibandingkan grup lawak lain, adalah tingkat kesadaran intelektualitas para anggotanya. Karena sebagian besar adalah mahasiswa (yang kemudian beberapa menjadi sarjana), maka mereka sadar betul akan perlunya profesionalitas dan pengembangan diri kelompok mereka.</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Ini dilihat dari keseriusan mereka membentuk staf yang tugasnya membantu mereka dalam mencari bahan lawakan. Salah satu staf Warkop ini kemudian menjadi pentolan sebuah grup lawak, yaitu <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dedi_Gumelar&action=edit" class="new" title="Dedi Gumelar">Tubagus Dedi Gumelar</a> alias Miing Bagito.</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Saat itu Miing mengaku bahwa ia ingin sekali menjadi pelawak, dan kebetulan ia diterima menjadi staf Warkop. Kerjanya selain mengumpulkan bahan lawakan, melakukan survei lokasi (di kota atau daerah sekitar tempat Warkop akan manggung), kalau perlu melakukan pekerjaan pembantu sekalipun seperti menyetrika kostum para personil Warkop. Ini dilakukan Miing dengan serius, karena ia sadar disinilah pembelajaran profesionalitas sebuah kelompok lawak. Miing sempat ikut dalam kaset warkop dan film warkop, sebelum akhirnya membentuk kelompok lawak sendiri bersama <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Didin_Gumelar&action=edit" class="new" title="Didin Gumelar">Didin</a> (saudaranya) dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hadi_Prabowo&action=edit" class="new" title="Hadi Prabowo">Hadi Prabowo</a> alias Unang yang diberi nama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bagito" title="Bagito">Bagito</a> (alias <b>Bagi Roto</b>).</span></p> <p><span style="font-size:100%;">Dalam era <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Televisi_swasta&action=edit" class="new" title="Televisi swasta">televisi swasta</a> dan menurunnya jumlah produksi film, DKI pun lantas memulai serial televisi sendiri. Serial ini tetap dipertahankan selama beberapa lama walaupun Kasino tutup usia di tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1997" title="1997">1997</a>. Setelah Dono juga meninggal di tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2001" title="2001">2001</a>, Indro menjadi satu-satunya personel Warkop. Sedangkan Nanu sudah meninggal lebih lama karena sakit liver dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta.</span></p><h2><span style="font-size:6;"><span class="mw-headline">Diskografi (kaset)</span></span></h2> <ul><li><span style="font-size:100%;">Kaset 01 Cangkir Kopi (warkop Live di Palembang / Plaju, masih ada Nanu)</span></li><li><span style="font-size:100%;">Kaset 02 Tenda Warung</span></li><li><span style="font-size:100%;">Kaset 03 Mana Tahan</span></li><li><span style="font-size:100%;">Kaset 04 Gerhana Asmara (bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Srimulat" title="Srimulat">Srimulat</a>)</span></li><li><span style="font-size:100%;">Kaset 05 Pengen Melek Hukum (Indro sebagai mahasiswa penyuluh hukum, Kasino, Dono sebagai warga)</span></li><li><span style="font-size:100%;">Kaset 06 Pokoknya Betul - Ke Bali (Dono dan Indro pengen ke Bali, tanya ke Kasino yang orang Bali)</span></li><li><span style="font-size:100%;">Kaset 07 Semua Bisa Diatur - Lurah Indro (Indro sebagai Lurah, Dono dan Kasino sebagai warga, featuring Mi'ing sebagai rakyat / petugas RSJ)</span></li><li><span style="font-size:100%;">Kaset 08 Dokter Masuk Desa (Indro sebagai dokter baru masuk desa, dono dan kasino sebagai warga)</span></li><li><span style="font-size:100%;">Kaset 09 Makin Tipis Makin Asik (Indro sebagai pak Guru, Kasino dan Dono sebagai murid-murid)</span></li></ul><br /><h2><span style="font-size:6;"><span class="mw-headline">Filmografi</span></span></h2><br /><p><span style="font-size:100%;">Kebanyakan film Warkop tidak dapat diedarkan secara internasional karena masalah pelanggaran hak cipta, yaitu digunakannya musik oleh komponis <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Henry_Mancini&action=edit" class="new" title="Henry Mancini">Henry Mancini</a> tanpa izin atau mencantumkan namanya dalam film.</span></p> <ul><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mana_Tahaaan...&action=edit" class="new" title="Mana Tahaaan...">Mana Tahaaan...</a> (1979) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Elvy_Sukaesih" title="Elvy Sukaesih">Elvy Sukaesih</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rahayu_Effendi" title="Rahayu Effendi">Rahayu Effendi</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gengsi_Doong&action=edit" class="new" title="Gengsi Doong">Gengsi Doong</a> (1980) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Camelia_Malik" title="Camelia Malik">Camelia Malik</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pintar_Pintar_Bodoh" title="Pintar Pintar Bodoh">Pintar Pintar Bodoh</a> (1980) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eva_Arnaz" title="Eva Arnaz">Eva Arnaz</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Debbie_Cynthia_Dewi&action=edit" class="new" title="Debbie Cynthia Dewi">Debbie Cynthia Dewi</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dorman_Borisman&action=edit" class="new" title="Dorman Borisman">Dorman Borisman</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dana_Christina" title="Dana Christina">Dana Christina</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=GeEr_-_Gede_Rasa&action=edit" class="new" title="GeEr - Gede Rasa">GeEr - Gede Rasa</a> (1980) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dorman_Borisman&action=edit" class="new" title="Dorman Borisman">Dorman Borisman</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ita_Mustafa" title="Ita Mustafa">Ita Mustafa</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Itje_Trisnawati&action=edit" class="new" title="Itje Trisnawati">Itje Trisnawati</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Manusia_6.000.000_Dollar&action=edit" class="new" title="Manusia 6.000.000 Dollar">Manusia 6.000.000 Dollar</a> (1981) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eva_Arnaz" title="Eva Arnaz">Eva Arnaz</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dorman_Borisman&action=edit" class="new" title="Dorman Borisman">Dorman Borisman</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=IQ_Jongkok&action=edit" class="new" title="IQ Jongkok">IQ Jongkok</a> (1981) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Enny_Haryono&action=edit" class="new" title="Enny Haryono">Enny Haryono</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Marissa_Haque" title="Marissa Haque">Marissa Haque</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alicia_Djohar&action=edit" class="new" title="Alicia Djohar">Alicia Djohar</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Setan_Kredit&action=edit" class="new" title="Setan Kredit">Setan Kredit</a> (1981) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Minati_Atmanegara" title="Minati Atmanegara">Minati Atmanegara</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alicia_Djohar&action=edit" class="new" title="Alicia Djohar">Alicia Djohar</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dongkrak_Antik" title="Dongkrak Antik">Dongkrak Antik</a> (1982) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Meriam_Bellina" title="Meriam Bellina">Meriam Bellina</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mat_Solar&action=edit" class="new" title="Mat Solar">Mat Solar</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pietrajaya_Burnama&action=edit" class="new" title="Pietrajaya Burnama">Pietrajaya Burnama</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Chips" title="Chips">Chips</a> (1982) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tetty_Liz_Indriati&action=edit" class="new" title="Tetty Liz Indriati">Tetty Liz Indriati</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Chintami_Atmanegara" title="Chintami Atmanegara">Chintami Atmanegara</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Maju_Kena_Mundur_Kena&action=edit" class="new" title="Maju Kena Mundur Kena">Maju Kena Mundur Kena</a> (1983) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eva_Arnaz" title="Eva Arnaz">Eva Arnaz</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lydia_Kandou" title="Lydia Kandou">Lydia Kandou</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Us_Us&action=edit" class="new" title="Us Us">Us Us</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pokoknya_Beres&action=edit" class="new" title="Pokoknya Beres">Pokoknya Beres</a> (1983) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eva_Arnaz" title="Eva Arnaz">Eva Arnaz</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lydia_Kandou" title="Lydia Kandou">Lydia Kandou</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Us_Us&action=edit" class="new" title="Us Us">Us Us</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nourma_Yunita&action=edit" class="new" title="Nourma Yunita">Nourma Yunita</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Itu_Bisa_Diatur" title="Itu Bisa Diatur">Itu Bisa Diatur</a> (1984) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ira_Wibowo" title="Ira Wibowo">Ira Wibowo</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lia_Warokka&action=edit" class="new" title="Lia Warokka">Lia Warokka</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aminah_Cendrakasih" title="Aminah Cendrakasih">Aminah Cendrakasih</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tahu_Diri_Dong&action=edit" class="new" title="Tahu Diri Dong">Tahu Diri Dong</a> (1984) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eva_Arnaz" title="Eva Arnaz">Eva Arnaz</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lydia_Kandou" title="Lydia Kandou">Lydia Kandou</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aminah_Cendrakasihh&action=edit" class="new" title="Aminah Cendrakasihh">Aminah Cendrakasihh</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Us_Us&action=edit" class="new" title="Us Us">Us Us</a>.</span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kesempatan_Dalam_Kesempitan&action=edit" class="new" title="Kesempatan Dalam Kesempitan">Kesempatan Dalam Kesempitan</a> (1985) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lydia_Kandou" title="Lydia Kandou">Lydia Kandou</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nena_Rosier" title="Nena Rosier">Nena Rosier</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Leily_Sagita" title="Leily Sagita">Leily Sagita</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lia_Warokka&action=edit" class="new" title="Lia Warokka">Lia Warokka</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kaharuddinsyah&action=edit" class="new" title="Kaharuddinsyah">Kaharuddinsyah</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fanny_Bauty&action=edit" class="new" title="Fanny Bauty">Fanny Bauty</a>.</span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gantian_Dong" title="Gantian Dong">Gantian Dong</a> (1985) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ira_Wibowo" title="Ira Wibowo">Ira Wibowo</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lia_Warokka&action=edit" class="new" title="Lia Warokka">Lia Warokka</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Chintami_Atmanegara" title="Chintami Atmanegara">Chintami Atmanegara</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lelly_Sagita&action=edit" class="new" title="Lelly Sagita">Lelly Sagita</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Wieke_Widowati&action=edit" class="new" title="Wieke Widowati">Wieke Widowati</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Advent_Bangun&action=edit" class="new" title="Advent Bangun">Advent Bangun</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Atas_Boleh_Bawah_Boleh&action=edit" class="new" title="Atas Boleh Bawah Boleh">Atas Boleh Bawah Boleh</a> (1986) besama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eva_Arnaz" title="Eva Arnaz">Eva Arnaz</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dian_Nitami" title="Dian Nitami">Dian Nitami</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wolly_Sutinah" title="Wolly Sutinah">Wolly Sutinah</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sama_Juga_Bohong&action=edit" class="new" title="Sama Juga Bohong">Sama Juga Bohong</a> (1986) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ayu_Azhari" title="Ayu Azhari">Ayu Azhari</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nia_Zulkarnaen" title="Nia Zulkarnaen">Nia Zulkarnaen</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Chintami_Atmanegara" title="Chintami Atmanegara">Chintami Atmanegara</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Depan_Bisa_Belakang_Bisa&action=edit" class="new" title="Depan Bisa Belakang Bisa">Depan Bisa Belakang Bisa</a> (1987) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eva_Arnaz" title="Eva Arnaz">Eva Arnaz</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Him_Damsyik&action=edit" class="new" title="Him Damsyik">Him Damsyik</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Makin_Lama_Makin_Asyik&action=edit" class="new" title="Makin Lama Makin Asyik">Makin Lama Makin Asyik</a> (1987) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Meriam_Bellina" title="Meriam Bellina">Meriam Bellina</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Timbul_%28pelawak%29&action=edit" class="new" title="Timbul (pelawak)">Timbul</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Saya_Suka_Kamu_Punya&action=edit" class="new" title="Saya Suka Kamu Punya">Saya Suka Kamu Punya</a> (1987) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Doyok&action=edit" class="new" title="Doyok">Doyok</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jodoh_Boleh_Diatur" title="Jodoh Boleh Diatur">Jodoh Boleh Diatur</a> (1988) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Raja_Ema&action=edit" class="new" title="Raja Ema">Raja Ema</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Silvana_Herman" title="Silvana Herman">Silvana Herman</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yurike_Prastika" title="Yurike Prastika">Yurike Prastika</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ira_Wibowo" title="Ira Wibowo">Ira Wibowo</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nia_Zulkarnaen" title="Nia Zulkarnaen">Nia Zulkarnaen</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Malu-Malu_Mau&action=edit" class="new" title="Malu-Malu Mau">Malu-Malu Mau</a> (1988) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nurul_Arifin" title="Nurul Arifin">Nurul Arifin</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sherly_Malinton&action=edit" class="new" title="Sherly Malinton">Sherly Malinton</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Godain_Kita_Dong&action=edit" class="new" title="Godain Kita Dong">Godain Kita Dong</a> (1989) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ida_Kusumah&action=edit" class="new" title="Ida Kusumah">Ida Kusumah</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tarzan_%28pelawak%29" title="Tarzan (pelawak)">Tarsan</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sabar_Dulu_Doong...%21&action=edit" class="new" title="Sabar Dulu Doong...!">Sabar Dulu Doong...!</a> (1989) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anna_Sherley&action=edit" class="new" title="Anna Sherley">Anna Sherley</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eva_Arnaz" title="Eva Arnaz">Eva Arnaz</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mana_Bisa_Tahan&action=edit" class="new" title="Mana Bisa Tahan">Mana Bisa Tahan</a> (1990) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nurul_Arifin" title="Nurul Arifin">Nurul Arifin</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sally_Marcellina" title="Sally Marcellina">Sally Marcellina</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sudah_Pasti_Tahan&action=edit" class="new" title="Sudah Pasti Tahan">Sudah Pasti Tahan</a> (1991) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nurul_Arifin" title="Nurul Arifin">Nurul Arifin</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sally_Marcellina" title="Sally Marcellina">Sally Marcellina</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bisa_Naik_Bisa_Turun&action=edit" class="new" title="Bisa Naik Bisa Turun">Bisa Naik Bisa Turun</a> (1991) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kiki_Fatmala" title="Kiki Fatmala">Kiki Fatmala</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sally_Marcellina" title="Sally Marcellina">Sally Marcellina</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lupa_Aturan_Main&action=edit" class="new" title="Lupa Aturan Main">Lupa Aturan Main</a> (1991) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eva_Arnaz" title="Eva Arnaz">Eva Arnaz</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Masuk_Kena_Keluar_Kena&action=edit" class="new" title="Masuk Kena Keluar Kena">Masuk Kena Keluar Kena</a> (1992) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kiki_Fatmala" title="Kiki Fatmala">Kiki Fatmala</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Salah_Masuk&action=edit" class="new" title="Salah Masuk">Salah Masuk</a> (1992) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gitty_Srinita&action=edit" class="new" title="Gitty Srinita">Gitty Srinita</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Angel_Ibrahim&action=edit" class="new" title="Angel Ibrahim">Angel Ibrahim</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bebas_Aturan_Main&action=edit" class="new" title="Bebas Aturan Main">Bebas Aturan Main</a> (1993) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lella_Anggraini&action=edit" class="new" title="Lella Anggraini">Lella Anggraini</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Diah_Permatasari" title="Diah Permatasari">Diah Permatasari</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bagi-Bagi_Dong&action=edit" class="new" title="Bagi-Bagi Dong">Bagi-Bagi Dong</a> (1993) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kiki_Fatmala" title="Kiki Fatmala">Kiki Fatmala</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Inneke_Koesherawati" title="Inneke Koesherawati">Inneke Koesherawati</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Saya_Duluan_Dong&action=edit" class="new" title="Saya Duluan Dong">Saya Duluan Dong</a> (1994) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Diah_Permatasari" title="Diah Permatasari">Diah Permatasari</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gitty_Srinita&action=edit" class="new" title="Gitty Srinita">Gitty Srinita</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Him_Damsyik&action=edit" class="new" title="Him Damsyik">Him Damsyik</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pencet_Sana_Pencet_Sini&action=edit" class="new" title="Pencet Sana Pencet Sini">Pencet Sana Pencet Sini</a> (1994) bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sally_Marcellina" title="Sally Marcellina">Sally Marcellina</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Taffana_Dewi" title="Taffana Dewi">Taffana Dewi</a></span></li></ul><br /><h2><span style="font-size:6;"><span class="mw-headline">Kutipan (Film)</span></span></h2><br /><ul><li><span style="font-size:100%;">Dono : "Sanwani <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Betawi" title="Betawi">Betawi</a> gemblung!!!"</span></li><li><span style="font-size:100%;">Kasino : "Muke apa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bemo" title="Bemo">bemo</a> mas?"</span></li><li><span style="font-size:100%;">Indro : "Ngaku tinggal di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Menteng" title="Menteng">Menteng</a>...Mentengnya mana saya juga gk tahu...Menteng Pulo kali situ kuburan."</span></li><li><span style="font-size:100%;">Kasino : "Der is a tikusto ander de tebelto?...Astagfirulloo...!!!" (There is a tikus under the table? Astagfirullah...)</span></li><li><span style="font-size:100%;">Dono : "Plis luking-luking en abisin tuh duit! (Please have a look and spend your money)</span></li></ul><br /><h2><span style="font-size:6;"><span class="mw-headline">Acara TV</span></span></h2><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Warkop_Millennium&action=edit" class="new" title="Warkop Millennium">Warkop Millennium</a> adalah sebuah sinetron di televisi yang menampilkan Warkop bersama <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Karina_Suwandi&action=edit" class="new" title="Karina Suwandi">Karina Suwandi</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Roweina_Umboh&action=edit" class="new" title="Roweina Umboh">Roweina Umboh</a><br /></span><ul><li><span style="font-size:100%;">Indro Berperan sebagai dirinya sendiri dengan peran istri oleh Karina Suwandi</span></li><li><span style="font-size:100%;">Kasino Berperan sebagai dirinya sendiri dengan peran istri Roweina Umboh</span></li><li><span style="font-size:100%;">Dono Berperan sebagai kakak dari Karina Suwandi sekaligus iparnya dari Indro</span></li><li><span style="font-size:100%;">Kasino dan Roweina adalah tetang</span></li></ul>ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-84596544647334245022009-09-22T01:58:00.000-07:002009-09-22T02:00:10.261-07:00<h3 class="post-title entry-title"> <a href="http://www.alkisah.web.id/2009/05/doa-tawassul-kepada-nabi-muhammad-saw.html">Doa Tawassul kepada Nabi Muhammad SAW</a> </h3> Dari Usman bin Hanif ra bahwa seorang lelaki sakit datang pd nabi saw dan berkata :<br />“Wahai Rasulullah (saw), doakan agar aku sembuh”, Rasul saw menjawab : “bila kau menundanya itu baik bagimu, namun bila kau mau maka kudoakan sekarang?”, seraya menjawab : “berdoalah sekarang”, maka Rasul saw memerintahkan agar ia berwudhu lalu shalat dua rakaat dengan baik dan lalu Rasul saw memerintahkannya berdoa dengan doa ini :<br /><span style="font-size: 180%;"><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-size: 180%;">اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الرَّحْمَةِ . يَا مُحَمَّدْ إِنِّي تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَّبِيْ فِي حَاجَتِيْ هَذِهِ فَتَقْضِيْ لِيْ اَللَّهُمَّ شَفِعْهُ فِيَّ وَشَفِّعْنِي فِيْه</span><br /></div><span id="fullpost"><br />“Wahai Allah, sungguh aku memohon pada Mu dan meminta kepada Mu, Demi Nabi Mu Muhammad (saw) Nabiy yg Rahmat, wahai Muhammad sungguh aku meminta denganmu kepada Tuhanku untuk hajatku ini maka kabulkanlah bagiku, wahai Allah bantulah ia agar mensyafaatiku dan syafaatilah aku dengannya” (Mustadrak ala shahihain hadits no. 1180, berkata Imam Hakim hadits ini memenuhi syarat shahihain Bukhari dan Muslim, juga teriwayatkan pada Shahih Ibn Hibban hadits no.1219)</span>ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-22246852779013924262009-09-22T01:57:00.001-07:002009-09-22T01:57:52.026-07:00<h3 class="post-title entry-title"> <a href="http://www.alkisah.web.id/2009/03/imam-nawawi.html">Imam Nawawi ( 631 H - 676 H )</a> </h3> <div class="post-footer"> <div class="post-footer-line post-footer-line-1"> <span class="post-author vcard"> Diposkan oleh <span class="fn">alkisahonline</span> <span class="post-timestamp">on Sabtu, 2009 Maret 07</span> </span> <span class="post-labels"> / Label: <a href="http://www.alkisah.web.id/search/label/Tokoh%20Islam" rel="tag">Tokoh Islam</a> </span> <span class="post-comment-link"> </span> </div> </div> <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin5jpZekjAQFHCm8Jyr2zihax1Ikb37x-EAEPqXbH4iIgjdGauUwSi1FUdLurQE4KZUBxIM1nQdyO-ArHuYWGx-_XEM4qIH8Q1HDmMrQc__mKHXOy8jAS_FriybTNl1v4MlKRWPtxK038J/s1600-h/makam+imam+nawawi.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin5jpZekjAQFHCm8Jyr2zihax1Ikb37x-EAEPqXbH4iIgjdGauUwSi1FUdLurQE4KZUBxIM1nQdyO-ArHuYWGx-_XEM4qIH8Q1HDmMrQc__mKHXOy8jAS_FriybTNl1v4MlKRWPtxK038J/s400/makam+imam+nawawi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5310516734003626674" border="0" /></a>Pasti sudah banyak sudah mendengar namanya, karena <span style="font-weight: bold;">Imam an-Nawawi</span> sangat terkenal dengan bukunya Riyadhus Shalihin. Nama lengkapnya adalah <span style="font-weight: bold;">Syekh Imam ‘Allaamah (ulama besar) Muhyiddin Abu Zakariya Yahya bin Syaraf bin Murry bin Hasan bin Husain bin Hizam bin Muhammad bin Jum’ah an-Nawawi asy-Syafi’i</span>. Beliau adalah Syaikhul Islaam (Guru besar Islam), penyeru kepada jalan orang-orang yang menempuh jalan Allah. Beliau juga dikenal sebagai tokoh penting yang menulis mazhab (Syafi-i), sekaligus merevisi dan menyusunnya.<br /><span id="fullpost"><br />Imam an-Nawawi rahimahumullah, lahir pada tanggal 10 Muharram 631 H di Nawa (sebuah desa di wilayah Syam, tepatnya bagian dari kawasan Damaskus). Beliau pindah ke kota Damaskus pada tahun 649 H dan diangkat sebagai pengajar di Darul Hadits al-Asyrafiyyah pada tahun 665 H. Beliau melaksanakan ibadah haji dua kali.<br /><br />Di pengunjung usianya, beliau pernah pulang ke kampung halamannya dan sempat berkunjung ke kota Quds dan al-Khalil, kemudian kembali ke kampung halamannya dan langsung jatuh sakit saat berkumpul bersama kedua orang tuanya. Imam an-Nawawi meninggal pada malam Rabu, 6 Rajab 676 H dan dimakamkan di kampong halamannya sendiri.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Masa Pertumbuhan</span><br /><br />Imam an-Nawawi dibesarkan di desa kelahirannya. Ayahnya adalah penduduk pribumi dan menetap di sana. Di desanya itulah Imam an-Nawawi belajar Al-Qur-an dan berguru kepada beberapa ulama. Beliau mempelajari berbagai disiplin ilmu. Pada perkembangannya, beliau diangkat sebagai staf pengajar di Darul Hadits al-Asyrafiyyah di kota Damaskus. Uniknya, beliau tidak pernah mengambil gaji dari pekerjaannya itu sampai meninggal.<br /><br />Imam an-Nawawi menyelesaikan pelajaran dari kitab at-Tanbiih selama empat setengah bulan dan berhasil menghafal seperempat isi kitab al-Muhadzdzab pada tujuh setengah bulan. Selama hampir dua tahun, beliau tidak pernah berbaring (tidur terbaring). Dalam sehari semalam, beliau mempelajari 12 pelajaran dari berbagai disiplin ilmu dengan beberapa guru.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Keistimewaan Imam an-Nawawi</span><br /><br />Sejak kecil, Imam an-Nawawi tidak suka bermain, melainkan menghabiskan waktunya untuk belajar Al-Qur’an dengan serius. Beliau khatam Al-Qur’an saat baru akan menginjak usia balig.<br /><br />Selain itu, beliau dikenal kuat dalam mengamalkan ilmu dan hidup zuhud, dan sangat sabar menjalani kehidupan yang serba kekurangan. Beliau juga jarang tidur malam, rajin beribadah dan menulis. Imam an-Nawawi konsisten dalam mengerjakan al-Amr bil ma’ruf wan nahy ’anil munkar (menyeru kepada kebenaran dan mencegah kemungkaran) baik kepada para raja maupun bawahannya. Sementara dalam berdialog dengan para ulama, beliau melakukannya dengan tenang dan teduh. Singkatnya, setiap waktu dilalui oleh Imam an-Nawawi tidak lepas dari ketaatan dan ibadah kepada Allah swt.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Karya</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGGg9yT0Zdv8c6eE6vu2Q0ecLlKyldfOlMstmLLsdd3wXqfGS_eyMzunpTJxAV7f4TqkYCd61kR_we5M_uzxwEL4ygpbh_YFW4I6BSEhp_D4-p8dsjChiHXVCcw1i9n5V5KBoiyJzN8Xwt/s1600-h/Riyadussholihin.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 120px; height: 178px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGGg9yT0Zdv8c6eE6vu2Q0ecLlKyldfOlMstmLLsdd3wXqfGS_eyMzunpTJxAV7f4TqkYCd61kR_we5M_uzxwEL4ygpbh_YFW4I6BSEhp_D4-p8dsjChiHXVCcw1i9n5V5KBoiyJzN8Xwt/s400/Riyadussholihin.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5310516740227477730" border="0" /></a>Imam an-Nawawi menulis sejumlah kitab. Adapun kitab yang berhasil dirampungkannya adalah:<br /><br />* Ar-Raudah (Raudhatuh Thaalibiin)<br />* Al-Minhaaj<br />* Daqaa’iqul Minhaaj<br />* Al-Manaasik ash-Sughraa<br />* Al-Manaasikul Kubraa<br />* At-Tibyaan<br />* Tashhiihut-Tanbiih<br />* Nukat ’alat-Tanbiih<br />* Al-Fataawaa<br />* Syarh Muslim<br />* Al-Adzkaar<br />* Riyaadush-Shaalihiin<br />* Al-Arba’uun Haditsan<br />* Thabaqaatul Fuqahaa’<br />* Tahdziibul Asmaa’ wal Lughaat<br />* Tashniif fil Istisqaa’ wa fii Istihbaabil Qiyaam wa Nahwiha<br />* Qismatul Ghanaa’im<br /><br />Ada juga beberapa karya Imam an-Nawawi yang tidak sempat dirampungkan:<br /><br />* Syarhul Muhadzdzab (sampai kepada pembahasan masalah Rabaa’)<br />* At-Tahqiiq (sampai kepada pembahasan shalat musafir)<br />* Tuhfatut Thaalib an-Nabiih (sampai kepada pembahasan shalat)<br />* Al-Isyaaraat ilaa maa waqa’a fir Raudhah minal Asmaa’ wal Ma’aanii wal Lighaat (sampai kepada pembahasan masalah shalat)<br /></span>ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-10953566910210624942009-09-22T01:45:00.000-07:002009-09-22T01:56:18.732-07:00<h3 class="post-title entry-title"> <a href="http://www.alkisah.web.id/2009/05/salahuddin-al-ayubi-kesatria-padang.html">Salahuddin Al Ayyubi - Kesatria Padang Pasir</a> </h3> <div class="post-footer"> <div class="post-footer-line post-footer-line-1"> <span class="post-author vcard"><br /></span><span class="post-labels"><a href="http://www.alkisah.web.id/search/label/Tokoh%20Islam" rel="tag"></a> </span> <span class="post-comment-link"> </span> </div> </div> <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcITApBZ2_7awOSWzq5qbN9VAQ1-StIAbLqyNyhoP-07SQLurI6IG4WH7lhoQbb6FpBrbGwZyPaI2TuZXSTd3W8FH7AZHV_I7ifZ8cXRlZMwo6h3-RHC8BNYuMqMBbPkZUo546V4p4p5_B/s1600-h/salahudin1.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 224px; height: 298px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcITApBZ2_7awOSWzq5qbN9VAQ1-StIAbLqyNyhoP-07SQLurI6IG4WH7lhoQbb6FpBrbGwZyPaI2TuZXSTd3W8FH7AZHV_I7ifZ8cXRlZMwo6h3-RHC8BNYuMqMBbPkZUo546V4p4p5_B/s400/salahudin1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5339007209406359602" border="0" /></a>Ada dua kesan yang menyebabkan Salahuddin dipandang sebagai kesatria sejati, baik oleh kawan maupun lawan. Pertama adalah soal kepiawaiannya dalam taktik pertempuran. Kedua tentang kesalehan dan kemurah hatiannya.<br /><br />Bulan Juli 1192, sepasukan muslim menggerebek 12 tenda prajurit kristen, termasuk tenda kerajaan Raja Richard I, di luar benteng kota Jaffa. Richard yang terusik segera bangun dan bersiap bertempur. Pasukannya kalah jumlah, 1:4. Tak peduli, Richard berjalan kaki mengikuti pasukannya menyongsong musuh.<br /><br />Salahuddin yang melihatnya, berguman dengan tenang pada saudaranya, al-Malik al-Adil, “Bagaimana mungkin seorang raja berjalan kaki bersama prajuritnya? Pergilah, ambil dua kuda Arab ini dan berikan padanya. Katakan padanya, aku yang mengirimkan untuknya. Seorang laki-laki sehebat dia tidak seharusnya berada di tempat ini dengan berjalan kaki.”<br /><span id="fullpost"><br />Fragmen di atas dicatat sejarawan kristen dan muslim sebagai salah satu pencapaian tertinggi Salahuddin Al Ayubi sebagai seorang ksatria. Walau berada di atas angin, dia tetap menginginkan pertempuran yang adil bagi setup musuhnya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Suriah-Mesir</span><br /><br />Salahuddin lahir di sebuah kastil di Takreet, tepi Sungai Tigris di Irak pada tahun 1137 Masehi atau 532 Hijriyah. Name aslinya adalah Salah al-Din Yusuf bin Ayub. Ayahnya, Najm ad-Din masih keturunan Kurdi dan menjadi pengelola kastil tersebut bersama adiknya, Shirkuh.<br /><br /><div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqt23dgAiJpb213UYergwxZS54389rM80IdA-AYFm1pgZc-YQDSFSnkFmoduwB5UyY5MgCCf_rKwuSTTYIxjDvAmJlEK1aThq930YjjCaH_bdsfHB0GnLHFPmKGxleik2xePG-buGLdCYi/s1600-h/salahudin2.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 234px; height: 239px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqt23dgAiJpb213UYergwxZS54389rM80IdA-AYFm1pgZc-YQDSFSnkFmoduwB5UyY5MgCCf_rKwuSTTYIxjDvAmJlEK1aThq930YjjCaH_bdsfHB0GnLHFPmKGxleik2xePG-buGLdCYi/s400/salahudin2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5339008164237038834" border="0" /></a><span id="fullpost" style="font-size: 78%;">Salahuddin dalam lukisan kepingan uang Dirham</span><span style="font-size: 85%;"><br /></span></div><br />Pada saat menjelang kelahirannya, terjadi peristiwa sedih dalam keluarga besarnya. Shirkuh bertengkar dan kemudian membunuh komandan gerbang kastil yang bernama Isfahsalar. Shirkuh mendapat laporan dari seorang wanita yang telah dilecehkan sfahsalar. Akibat peristiwa tersebut, keluarga besar Najm ad-Din diusir.<br /><br />Mereka kemudian bertolak ke Mosul. Di Mosul, mereka bertemu dan membantu Zangi, seorangpemimpin Arab yang mencoba menyatukan wilayah Islam yang tercerai-berai dalam beberapa wilayah kerajaan kecil seperti Suriah, Antiokhia, Aleppo, Tripoli, Horns, Yerusalem dan Damaskus. Zangi yang beraliran Sunni berhasil menjadi penguasa di seluruh Suriah dan bersiap menghadapi serbuan Tentara Salib dari Eropa yang saat itu sudah mulai memasuki tanah Palestina.<br /><br /><div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdabPXxrVPINjb_A6tGeVGvIWPniT117dZ7QDKfxJHIJ95mTFazA5mVjHtzStVAF4StaM3WR6D0nZ6hxIbIMKBWCttPDrZ46zxEiJKknjeXlcdniF3pr_kX8i3_j5lMMGqv8cqOzSd68hu/s1600-h/salahudin3.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 182px; height: 298px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdabPXxrVPINjb_A6tGeVGvIWPniT117dZ7QDKfxJHIJ95mTFazA5mVjHtzStVAF4StaM3WR6D0nZ6hxIbIMKBWCttPDrZ46zxEiJKknjeXlcdniF3pr_kX8i3_j5lMMGqv8cqOzSd68hu/s400/salahudin3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5339008169272934258" border="0" /></a><span id="fullpost" style="font-size: 78%;">KHARISMA - Walaupun menjadi lawan, orang Eropa mengakui Salahuddin sebagai Sultan yang sangat berkuasa. Dalam gambar yang dibuat pelukis Eropa, tampak Salahuddin menggenggam bola dunia. Lambang bahwa Salahuddin sangat berkuasa</span><span style="font-size: 78%;"><br /></span></div><br />Zangi meninggal tahun 1146 setelah menundukkan Edessa, sebuah propinsi pendukung Eropa, dan kemudian digantikan oleh Nuruddin. Di bawah bimbingan Zangi dan Nuruddin, pelan-pelan Salahuddin yang bertubuh kecil, rendah hati, santun, penuh belas kasih namun juga cerdas ini menemukan jalan hidupnya.<br /><br />Pada tahun 1163, Nuruddin mengutus Shirkuh untuk menundukkan Mesir yang dipimpin kekhalifahan Fatimah yang beraIiran Syi’ah. Setelah mencoba kelima kalinya, Shirkuh berhasil menundukkan Mesir tanggal 8 Januari 1189. Namun dua bulan kemudian, dia meninggal secara mendadak dan diperkirakan diracun.<br /><br />Nuruddin kemudian mengangkat Salahuddin menggantikan Shirkuh. Salahuddin dianggap masih sebagai bocah yang lembek dan lemah sehingga mudah dikontrol. Nurruddin tentu tidak mempunyai pesaing kuat yang mempunyai kekuasaan besar di Kairo. Namun prediksi Nuruddin ternyata salah.<br /><br />Salahuddin segera mengorganisir pasukan dengan mengembangkan perekonomian untuk menghadapi serbuan balatentara Salib yang ingin merebut Mesir. Dalam kurun waktu 1169 hingga 1174 itu, Mesir di bawah pimpinan Salahuddin menjelma menjadi kerajaan yang kuat. Serbuan tentara Salib berkali-kali dapat dipatahkan. Namun kegemilangan Salahuddin malah membuat Nuruddin khawatir. Hubungan keduanya memburuk dan pada tahun 1174 itu Nuruddin mengirim pasukan untuk menundukkan Mesir.<br /><br />Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Saat armadanya tengah dalam perjalanan, Nuruddin meninggal dunia pada ranggal 15 Mei. Kekuasaan diserahkan pada putranya yang barn berusia 11 tahun. Pertempuran urung terjadi. Bahkan Salahuddin berangkat menuju Damaskus untuk menyampaikan belasungkawa. Kedatangannya dielu-elukan dan diharapkan mau merebut kekuasaan. Namun Salahuddin yang santun malah berniat menyerahkan kekuasaan pada raja yang masih belia namun sah.<br /><br />Ketika raja belia tersebut tiba-tiba juga sakit dan meninggal dunia, mau tak mau Salahuddin diangkat menjadi Sultan bagi kekhalifahan Suriah dan Mesir, pada tahun 1175.<br />Hattin<br /><br />Pada waktu Salahuddin berkuasa, Perang Salib telah memasuki fase kedua. Walaupun tentara Salib berhasil menguasai kola suci Yerusalem (Perang Salib fase pertama), namun mereka tidak berhasil menaklukkan Damaskus dan Kairo. Bahkan Zangi berhasil membebaskan Edessa yang sebelumnya berada dalam kekuasaan Eropa. Kekuatan Muslim sedang menuju (alan kemenangan, menurut sejarawan Arab.<br /><br />Dengan menguasai Mesir dan Suriah, Palestine. Ketika dinobatkan menjadi Sultan, Salahuddin berujar, ” Saat Tuhan memberiku Mesir, aku yakin Dia juga akan memberiku Palestina! Namun seat itu antara Salahuddin dan Raja Yerusalem, Guy de Lusignan mengadakan gencatan senjata.<br /><br />Fase ketiga Perang Salib dipicu penyerangan rombongan peziarah dari Kairo yang hendak menuju Damaskus oleh Reginald de Chattillon, penguasa kastil di Kerak yang juga merupakan bagian dari kerajaan Yerusalem. Kafilah yang hendak menunaikan haji ini juga membawa saudara perempuan Salahuddin. Pengawal kafilah dibantai dan anggota rombongan ditahan, termasuk saudara perempuan Salahuddin. Dengan demikian, gencatan senjata berakhir dan Salahuddin sangat murka.<br /><br />Pada Mares 1187, setelah bulan suci Ramadhan, Salahuddin menyerukan Jihad. Pasukan muslim mulai bergerak, menaklukkan satu persatu benteng-benteng pasukan kristen. Puncak kegemilangan Salahuddin terjadi pada pertempuran di kawasan Hattin.<br /><br />Tangga13 Juli yang kering, 25.000 tentara muslim mengepung tentara kristen yang berjumlah sedikit lebih besar, di daerah pegunungan Hattin yang menyerupai tanduk. Pasukan muslim terdiri dari 12.000 kavaleri dan sisanya infanteri. Kavaleri mereka yang merupakan pasukan utama, menunggang kuda Yaman yang gesit. Mereka juga menggunakan pakaian katun ringan yang disebut kazaghand, untuk meminimalisir pangs terik padang pasir. Mereka terorganisir dengan baik, karena menggunakan bahasa yang same yaitu bahasa Arab. Dengan dibagi dalam skadron-skadron kecil, mereka menggunakan taktik hit and run.<br /><br />Sementara pasukan kristen dibagi dalam tiga bagian. Bagian depan pasukan terdiri dari ordo (kristen) Hospitaler yang dipimpin Raymond dari Tripoli. Bagian tengah terdiri dari batalion kerajaan yang dipimpin oleh Raja Guy de Lusignan yang membawa Salib Sejati sebagai jimat pasukan. Bagian belakang terdiri dari ordo (kristen) Templar yang dipimpin oleh Balian dari Ibelin. Namun bahasanya bercampur antara lnggris, Perancis dan beberapa bahasa Eropa lainnya. Seperti lazimnya tentara dari Eropa, mereka semua mengenakan baju zirah besi.<br /><br />Salahuddin memanfaatkan celah-celah ini. Malam harinya, pasukannya membakar rumpus kering di sekelilingpasukan kristen yang sudah sangat kepanasan dan kehabisan air. Keesokan harinya, Salahuddin membagikan anak panah tambahan pada pasukan kavaleri. Gunanya untuk membabat habis kuda-kuda tunggangan musuh. Tanga kuda dan payah karena kepanasan, pasukan kristen tampak menyedihkan.<br /><br />Akibatnya sungguh mengenaskan bagi pasukan kristen. Hampir semua pasukan terbunuh. Raymond dari Tripoli dan Balian dari Ibelin berhasil lolos. Namun Raja Guy dan Reginald de Chatillon berhasil ditangkap. Jimat Salib Suci berhasil direbut pasukan muslim dan dibawa ke Damaskus sebagai barang rampasan. Terhadap semua tawanannya, Salahuddin memberi dua pilihan. Menerima Islam dan dibebaskan atau menolak tapi dieksekusi. Chatillon yang menolak langsung dipancung. Namun pilihan itu tidak herlaku bagi Raja Guy. Salahuddin memberi alasan, “Sesama raja tidak boleh saling membunuh!”<br />Beberapa tahun kemudian, Raja Guy berhasil ditebus oleh pasukan kristen dan dibebaskan.<br />Yerusalem<br /><br />Dari Hattin, Salahuddin bergerak membebaskan kota-kota Acre, Beirut dan Sidon di Utara. Dia juga bergerak membebaskan Jaffa, Caesarea, Arsuf hingga Ascalon di Selatan. Sekarang saatnya membebaskan kota impian, kota suci Yerusalem. Dalam membebaskan kota-kota tersebut, Salahuddin senantiasa mengedepankan jalan diplomasi, yaitupenyerahan kota secara sukarela, laripada pasukannya menyerbu kota.<br /><br /><div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipdSzvmfh6cegZ_Ulx5ZHGRD-n-mfZQx5IWG1cxb5Q7QX-XSNErnLMbsBOt4Em8q6QIslhI8r8ZTKZkwf2ggEqvX7noSbolUqDUwQRYHmFr_TBOwWRWhAvPY_fwDnj8Mhyphenhyphen58tzFAr9xuJl/s1600-h/salahudin4.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 227px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipdSzvmfh6cegZ_Ulx5ZHGRD-n-mfZQx5IWG1cxb5Q7QX-XSNErnLMbsBOt4Em8q6QIslhI8r8ZTKZkwf2ggEqvX7noSbolUqDUwQRYHmFr_TBOwWRWhAvPY_fwDnj8Mhyphenhyphen58tzFAr9xuJl/s400/salahudin4.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5339008167198758610" border="0" /></a><span id="fullpost" style="font-size: 78%;">MAKAM SEDERHANA -Sehagai pemimpin besar, Salahuddin terkenal amat sederhana. Saat wafat, ia hanya meninggalkan harta 66 Dirham Nasirian. Makamnya di Damaskus terlihat sederhana</span><span style="font-size: 78%;"><br /></span></div><br />Pasukan Salahuddin mulai mengepung Yerusalem pads tanggal 26 September. Saat itu pasukan kristen di kota suci dipimpin oleh Balian dari Obelin dan mempertahankan kota dengan gigih. Namun pada tanggal 30 September, Salahuddin menerima tawaran perdamaian Balian. Yerusalem diserahkan dan orang kristen dibebaskan dengan tebusan tertentu. (Fragmen ini pernah di filmkan Hollywood dengan judul Kingdom of Heaven)<br /><br />Salahuddin menunda masuk ke kota suci selama dua hari, menunggu hingga tanggal 2 Oktober 1187 ataubertepatan dengan tanggal 27 Rajah 583 H. Tanggal itu merupakan tanggal saat Nabi Muhammad SAW melakukan mikraj (perjalanan menembus langit untuk bertemu Allah SWT) dari Masjid al-Aqsa yang terdapat di Yerusalem.<br /><br />Di kota ini, Salahuddin lagi-lagi menampilkan sikap yang adil dan bijaksana. Masjid al-Aqsa dan Kubah Batu (Dome of Rock) yang sempat dijadikan markas Ordo Templar dan gereja kristen, segera dibersihkan. Namun demikian, Gereja Makam Suci tetap dibuka dan ia tetap mempersilahkan umat kristen untuk melakukan ibadah dan aktifitas di situ. Demikian juga – kaum Yahudi tetap dipersilahkan beribadah dan melakukan aktifitas sewajarnya. Kebijakan ini sempat menerima tentangan dari pendukung-pendukungnya. Namun Salahuddin berujar, “Muslim yang bails harus memuliakan tempat ibadah agama lain!”<br /><br /><div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVW2lfqEsoxrNx8UfVkbnWAYkzGvOs-VyhXE6vw_eFw6gacFiOPKhgeTN9Q2yr2yWT-Rkha0Y37VWLmkW13wWYqVkZ6i1XA4ht7nK6YADbPeJUczDEGmNfzkRgZ0Iaipthr002ZFePKVng/s1600-h/salahudin5.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 215px; height: 226px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVW2lfqEsoxrNx8UfVkbnWAYkzGvOs-VyhXE6vw_eFw6gacFiOPKhgeTN9Q2yr2yWT-Rkha0Y37VWLmkW13wWYqVkZ6i1XA4ht7nK6YADbPeJUczDEGmNfzkRgZ0Iaipthr002ZFePKVng/s400/salahudin5.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5339008172627080162" border="0" /></a><span id="fullpost" style="font-size: 78%;">Kompleks pemakamannya terletak di sebuah masjid Ummayad di sebelah Utara masjid Agung Damaskus</span><br /></div><br />Salahuddin sendiri tidak tinggal di istana megah. Ia justru tinggal di masjid kecil bernama Al-Khanagah di Via (jalan Do-lorossa, dekat Gereja Makam Suci. Kantornya terdiri dari dua ruangan berpene¬rangan minim yang luasnya nyaris talc mampu menampung 6 orang yang duduk berkeliling. Salahuddin sangat menghindari korupsi yang wring menghinggapi pars raja pemenang perang.<br /><br />Setelah Salahuddin kembali menguasai Yerusalem, maka kota suci dari tiga agama (Yahudi, Kristen dan Islam) ini tidak berpindah tangan dari penguasa muslim hingga abed ke-20, Setelah Perang Dunia I, ketika daerah Palestina dikuasai Inggris dan akhirnya diserahkan pada kaum Yahudi untuk dibentuk negara Israel.<br /><br />Salahuddin juga berhasil mempertahankan Yerusalem dari serbuan prajurit kristen pimpinan Richard “Si Hati Singa“. Richard mengepung Yerusalem dua kali, yaitu bulan Desember 1191 dan bulan Juni 1192. Namun Salahuddin mampu membuat Richard frustasi dan akhirnya kembali ke Eropa tanpa pernah menyentuh tanah Yerusalem.<br /><br />Salahuddin meninggal pada 4 Maret 1193 di Damaskus. Para pengurus jenazahnya sempat terperangah karena ternyata Salahuddin tidak mempunyai harta. Ia hanya mempunyai selembar kain kafan lusuh yang selalu dibawanya dalam setiap perjalanan dan uang senilai 66 dirham Nasirian (mata uang Suriah waktu itu) di dalam kotak besinya. Untuk mengurus penguburan panglima alim tersebut, mereka harus berhutang terlebih dahulu.<br /><br /><div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirVtbZJ3mVQ7fGQwANduWLlViFSyEke79zBiuZmwhwrkQlxYnTzvNt-8NqruSP6IvSmun3SGcQu2oADpjxq88a200HEY5jsCFy6EXLsei9YaSoDX60RvLNUjWBWbYa7b-tffiM9CHD2K25/s1600-h/salahudin-peta.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 293px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirVtbZJ3mVQ7fGQwANduWLlViFSyEke79zBiuZmwhwrkQlxYnTzvNt-8NqruSP6IvSmun3SGcQu2oADpjxq88a200HEY5jsCFy6EXLsei9YaSoDX60RvLNUjWBWbYa7b-tffiM9CHD2K25/s400/salahudin-peta.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5339008179753914306" border="0" /></a><span style="font-size: 85%;"><span style="font-size: 78%;">Peta Emperium Kekuasaan Salahuddin</span><br /></span></div></span>ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-69302634514686553082009-09-18T22:42:00.000-07:002009-09-18T23:01:16.747-07:00( http://kolom-biografi.blogspot.com)<h3 class="post-title entry-title"> <a href="http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/09/biografi-laksamana-cheng-ho.html">Biografi Laksamana Cheng Ho</a> </h3> <div class="post-body entry-content"><style>.fullpost{display:inline;}</style> <p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyU7zKyY5wcWxZSzveT0I7AHmp1p8BmH4M4QW-VW9SuIZAYA_bST0sX1GO9KWvf10HZEKs9WenlB71LMd8owAwRb4pWDWB6apkO9ciPIA10ZemwN4AeMJv9U32zqz4ZcbmX40ljtGetHIn/s1600-h/zhenghe.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 223px; height: 186px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyU7zKyY5wcWxZSzveT0I7AHmp1p8BmH4M4QW-VW9SuIZAYA_bST0sX1GO9KWvf10HZEKs9WenlB71LMd8owAwRb4pWDWB6apkO9ciPIA10ZemwN4AeMJv9U32zqz4ZcbmX40ljtGetHIn/s320/zhenghe.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5379085024549760610" border="0" /></a>Cheng Ho adalah seorang kasim Muslim yang menjadi orang kepercayaan Kaisar Yongle dari Tiongkok (berkuasa tahun 1403-1424), kaisar ketiga dari Dinasti Ming. Nama aslinya adalah Ma He, juga dikenal dengan sebutan Ma Sanbao, berasal dari provinsi Yunnan. Ketika pasukan Ming menaklukkan Yunnan, Cheng Ho ditangkap dan kemudian dijadikan orang kasim. Ia adalah seorang bersuku Hui, suku bangsa yang secara fisik mirip dengan suku Han, namun beragama Islam.<br /></p><div class="fullpost"><br /><br />Dalam Ming Shi (Sejarah Dinasti Ming) tak terdapat banyak keterangan yang menyinggung tentang asal-usul Cheng Ho. Cuma disebutkan bahwa dia berasal dari Provinsi Yunnan, dikenal sebagai kasim (abdi) San Bao. Nama itu dalam dialek Fujian biasa diucapkan San Po, Sam Poo, atau Sam Po. Sumber lain menyebutkan, Ma He (nama kecil Cheng Ho) yang lahir tahun Hong Wu ke-4 (1371 M) merupakan anak ke-2 pasangan Ma Hazhi dan Wen.<br /><br /><br />Saat Ma He berumur 12 tahun, Yunnan yang dikuasai Dinasti Yuan direbut oleh Dinasti Ming. Para pemuda ditawan, bahkan dikebiri, lalu dibawa ke Nanjing untuk dijadikan kasim istana. Tak terkecuali Cheng Ho yang diabdikan kepada Raja Zhu Di di istana Beiping (kini Beijing).<br /><br /><br />Di depan Zhu Di, kasim San Bao berhasil menunjukkan kehebatan dan keberaniannya. Misalnya saat memimpin anak buahnya dalam serangan militer melawan Kaisar Zhu Yunwen (Dinasti Ming). Abdi yang berpostur tinggi besar dan bermuka lebar ini tampak begitu gagah melibas lawan-lawannya. Akhirnya Zhu Di berhasil merebut tahta kaisar.<br /><br /><br />Ketika kaisar mencanangkan program pengembalian kejayaan Tiongkok yang merosot akibat kejatuhan Dinasti Mongol (1368), Cheng Ho menawarkan diri untuk mengadakan muhibah ke berbagai penjuru negeri. Kaisar sempat kaget sekaligus terharu mendengar permintaan yang tergolong nekad itu. Bagaimana tidak, amanah itu harus dilakukan dengan mengarungi samudera. Namun karena yang hendak menjalani adalah orang yang dikenal berani, kaisar oke saja.<br /><br />Berangkatlah armada Tiongkok di bawah komando Cheng Ho (1405). Terlebih dahulu rombongan besar itu menunaikan shalat di sebuah masjid tua di kota Quanzhou (Provinsi Fujian). Pelayaran pertama ini mampu mencapai wilayah Asia Tenggara (Semenanjung Malaya, Sumatera, dan Jawa). Tahun 1407-1409 berangkat lagi dalam ekspedisi kedua. Ekspedisi ketiga dilakukan 1409-1411. Ketiga ekspedisi tersebut menjangkau India dan Srilanka. Tahun 1413-1415 kembali melaksanakan ekspedisi, kali ini mencapai Aden, Teluk Persia, dan Mogadishu (Afrika Timur). Jalur ini diulang kembali pada ekspedisi kelima (1417-1419) dan keenam (1421-1422). Ekspedisi terakhir (1431-1433) berhasil mencapai Laut Merah.<br /><br /><br />Cheng Ho berlayar ke Malaka pada abad ke-15. Saat itu, seorang putri Tiongkok, Hang Li Po (atau Hang Liu), dikirim oleh kaisar Tiongkok untuk menikahi Raja Malaka (Sultan Mansur Shah).<br /><br />Pada tahun 1424, kaisar Yongle wafat. Penggantinya, Kaisar Hongxi (berkuasa tahun 1424-1425, memutuskan untuk mengurangi pengaruh kasim di lingkungan kerajaan. Cheng Ho melakukan satu ekspedisi lagi pada masa kekuasaan Kaisar Xuande (berkuasa 1426-1435).<br /><br />Kapal yang ditumpangi Cheng Ho disebut 'kapal pusaka' merupakan kapal terbesar pada abad ke-15. Panjangnya mencapai 44,4 zhang (138 m) dan lebar 18 zhang (56 m). Lima kali lebih besar daripada kapal Columbus. Menurut sejarawan, JV Mills kapasitas kapal tersebut 2500 ton.<br /><br /> <div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi288TWnGUz4uai7cnYaBq8EVX2Qc7He2vbnQZc7Yot7e86QFvHrTbg9Ydwz8YDmnPJ6ZvQhGWMo6-oh-b1Q1Kw367sxhDLKaIg8lrqixUraWypOdosd4bE3uQrWylzJncFyKBcAqiDxfw7/s1600-h/chengh2v.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 223px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi288TWnGUz4uai7cnYaBq8EVX2Qc7He2vbnQZc7Yot7e86QFvHrTbg9Ydwz8YDmnPJ6ZvQhGWMo6-oh-b1Q1Kw367sxhDLKaIg8lrqixUraWypOdosd4bE3uQrWylzJncFyKBcAqiDxfw7/s320/chengh2v.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5379085613592776434" border="0" /></a></div>Model kapal itu menjadi inspirasi petualang Spanyol dan Portugal serta pelayaran modern di masa kini. Desainnya bagus, tahan terhadap serangan badai, serta dilengkapi teknologi yang saat itu tergolong canggih seperti kompas magnetik.<br /><br /><br />Cheng Ho melakukan ekspedisi ke berbagai daerah di Asia dan Afrika, antara lain:<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRjOViIALgZ5q5eS08j9H2PKRHTaOkx1uQTPuL6TE6de6401kCxgxbpQM14iRsgKp8i4CAWMAho0oM_hOR9XDu5E2zo6Nq16G1oXOJAzoRqPTrV6KgakJ_MrOpPFajQ64oOCRjgysKiJ_4/s1600-h/mapchengho-ubah+peta+pelayaran.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 226px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRjOViIALgZ5q5eS08j9H2PKRHTaOkx1uQTPuL6TE6de6401kCxgxbpQM14iRsgKp8i4CAWMAho0oM_hOR9XDu5E2zo6Nq16G1oXOJAzoRqPTrV6KgakJ_MrOpPFajQ64oOCRjgysKiJ_4/s320/mapchengho-ubah+peta+pelayaran.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5379086183981320850" border="0" /></a><br />Vietnam<br />Taiwan<br />Malaka / bagian dari Malaysia<br />Sumatra / bagian dari Indonesia<br />Jawa / bagian dari Indonesia<br />Sri Lanka<br />India bagian Selatan<br />Persia<br />Teluk Persia<br />Arab<br />Laut Merah, ke utara hingga Mesir<br />Afrika, ke selatan hingga Selat Mozambik<br /><br />Karena beragama Islam, para temannya mengetahui bahwa Cheng Ho sangat ingin melakukan Haji ke Mekkah seperti yang telah dilakukan oleh almarhum ayahnya, tetapi para arkeolog dan para ahli sejarah belum mempunyai bukti kuat mengenai hal ini. Cheng Ho melakukan ekspedisi paling sedikit tujuh kali dengan menggunakan kapal armadanya.<br /><br /><br />Armada ini terdiri dari 27.000 anak buah kapal dan 307 (armada) kapal laut. Terdiri dari kapal besar dan kecil, dari kapal bertiang layar tiga hingga bertiang layar sembilan buah. Kapal terbesar mempunyai panjang sekitar 400 feet atau 120 meter dan lebar 160 feet atau 50 meter. Rangka layar kapal terdiri dari bambu Tiongkok. Selama berlayar mereka membawa perbekalan yang beragam termasuk binatang seperti sapi, ayam dan kambing yang kemudian dapat disembelih untuk para anak buah kapal selama di perjalanan. Selain itu, juga membawa begitu banyak bambu Tiongkok sebagai suku cadang rangka tiang kapal berikut juga tidak ketinggalan membawa kain Sutera untuk dijual.<br /><br /><br />Dalam ekspedisi ini, Cheng Ho membawa balik berbagai penghargaan dan utusan lebih dari 30 kerajaan - termasuk Raja Alagonakkara dari Sri Lanka, yang datang ke Tiongkok untuk meminta maaf kepada kaisar Tiongkok. Pada saat pulang Cheng Ho membawa banyak barang-barang berharga diantaranya kulit dan getah pohon Kemenyan, batu permata (ruby, emerald dan lain-lain) bahkan beberapa orang Afrika, India dan Arab sebagai bukti perjalanannya. Selain itu juga membawa pulang beberapa binatang asli Afrika termasuk sepasang jerapah sebagai hadiah dari salah satu Raja Afrika, tetapi sayangnya satu jerapah mati dalam perjalanan pulang.<br /><br /><br />Majalah Life menempatkan Cheng Ho sebagai nomor 14 orang terpenting dalam milenium terakhir. Perjalanan Cheng Ho ini menghasilkan Peta Navigasi Cheng Ho yang mampu mengubah peta navigasi dunia sampai abad ke-15. Dalam buku ini terdapat 24 peta navigasi mengenai arah pelayaran, jarak di lautan, dan berbagai pelabuhan.<br /><br />Cheng Ho adalah penjelajah dengan armada kapal terbanyak sepanjang sejarah dunia yang pernah tercatat. Juga memiliki kapal kayu terbesar dan terbanyak sepanjang masa hingga saat ini. Selain itu beliau adalah pemimpin yang arif dan bijaksana, mengingat dengan armada yang begitu banyaknya beliau dan para anak buahnya tidak pernah menjajah negara atau wilayah dimanapun tempat para armadanya merapat.<br /><br />Semasa di India termasuk ke Kalkuta, para anak buah juga membawa seni beladiri lokal yang bernama Kallary Payatt yang mana setelah dikembangkan di negeri Tiongkok menjadi seni beladiri Kungfu.<br /><br />Sebagai orang Hui (etnis di Cina yang identik dengan Muslim) Cheng Ho sudah memeluk agama Islam sejak lahir. Kakeknya seorang haji. Ayahnya, Ma Hazhi, juga sudah menunaikan rukun Islam kelima itu. Menurut Hembing Wijayakusuma, nama hazhi dalam bahasa Mandarin memang mengacu pada kata 'haji'.<br /><br /><br />Bulan Ramadhan adalah masa yang sangat ditunggu-tunggu Cheng Ho. Pada tanggal 7 Desember 1411 sesudah pelayarannya yang ke-3, pejabat di istana Beijing ini menyempatkan mudik ke kampungnya, Kunyang, untuk berziarah ke makam sang ayah. Ketika Ramadhan tiba, Cheng Ho memilih berpuasa di kampungnya yang senantiasa semarak. Dia tenggelam dalam kegiatan keagamaan sampai Idul Fitri tiba.<br /><br /><br />Setiap kali berlayar, banyak awak kapal beragama Islam yang turut serta. Sebelum melaut, mereka melaksanakan shalat jamaah. Beberapa tokoh Muslim yang pernah ikut adalah Ma Huan, Guo Chongli, Fei Xin, Hassan, Sha'ban, dan Pu Heri. "Kapal-kapalnya diisi dengan prajurit yang kebanyakan terdiri atas orang Islam," tulis HAMKA.<br /><br /><br />Ma Huan dan Guo Chongli yang fasih berbahasa Arab dan Persia, bertugas sebagai penerjemah. Sedangkan Hassan yang juga pimpinan Masjid Tang Shi di Xian (Provinsi Shan Xi), berperan mempererat hubungan diplomasi Tiongkok dengan negeri-negeri Islam. Hassan juga bertugas memimpin kegiatan-kegiatan keagamaan dalam rombongan ekspedisi, misalnya dalam melaksanakan penguburan jenazah di laut atau memimpin shalat hajat ketika armadanya diserang badai.<br /><br /><br />Kemakmuran masjid juga tak pernah dilupakan Cheng Ho. Tahun 1413 dia merenovasi Masjid Qinging (timur laut Kabupaten Xian). Tahun 1430 memugar Masjid San San di Nanjing yang rusak karena terbakar. Pemugaran masjid mendapat bantuan langsung dari kaisar.<br /> <br />Beberapa sejarawan meyakini bahwa petualang sejati ini sudah menunaikan ibadah haji. Memang tak ada catatan sejarah yang membuktikan itu, tapi pelaksanaan haji kemungkinan dilakukan saat ekspedisi terakhir (1431-1433). Saat itu rombongannya memang singgah di Jeddah.<br /><br /><br />Selama hidupnya Cheng Ho memang sering mengutarakan hasrat untuk pergi haji sebagaimana kakek dan ayahnya. Obsesi ini bahkan terbawa sampai menjelang ajalnya. Sampai-sampai ia mengutus Ma Huan pergi ke Mekah agar melukiskan Ka'bah untuknya. Muslim pemberani ini meninggal pada tahun 1433 di Calicut (India), dalam pelayaran terakhirnya.<br /><br />Cheng Ho dan Indonesia<br /><br />Cheng Ho mengunjungi kepulauan di Indonesia selama tujuh kali. Ketika ke Samudera Pasai, ia memberi lonceng raksasa "Cakra Donya" kepada Sultan Aceh, yang kini tersimpan di museum Banda Aceh.<br /><br />Tahun 1415, Cheng Ho berlabuh di Muara Jati (Cirebon), dan menghadiahi beberapa cindera mata khas Tiongkok kepada Sultan Cirebon. Salah satu peninggalannya, sebuah piring yang bertuliskan ayat Kursi masih tersimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon.<br /><br />Pernah dalam perjalanannya melalui Laut Jawa, Wang Jinghong (orang kedua dalam armada Cheng Ho) sakit keras. Wang akhirnya turun di pantai Simongan, Semarang, dan menetap di sana. Salah satu bukti peninggalannya antara lain Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu) serta patung yang disebut Mbah Ledakar Juragan Dampo Awang Sam Po Kong.<br /><br />Cheng Ho juga sempat berkunjung ke Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan raja Wikramawardhana.</div></div>ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-40117666676650652132009-09-18T22:29:00.000-07:002009-09-18T22:41:32.109-07:00SYAIKH NAWAWI<span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><strong>Penghulu The Ulama</strong></span> <p align="justify"> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Sayid 'Ulamail Hijaz adalah gelar yang disandangnya.</span> Sayid 'is the title of the Hijaz Ulamail the disandangnya.</span> <span style="" onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Sayid adalah penghulu, sedangkan Hijaz wilayah Saudi sekarang, yang di dalamnya termasuk Mekah dan Madinah.</span> Sayid is a preacher, while the Saudi Hijaz region today, which also includes Mecca and Medina.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Dialah Syekh Muhammad Nawawi, yang lebih dikenal orang Mekah sebagai Nawawi al-Bantani, atau Nawawi al-Jawi seperti tercantum dalam kitab-kitabnya.</span> He is Sheikh Muhammad Nawawi, who is better known as the Mecca of al-Nawawi Bantani, or Nawawi al-Jawi as listed in the books of his book.</span> </p><p align="justify"> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Al-Bantani menunjukkan bahwa ia berasal dari Banten, sedangkan sebutan al-Jawi mengindikasikan musalnya yang <i>Jawah</i> , sebutan untuk para pendatang Nusantara karena nama Indonesia kala itu belum dikenal.</span> Al-Bantani show that he came from Jakarta, while as al-Jawi <i>Jawah</i> indicate that musalnya, called for the settlers because the name Indonesian archipelago at that time not yet known.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Kalangan pesantren sekarang menyebut ulama yang juga digelari asy-Syaikh al-Fakih itu sebagai Nawawi Banten.</span> The boarding school is now called scholars who also invested with ash-Shaykh al-Fakih as Nawawi Banten.</span> </p><p align="justify"> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Muhammad Nawawi lahir pada 1230 H (1815 M) di Tanara, sekitar 25 km arah utara Kota Serang.</span> Muhammad Nawawi was born in 1230 AH (1815 AD) in Tanara, about 25 km north of Serang city.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Ayahnya, Umar ibnu Arabi, adalah penghulu setempat.</span> His father, Umar ibn-Arabi, a local preacher.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Ia sendiri yang mengajar putra-putranya (Nawawi, Tamim, dan Ahmad) pengetahuan dasar bahasa Arab, Fikih, dan Tafsir.</span> He himself who taught his sons (Nawawi, Tamim, and Ahmad) basic knowledge of Arabic, Jurisprudence, and Commentary.</span> </p><p align="justify"> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Kemudian mereka melanjutkan pelajaran ke Kiai Sahal, masih di Banten, dan setelah itu mesantren ke Purwakarta, Jawa Barat, kepada Kiai Yusuf yang banyak santrinya dari seluruh Jawa.</span> Then they went on to Kiai lessons Sahl, still in Banten, and after that mesantren to Purwakarta, West Java, to which many of Kiai Yusuf santri from all over Java.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Masih remaja ketika mereka menunaikan ibadah haji, Nawawi baru berusia 15 tahun, dan tinggal selama tiga tahun di mekah.</span> Still a teenager when they perform the pilgrimage, Nawawi 15-year-old, and lived for three years in Mecca.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Tapi, kehidupan intelektual Kota Suci itu rupanya mengiang-ngiang dalam diri si sulung, sehingga tidak lama setelah tiba di Banten ia mohon dikembalikan lagi ke Mekah.</span> But, the intellectual life of the Holy City was apparently echoed echoed in the oldest, so not long after he arrived in Banten please return again to Mecca.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Dan di sanalah ia tinggal sampai akhir hayatnya.</span> And that's where he stayed until the end.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Ia wafat pada 25 Syawwal 1314 H/1897 M.</span> He died on 25 Shawwaal 1314 H/1897 M.</span> <span style="" onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Kabar lain menyebutkan kembalinya ke Tanah Suci, setelah setahun di Tanara meneruskan pengajaran ayahnya, disebabkan situasi politik yang tidak menguntungkan.</span> Another newspaper said the return to the Holy Land, after a year of continued teaching Tanara father, due to the political situation is not favorable.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Agaknya keduanya benar.</span> Presumably both are true.</span> </p><p align="justify"><span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Di Mekah, selama 30 tahun Nawawi belajar pada ulama-ulama terkenal seperti Syekh Abdul Gani Bima, Syekh Yusuf Sumbulaweni, Syekh Nahrawi, dan Abdul Hamid Daghestani, selain pada Khatib Sambas, pemimpin tarekat Qadiriah, penulis kitab <i>Fathul Arifin</i> , bacaan pengamal tarekat di Asia Tenggara.</span> In Mecca, a 30-year-Nawawi, studied at the famous scholars such as Sheikh Abdul Gani Bima, Sheikh Yusuf Sumbulaweni, Nahrawi Sheikh and Abdul Hamid Daghestani, in addition to Khatib Sambas, Qadiriah congregation leaders, the writer of <i>Fath Arifin,</i> reading pengamal orders in Asia Southeast.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Samba juga merupakan guru tokoh di balik pemberontakan petani Banten (1888), KH Abdul Karim alias Kiai Agung, yang menjelang ajal sang guru dipanggil kembali ke Mekah untuk menggantikan kedudukannya.</span> Samba is also a teacher of a peasant uprising behind Banten (1888), KH Abdul Karim alias Great Kiai, the dying of the teacher was called back to Mecca to take his place.</span> </p><p align="justify"> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Dalam penggambaran Snouck Hurgronje, Syekh Nawawi adalah orang yang rendah hati.</span> In the depiction of Snouck Hurgronje, Sheikh Nawawi is a humble person.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Dia memang menerima cium tangan dari hampir semua orang di Mekah, khususnyan orang Jawa, tapi itu hanya sebagai penghormatan kepada ilmu.</span> He was received kisses the hand of nearly everyone in Mecca, khususnyan the Javanese, but it was only as a tribute to science.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Kalau ada orang yang meminta nasihatnya di bidang fikih, dia tidak pernah menolaknya.</span> If there are people who ask his advice in the field of jurisprudence, he never refused.</span> </p><p align="justify"> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Snouck Hurgronje pernah menanyakan, mengapa dia tidak mengajar di Masjid al-Haram, Syekh Nawawi menjawab bahwa pakaiannya yang jelek dan kepribadiannya yang tidak cocok dengan kemulian seorang profesor berbangsa Arab.</span> Snouck Hurgronje had asked why he did not teach in Masjid al-Haram, Sheikh Nawawi said that the clothes are ugly and personality that does not fit with Glory a professor of Arab nation.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Sesudah itu Snouck mengatakan bahwa banyak orang yang tidak berpengetahuan tidak sedalam dia, toh mengajar di sana juga.</span> After that Snouck said that many uninformed people who are not as deep as he was, nonetheless taught there as well.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Nawawi menjawab, “Kalau mereka diizinkan mengajar di sana, pastilah mereka cukup berjasa untuk itu”.(Lihat, Steenbrink, <i>Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia</i> , h. 117-122)</span> Nawawi said, "If they are allowed to teach there, they must have enough credit for it". (See, Steenbrink, <i>Some Aspects of Islam in Indonesia,</i> p. 117-122)</span> </p><p align="justify"> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Pada tahun 1860-1970, Nawawi mulai aktif memberi pengajaran.</span> In the year 1860-1970, Nawawi began actively teach.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Tapi itu dijalaninya hanya pada waktu-waktu senggang, sebab antara tahun-tahun tersebut ia sudah sibuk menulis buku-buku.</span> But it lived only in his spare time, because between these years he was busy writing books.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Di antara murid-muridnya yang berasal dari Indonesia adalah:</span> Among the students who come from Indonesia are:</span> </p><ol><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">KH Hasyim Asy'ari, Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.</span> KH Hasyim Ash'ari, Tebuireng, Jombang, East Java.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Kelak bersama KH Wahab Hasbullah mendirikan Nahdlatul Ulama (NU).</span> Later with KH Wahab Hasbullah founded Nahdlatul Ulama (NU).</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">KH Khalil, Bangkalan, Madura, Jawa Timur.</span> KH Khalil, Jakarta, Madura, East Java.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">KH Mahfudh at-Tarmisi, Tremas, Jawa Timur.</span> KH-Mahfudh at Tarmisi, Tremas, East Java.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">KH Asy'ari, Bawean, yang kemudian diambil mantu oleh Syekh Nawawi dinikahkan dengan putrinya, Nyi Maryam.</span> KH Ash'ari, Bawean, which was later taken by Sheikh Nawawi in-law married to his daughter, Maryam Nyi.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">KH Nahjun, Kampung Gunung, Mauk, Tangerang, yang dijadikan mantunya (cucu).</span> KH Nahjun, Mountain Village, Mauk, Tangerang, which made-in-law (grandson).</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">KH Asnawi, Caringin, Labuan (kelak memimpin Sarekat islam di Banten).</span> KH Asnawi, Caringin, Labuan (later to lead the SI Islam in Banten).</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">KH Ilyas, Kragilan, Serang.</span> KH Ilyas, Kragilan, Serang.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">KH Abdul Ghaffar, Tirtayasa, Serang.</span> KH Abdul Ghaffar, Tirtayasa, Serang.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">KH Tubagus Bakri, Sempur, Purwakarta.</span> KH Tubagus Bakri, Sempur, Purwakarta.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">KH Mas Muhammad Arsyad Thawil, Tanara, Serang, yang kemudian dibuang Belanda ke Manado, Sulawesi Utara, karena peristiwa <i>Geger Cilegon</i> .</span> KH Mas Muhammad Arsyad Thawil, Tanara, Serang, who then disposed of the Netherlands to Manado, North Sulawesi, because events <i>Geger Cilegon.</i></span> </li></ol><p align="justify"> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Mata pelajaran yang diajarkan Nawawi meliputi Fikih, Ilmu Kalam, Tasawuf/Akhlak, Tafsir, dan Bahasa Arab.</span> Subjects taught include Nawawi Jurisprudence, Science Kalam, Tasawwuf / Morals, Tafsir, and Arabic.</span> </p><p align="justify"> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Karya-karyanya</span> His works</span> </p><p align="justify"> <span style="" onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Setelah tahun 1870 Nawawi memusatkan kegiatannya hanya untuk mengarang.</span> Nawawi 1870 after years of focusing its activities only to write.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Dan boleh dikata, Nawawi adalah penulis yang subur, kurang lebih dari 80 kitab yang dikarangnya.</span> And practically, Nawawi was a fertile writer, not more than 80 books he made.</span> <span style="" onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Tulisan-tulisannya meliputi karya pendek, berupa berbagai pedoman ibadah praktis, sampai tafsir al-Qur'an – sebagian besarnya merupakan syarah kitab-kitab para pengarang besar terdahulu.</span> His writings include short works, a variety of practical guidelines for worship, until the interpretation of the Koran - most of it is Sharh books of previous writers.</span> </p><p align="justify"> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Berikut contoh beberapa karya Nawawi, mulai dari fikih, tafsir, sampai bahasa Arab, yang kita kutip dari H Rafiuddin (Sejarah Hidup dan Silsilah al-Syeikh Kyai Muhammad Nawawi Tanari, 1399 H):</span> Here are examples of some works Nawawi, ranging from jurisprudence, interpretation, until the Arabic language, which we quote from H Rafiuddin (Living History and Genealogy of al-Shaykh Muhammad Kyai Nawawi Tanari, 1399 H):</span> </p><ol><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><i>Sulam al-Munajah, syarah atas kitab Safinah ash-Shalah, karya Abdullah ibn Umar al-Hadrami.</i></span> <i>Patching al-Munajah, the book Sharh al-shalah Safinah, by Abdullah ibn Umar al-Hadrami.</i></span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Al-Tsimar al-Yaniat fi riyadl al-Badi'ah, syarah atas kitab <i>Al-Riyadl al-Badi'ah fi Ushul ad-Din wa Ba'dhu furu'usy Sar'iyyah 'ala Imam asy-Syafi'i</i> karya Syekh Muhammad Hasballah ibn Sulaiman.</span> Al-Tsimar al-Yaniat fi riyadl al-Badi'ah, Sharh of <i>al-Riyadl al-Badi'ah fi Usul ad-Din Ba'dhu furu'usy Sar'iyyah wa 'ala Imam Shafi'i</i> by Sheikh Hasballah Muhammad ibn Sulaiman.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Uqud al-Lujain fi Bayani Huquq al-Jawazain, kitab fikih mengenai hak dan kewajiban suami-istri</span> Uqud fi Lujain al-Bayani Huquq al-Jawazain, the book of jurisprudence concerning the rights and obligations of husband and wife</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Nihayatuz Zain fi Irsyad al-Mubtadiin, syarah atas kitab <i>Qurratul 'aini bi muhimmati ad-din</i> , karya Zainuddin Abdul Aziz al-Maliburi.</span> Fi Nihayatuz Zain al-Mubtadiin Ershad, the book Sharh <i>Qurratul 'aini Bi muhimmati ad-din,</i> by Zainuddin Abdul Aziz al-Maliburi.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Bahjat al-Wasil bi Syarhil Masil, syarah atas kitab <i>Ar-Rasail al-Jami'ah Baina Ushul ad-Din wal-Fiqh wat-Tasawuf</i> , karya Sayid Ahmad ibn Zein al-Habsyi.</span> Bahjat al-Wasil bi Syarhil Masil, the book Sharh <i>al-Rasail al-Jami'ah Baina ad-Din Usul-Fiqh wal wat-Sufism,</i> by Sayyid Ahmad ibn Zein al-Ethiopia.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Qut al-Habib al-Ghaib, Hasyiyah atas syarah <i>Fathul Gharib al-Mujib</i> karya Muhammad ibn Qasyim al-Syafi'i.</span> Qut al-Habib al-Ghaib, Sharh <i>Fath</i> Hasyiyah of <i>Gharib al-Mujib</i> Qasyim by Muhammad ibn al-Shafi'i.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Asy-Syu'ba al-Imaniyyat, ringkasan atas dua kitab yaitu <i>Niqayyah</i> karya al-Sayuthi dan <i>al-Futuhat al-Makiyyah</i> karya Syekh Muhammad ibn Ali.</span> Ash-Syu'ba al-Imaniyyat, a summary of the two books are the work of <i>al-Niqayyah</i> and <i>al-Sayuthi futuhat Makiyyah al-Sheikh</i> Muhammad ibn work Ali.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Marraqiyyul 'Ubudiyyat, syarah atas kitab <i>Bidayatul Hidayah</i> karya Abu hamid ibn Muhammad al-Ghazali .</span> Marraqiyyul 'Ubudiyyat, the book Sharh <i>Hidayah</i> works <i>Bidayatul</i> Abu hamid ibn Muhammad al-Ghazali.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Tanqih al-Qaul al-Hadits, syarah atas kitab <i>Lubab al-Hadits</i> karya al-Hafidz Jalaluddin Abdul Rahim ibn Abu Bakar as-Sayuthi.</span> Tanqih al-Qaul al-Hadith, the book <i>Lubab</i> Sharh <i>al-Hadith</i> of al-Hafidz Jalaluddin bin Abdul Rahim Abu Bakar as-Sayuthi.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Murah Labib li Kasyfi Ma'na al-Qur'an al-Majid, juga dikenal sebagai <i>Tafsir Munir.</i></span> Cheap Labib Kasyfi Ma'na li al-Qur'an al-Majid, also known as <i>Tafsir Munir.</i></span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Qami'al Thughyan, syarah atas <i>Syu'ub al Iman</i> , karya Syekh Zaenuddin ibn Ali ibn Muhammad al-Malibari.</span> Qami'al Thughyan, Sharh of <i>al Syu'ub Faith,</i> works Zaenuddin Sheikh ibn Ali ibn Muhammad al-Malibari.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Salalim al-Fudlala, ringkasan/risalah terhadap kitab <i>Hidayatul Azkiya ila Thariqil Awliya</i> , karya Zeinuddin ibn Ali al-Ma'bari al-Malibari.</span> Salalim al-Fudlala, summary / <i>Hidayatul</i> treatise on the Book of <i>Saints Azkiya Thariqil ila,</i> work Zeinuddin ibn Ali al-Ma'bari al-Malibari.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Nasaih al-Ibad, syarah atas kitab Masa'il Abi Laits, karya Imam Abi Laits.</span> Nasaih al-Ibad, the book Sharh Abi Masa'il Layth, the work of Imam Abu Laith.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Minqat asy-Syu'ud at-Tasdiq, syarah dari <i>Sulam at-Taufiq</i> karya Syeikh Abdullah ibn Husain ibn Halim ibn Muhammad ibn Hasyim Ba'lawi.</span> Minqat ash-Syu'ud at-Tasdiq, Sharh of <i>Sulam at-Taufiq</i> by Sheikh Abdullah ibn Husayn ibn Muhammad ibn Halim ibn Hashim Ba'lawi.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Kasyifatus Saja, syarah atas kitab <i>Syafinah an-Najah</i> , karya Syekh Salim ibn Sumair al-Hadrami.</span> Kasyifatus Only, the book Sharh <i>An-Najah Syafinah,</i> works Sumair Sheikh Salim ibn al-Hadrami.</span> </li></ol><p align="justify"> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Dalam pada itu, YA Sarkis menyebut 38 karya Nawawi yang penting, yang sebagiannya diterbitkan di Mesir.</span> In the meantime, YES Sarkis Nawawi mentioned 38 important works, which partly published in Egypt.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Misalnya Murah Labib, yang juga dikenal sebagai <i>Tafsir Munir</i> .</span> For example Cheap Labib, who is also known as <i>Tafsir Munir.</i></span> </p><p align="justify"> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Berikut beberapa contoh karya Nawawi yang penting yang terbit di Mesir (Dhofier, 86):</span> Here are some examples of important Nawawi published in Egypt (Dhofier, 86):</span> </p><ol><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><i>Syarah al-Jurumiyah, isinya tentang tata bahasa Arab, terbit tahun 1881.</i></span> <i>Sharh al-Jurumiyah, the contents of Arabic grammar, published in 1881.</i></span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Lubab al-Bayan (1884).</span> Lubab al-Bayan (1884).</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Dhariyat al-Yaqin, isinya tentang doktrin-doktrin Islam, dan merupakan komentar atas karya Syekh sanusi, terbit tahun 1886.</span> Dhariyat al-Yaqin, the contents of Islamic doctrines, and a comment on the work of Sheikh Sanusi, published in 1886.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Fathul Mujib.</span> Fathul Mujib.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Buku ini merupakan komentar atas karya <i>ad-Durr al-Farid</i> , karya Syekh Nahrawi (guru Nawawi) terbit tahun 1881.</span> This book is a commentary on the work of <i>ad-Durr al-Farid,</i> Sheikh Nahrawi work (teacher Nawawi) published in 1881.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Dua jilid komentar tentang syair maulid karya al-Barzanji.</span> Two volumes of poetry maulid comments about the work of al-litany.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Karya ini sangat penting sebab selalu dibacakan dalam perayaan-perayaan maulid.</span> This work is important because it is always read in Maulid celebrations.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Syarah Isra' Mi'raj, juga karangan al-Barzanji.</span> Sharh Isra 'Mi'raj, also written by al-litany.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Syarah tentang syair <i>Asmaul Husna</i> .</span> Sharh of poetry <i>Asmaul Husna.</i></span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Syarah <i>Manasik Haji</i> karangan Syarbini terbit tahun 1880.</span> Sharh <i>Manasik Haji</i> Syarbini essay published in 1880.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Syarah Suluk al-Jiddah (1883)</span> Sharh al-Jiddah Conduct (1883)</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Syarah Sullam al-Munajah (1884) yang membahas berbagai persoalan ibadah.</span> Sullam al-Sharh Munajah (1884) that discuss various matters of worship.</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Tafsir Murah Labib.</span> Tafsir Cheap Labib.</span> </li></ol><p align="justify"><span style="" onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Syekh Nawawi menjadi terkenal dan dihormati karena keahliannya menerangkan kata-kata dan kalimat-kalimat Arab yang artinya tidak jelas atau sulit dimengerti yang tertulis dalam syair terkenal yang bernafaskan keagamaan.</span> Sheikh Nawawi become known and respected for his expertise to explain the words and sentences, meaning Arab unclear or difficult to understand the famous poem written in the religious bernafaskan.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Kemasyhuran Nawawi terkenal di hampir seluruh dunia Arab.</span> Nawawi fame almost famous in the Arab world.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Karya-karyanya banyak beredar terutama di negara-negara yang menganut faham Syafi'iyah.</span> Many works were circulated mainly in countries that adopt faham Syafi'iyah.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Di Kairo, Mesir, ia sangat terkenal.</span> In Cairo, Egypt, he was very famous.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Tafsirnya <i>Murah Labib</i> yang terbit di sana diakui mutunya dan memuat persoalan-persoalan penting sebagai hasil diskusi dan perdebatannya dengan ulama al-Azhar.</span> <i>Cheap</i> commentary published <i>Labib</i> there recognized quality and includes important issues as a result of discussion and debate with al-Azhar scholars.</span> </p><p align="justify"> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Di Indonesia khususnya di kalangan pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan Islam, serta peminat kajian Islam Syekh Nawawi tentu saja sangat terkenal.</span> In Indonesia, particularly among Islamic schools and institutions of Islamic education and Islamic studies enthusiasts Sheikh Nawawi very popular course.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Sebagian kitabnya secara luas dipelajari di pesantren-pesantren Jawa, selain di lembaga-lembaga tradisional di Timur tengah, dan berbagai pemikirannya menjadi kajian para sarjana, baik yang dituangkan dalam skripsi, tesis, disertasi, atau paper-paper ilmiah, di dalam maupun luar negeri.</span> Some of his book is widely studied in pesantren-pesantren Java, in addition to the traditional institutions in the Middle East, and various ideas to the study of scholars, both those set forth in the thesis, thesis, dissertation, or scientific papers, at home and abroad .</span> </p><p align="justify"> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Beberapa karya ilmiah tentang Syekh Nawawi yang ditulis sarjana kita antara lain:</span> Several scientific works written Sheikh Nawawi our graduates include:</span> </p><ol><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Ahmad Asnawi, <i>Pemikiran Syekh Nawawi al-Bantani tentang Af'al al-'Ibad (Perbuatan Manusia),</i> (Tesis Magister IAIN Jakarta, 1984).</span> Ahmad Asnawi, <i>Thought Sheikh Nawawi al-Bantani about Af'al al-'Ibad (Acts of Man),</i> (Master Thesis IAIN Jakarta, 1984).</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Ahmad Asnawi, <i>Penafsiran Syekh Muhammad nawawi tentang Ayat-ayat Qadar.</i> (Disertasi Doktor IAIN Jakarta, 1987).</span> Asnawi Ahmad, <i>Sheikh Muhammad Nawawi interpretation of verses of what came before.</i> (Doctoral Dissertation IAIN Jakarta, 1987).</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Hazbini, <i>Kitab Ilmu Tafsir Karya Syeikh Muhammad Nawawi,</i> (Tesis Magister IAIN Jakarta, 1996).</span> Hazbini, <i>Kitab Ilmu Tafsir Works Sheikh Muhammad Nawawi,</i> (Master Thesis IAIN Jakarta, 1996).</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">MA Tihami, <i>Pemikiran Fiqh al-Syeikh Muhammad Nawawi al-Bantani,</i> (Disertasi Doktor IAIN Jakarta, 1998).</span> MA Tihami, <i>Thought Fiqh al-Shaykh Muhammad al-Nawawi Bantani,</i> (Doctoral Dissertation IAIN Jakarta, 1998).</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Sri Mulyati, <i>Sufism in Indonesia: Analysisof Nawawi al-Bantani's Salalim al-Fudhala,</i> (Tesis Mgister McGill University, Kanada, 1992).</span> Sri Mulyati, <i>Sufism in Indonesia: Analysisof Nawawi, al-Bantani's Salalim al-Fudhala,</i> (Mgister thesis McGill University, Canada, 1992).</span> </li><li> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Muslim Ibrahim Abdur Rauf, <i>Al-Syeikh Muhammad Nawawi al-Jawi: Hayatuhu wa Atsaruhu fi al-Fiqh al-Islami.</i> (Tesis Magister, Al-Azhar University, Kairo, 1979).</span> Muslim Ibrahim Abdur Rauf, <i>Sheikh Muhammad al-Nawawi al-Jawi: Atsaruhu wa Hayatuhu fi al-Fiqh al-Islami.</i> (Master Thesis, Al-Azhar University, Cairo, 1979).</span> </li></ol><p align="justify"> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Nawawi dan Polotik Kolonialisme</span> Nawawi and Polotik Colonialism</span> </p><p align="justify"> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Syekh Nawawi memang tidak seaktif Syekh Nahrawi yang menyerukan jihad dalam menghadapi kekuasaan asing di Nusantara.</span> Sheikh Nawawi was not as active Sheikh Nahrawi in calling for jihad against foreign powers in the archipelago.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Toh dia merasa bersyukur juga ketika mendengar betapa Belanda menghadapi banyak kesulitan di Aceh.</span> After all, he was grateful also to hear how Dutch face many difficulties in Aceh.</span> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Dalam pembicaraannya dengan Snouck Hurgronje, dia tidak menyetujui pendapat bahwa tanah Jawa harus diperintah oleh orang Eropa.</span> In his conversation with Snouck Hurgronje, he disagrees with the opinion that the land of Java should be governed by the Europeans.</span> </p><p align="justify"> <span onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">“Andaikata Kesultanan Banten akan dihidupkan kembali, atau andaikata sebuah negara Islam independen akan didirikan di sana, pasti dia akan betul-betul merupakan kegiatan suatu kelompok orang fanatik yang tidak teratur,” kata Hurgronje, yang pernah menetap selama enam bulan di Mekah (dalam penyamaran), 1884-1885.</span> "If the Sultanate of Banten be revived, or if an independent Islamic state would be established there, he'll really is an activity of a group of fanatics who are not regular," says Hurgronje, who had stayed for six months in Mecca (in disguise ), 1884-1885.</span> <span style="" onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Tak heran, jika ia memandang pemberontakan petani di Cilegon (1888) yang dipimpin KH Wasid, sebagai jihad yang diperintahkan <i>.(suryana sudrajat dan abdul malik/artikel ini juga bisa dibaca di buku Jejak Ulama Banten, dari Syekh Nawawi Hingga Abuya Dimyati, penerbit Humas Setda Provinsi Banten, 2004)</i></span> No wonder, if he viewed the rebellion of farmers in Cilegon (1888) led KH Wasid, as ordered by <i>jihad. (Suryana sudrajat and abdul malik / This article can also be read in a book Ulama Impressions Banten, from Sheikh Nawawi Until Abuya Dimyati, publisher of Public Relations Secretariat of Banten, 2004)</i></span> </p>ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-28569366114735796922009-09-18T22:22:00.000-07:002009-09-18T22:23:21.592-07:00<div class="postheader"><div style="text-align: center;"> </div><h1 style="text-align: center;"><a href="http://surban.org/2009/02/16/al-habib-husein-bin-hadi-al-hamid/" rel="bookmark" title="Permanent Link to Al Habib Husein bin Hadi Al Hamid">Al Habib Husein bin Hadi Al Hamid</a></h1> <div class="postdetails"> <br /> </div> </div> <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_fF_xEVJUrBRPtruofvoJ3iNPPCFqjwoMQ7aytjzg9SihGIOag1hK9zrYUeEi-g4o0JtaurgbtbxRKGVbtXbwOvx8n1zeyQaWxX21pNB83lN0hRIDz2FCABTcMzdY9K3ktd0gfiuOuCuV/s1600-h/Al+Habib+Husein+bin+Hadi+Al+Hamid.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 282px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_fF_xEVJUrBRPtruofvoJ3iNPPCFqjwoMQ7aytjzg9SihGIOag1hK9zrYUeEi-g4o0JtaurgbtbxRKGVbtXbwOvx8n1zeyQaWxX21pNB83lN0hRIDz2FCABTcMzdY9K3ktd0gfiuOuCuV/s400/Al+Habib+Husein+bin+Hadi+Al+Hamid.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5289756385651594418" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">Waliyullah Yang Berumur Panjang</span> <p style="text-align: justify;">Habib Husein termasuk seorang Waliyullah yang berumur panjang dan jauh dari penyakit-penyakit. Selian itu, ia sampai akhir hayatnya tidak pernah absen shalat Subuh berjamaah</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Di Desa Brani Kulon, Kraksan, Probolinggo (Jawa Timur), ada seorang Habib yang berumur panjang, ia wafat dalam usia 124 tahun. Ketika ditanya, kenapa ia tidak punya penyakit?<br />”Di hati saya, tidak mempunyai sedikit pun rasa iri dan dengki terhadap pemberian orang lain,” demikian kata <span style="font-weight: bold;">Habib Husein bin Hadi bin Salim Al-Hamid.</span></p><div style="text-align: justify;"> Selain itu, kunci dari Habib Husein berumur panjang adalah tidak lain karena ia secara istiqamah shalat Subuh berjemaah di Masjid dan gemar melakukan jalan kaki sekitar satu jam. Habib Husein berjalan kaki tiap sambil berdakwah, setiap tempat yang beliau lalui selalu ia mendatangkan rahmah. Ia berjalan kaki dari rumahnya yang ada di Brani keliling kampung atau ke pasar. Dengan berjalan kaki tiap pagi, seluruh peredaran darah dalam tubuh jadi lancar. Udara segar yang dihirup membuat kesegaran tubuh tetap prima, itulah salah satu keistimewaan waktu dari shalat Subuh.<br /><span id="fullpost"></span><br /><span id="fullpost">Habib Husein sendiri lahir di Hadramaut, Yaman Selatan pada tahun 1862 M dari pasangan Habib Hadi bin Salim Al-Hamid dan Ummu Hani. Dari kecil, Habib Husein dididik langsung oleh kedua orang tuanya itu. Patut diketahui, Habib Hadi bin Salim Al-Hamid, ayahanda Habib Husein, dikenal sebagai salah seorang wali yang kesohor di Hadramaut. Habib Husein dibesarkan sampai umur 86 tahun di Hadramaut.</span><br /><span id="fullpost"></span><br /><span id="fullpost">Bagi orang sekarang, usia 86 tahun itu sudah memasuki usia senja, kakek-kakek di mana orang sudah mulai kehilangan kekuatan dan gairahnya. Namun bagi Habib Husein, usia seperti itu tergolong muda. Kekuatannya tak jauh berbeda dengan usia pemuda saat ini. Itulah salah satu kekuatan Habib Husein.</span><br /><span id="fullpost"></span><br /><span id="fullpost">Di usia 86 tahun atau tepatnya 1929 M, ia masih senang mengembara ke berbagai negeri. Termasuk ke Hujarat dengan menggunakan kapal laut bersama saudagar-saudagar Arab yang berdagang melanglang buana ke berbagai negeri. Sejak itu ia Habib Husein meninggalkan Yaman dan tidak pernah kembali lagi ke sana.</span><br /><span id="fullpost"></span><br /><span id="fullpost">Sekitar 2 tahun, Habib Husein tinggal di Gujarat. Selama di Gujarat, ia berguru pada ulama setempat dan berdagang. Setelah itu, ia kembali mengembara ke Indonesia dengan menggunakan kapal saudagar yang menuju Batavia. Tak berapa lama kemudian, ia mengembara lagi ke berbagai daerah dan akhirnya ia sampai ke kota Pekalongan. Di kota ini, Habib Husein kemudian berguru pada seorang wali besar, yakni Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alattas hingga beberapa tahun lamanya.</span><br /><span id="fullpost"></span><br /><span id="fullpost">Kepada auliya’ yang sangat terkenal di Kota Pekalongan itu, Habib Husein selain berguru ilmu lahir, ia juga mendalami ilmu batin. Sebagai tanda bahwa Habib Husein telah mencapai maqam kewalian yang mumpuni, ia kemudian dihadiahi sebuah sorban (kain putih) dan kopiah putih dari Habib Ahmad bin Abdullah bin Tholib Alattas.</span><br /><span id="fullpost"></span><br /><span id="fullpost">Atas pesan Habib Ahmad bin Abdullah bin Tholib Alattas (Pekalongan), Habib Husein kemudian mengasah ilmu kepada Habib Muhammad bin Muhammad Al- Muhdhor, yang tidak lain adalah guru dari Habib Ahmad bin Abdullah bin Tholib Alatas. Selama menjadi murid Habib Muhammad, Habib Husein senantiasa menadapat perintah untuk berdakwah ke berbagai daerah.</span><br /><span id="fullpost"></span><br /><span id="fullpost">Salah satu tugasnya yang terakhir dari gurunya itu, Habib Husein diperintahkan untuk menyebarkan dakwah ke Brani Kulon, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Ia masuk ke desa yang terpencil itu sekitar tahun 1939. Saat itu kondisi desa Brani masih berupa hutan belantara dan sarang penyamun. Tampaknya, Habib Husein memang sengaja ditugasi untuk membrantas para penyamun untuk kembali ke jalan Allah SWT.</span><br /><span id="fullpost"></span><br /><span id="fullpost">Setelah Habib Husein tinggal di Brani Kulon, ia langsung membuka dakwah dan dakwahnya itu diterima secara luas ke seluruh pelosok Kab Probolinggo. Tak mudah seperti dibayangkan, Habib Husein tidak langsung menempati rumah mewah di Brani. Ia harus membabat alas terlebih dahulu, bahkan ia hidup menumpang pada salah satu penduduk setempat.</span><br /><span id="fullpost"></span><br /><span id="fullpost">Kendati hanya hidup menumpang, ia tetap gigih berdakwah dalam rangka menyebarkan ajaran Islam. Kendati tempat tinggalnya menumpang, tetapi penyebaran Islam tak pernah berhenti hingga kemudian ia berhasil mendirikan pesantren kecil. Di desa itu pula ia mengakhiri masa lajangnya.</span><br /><span id="fullpost"></span><br /><span id="fullpost">Dalam sebuah perjalanan bersama para habaib dari berziarah ke Makam Habib Husein bin Abdullah Alaydrus (Kramat Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara). Habib Husein di dalam kereta api pernah dipaksa untuk menyediakan tempat duduknya oleh seorang pemuda kumal dan hanya memakai kaos oblong. Melihat seorang pemuda yang berdiri di depannya, Habib Husein kemudian berdiri sembari menyerahkan tempat duduknya kepada pemuda asing itu. Setelah berdialog beberapa saat dan Habib Husein memberi bekal uang yang tersisa pada pemuda tersebut. Tak berapa lama, tiba-tiba pemuda asing itu menghilang begitu saja. Ketika teman-teman Habib Husein mendapatinya sendirian, dan menanyakan tentang keberadaan pemuda asing tadi, Habib Husein berkata,”Dia itu sebenarnya adalah Nabiyallah Khiddir Alaihi Salam.”</span><br /><span id="fullpost"></span><br /><span id="fullpost">Amaliah Habib Husein tidak saja menyeimbangkan ibadah dengan Allah SWT (hablumminnallah), ia juga menjalin hubungan yang erat dengan Umat (hablumminannas). Sering Habib Husein berjalan-jalan ke pasar dan melihat pedagang yang barang dagangannya tidak habis terjual atau malah tidak terjual sama sekali. Habib Husein tak segan-segan memborong barang dagangan dari pedagang yang ada di pasar agar si pedagang itu tidak menderita kerugian, atau minimal sang pedagang mendapat keuntungan. Tak pelak dengan keseimbangan amaliah itu, dakwahnya diterima dengan baik oleh masyarakat luas.</span><br /><span id="fullpost"></span><br /><span id="fullpost">Tak hanya itu, dalam soal keilmuan, para santri PP Aswaja Brani Kulon sangat mempercayai kalau Habib Husein itu adalah titisan dari Syeikh Abdul Qadir Jaelani. Ikhwalnya ia mendapat julukan Titisan Syeikh Abdul Qadir Jaelani, adalah ketika Habib Ahmad, salah seorang sahabatnya pernah bermunajat kepada Allah agar bertemu dengan Syeikh Abdul Qadir Jaelani. Dalam mimpinya, ia dipertemukan dengan Syeikh Abdul Qadir Jaelani yang bersorban putih, dan ketika didekati ternyata wajah itu adalah wajah Habib Husein bin Hadi Al-Hamid.</span><br /><span id="fullpost"></span><br /><span id="fullpost">Sebagaimana banyak diketahui, Habib Husein kerap dikunjungi oleh para Habaib pada jamannya seperti salah seorang habib yang dikenal sebagai salah satu pejuang RI yakni Habib Soleh Tanggul (Jember). Habib Husein juga mempunyai kedekatan khusus dengan Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih (Darul Hadits, Malang) dan lain-lain. Bahkan anak cucu keturunan dari Habib Husein banyak yang masuk pesantren Darul Hadits, seperti Habib Muhammad Shodiq (anak), Habib Abdul Qadir (cucu), Habib Salim (cucu). Sekarang pesantren peninggalan Habib Husein di asuh oleh Abdul Qadir bin Muh Shadiq bin Husein Al-Hamid.</span><br /><span id="fullpost"></span><br /><span id="fullpost">Habib Husein wafat hari Jum’at Legi, 11 Safar 1406 H/25 Januari 1986. Jenazahnya kemudian di makamkan di sebelah utara Masjid Al Mubarok, komplek Pondok Pesantren Ahlus Sunnah Wal Jamaah, Desa Brani Kulon, Kecamatan Maron, Probolinggo, Jawa Timur.</span><br /></div><span id="fullpost"></span>ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-36142889565864360842009-09-18T22:18:00.000-07:002009-09-18T22:20:14.255-07:00<table><tbody><tr><td><br /></td><td><br /></td></tr></tbody></table> <div style="text-align: center; font-weight: bold;"><span style="font-size:180%;"><a href="http://surban.org/2008/07/13/bukti-foto-foto-rumah-nabi-saw-dan-sayyidah-khadijah-yang-telah-dihancurkan-wahabi-salafy/" rel="bookmark" title="Permanent Link to Bukti Foto-foto Rumah Nabi Saw dan Sayyidah Khadijah Yang Telah Dihancurkan Wahabi-Salafy">Bukti Foto-foto Rumah Nabi Saw dan Sayyidah Khadijah Yang Telah Dihancurkan Wahabi-Salafy</a></span></div><div class="postheader"><br /></div> <div class="postcontent"><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Pada waktu yang lalu, saya telah mem-post-kan sebuah artikel yang membahas tentang ‘Penghacuran Situs-situs Sejarah Oleh Wahabi-Salafy’. Nah, pada kesempatan ini saya akan membeberkan beberapa foto yang membuktikan tentang kebejatan kaum Wahabi-Salafy yang telah dengan brutal menghancurkan Rumah Nabi Saw dan istri tercintanya, Sayyidah Khadijah as, yang merupakan peninggalan bersejarah, yang semestinya dirawat dan dijaga dengan baik. Peninggalan-peninggalan seperti ini merupakan situs-situs penting yang bisa menjadi pelajaran yang baik bagi orang-orang terkemudian.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><a href="http://qitori.files.wordpress.com/2007/12/rumah-nabi-sayyidah-khadijah-tempat-mereka-berdua-tinggal-selama-25-tahun-pun-dibongkar.jpg" title="rumah-nabi-sayyidah-khadijah-tempat-mereka-berdua-tinggal-selama-25-tahun-pun-dibongkar.jpg"><img src="http://qitori.files.wordpress.com/2007/12/rumah-nabi-sayyidah-khadijah-tempat-mereka-berdua-tinggal-selama-25-tahun-pun-dibongkar.jpg" alt="rumah-nabi-sayyidah-khadijah-tempat-mereka-berdua-tinggal-selama-25-tahun-pun-dibongkar.jpg" /></a></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Ini adalah foto Rumah Nabi Saw dan Sayyidah Khadijah as, tempat mereka berdua tinggal selama 28 tahun. Inilah bukti penghancuran yang dilakukan oleh Wahabi-Salafy terhadap situs-situs sejarah Islam.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><a href="http://qitori.files.wordpress.com/2007/12/reruntuhan-rumah-khadijah_o.jpg" title="reruntuhan-rumah-khadijah_o.jpg"><img src="http://qitori.files.wordpress.com/2007/12/reruntuhan-rumah-khadijah_o.jpg" alt="reruntuhan-rumah-khadijah_o.jpg" /></a></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Di atas ini foto sisa reruntuhan rumah Nabi Saw & Sayyidah Khadijah as yang dilihat lebih dekat.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><a href="http://qitori.files.wordpress.com/2007/12/pintu-masuk-kmr-rasul-di-rmh-khadijah_o.jpg" title="pintu-masuk-kmr-rasul-di-rmh-khadijah_o.jpg"><img src="http://qitori.files.wordpress.com/2007/12/pintu-masuk-kmr-rasul-di-rmh-khadijah_o.jpg" alt="pintu-masuk-kmr-rasul-di-rmh-khadijah_o.jpg" /></a></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Foto di atas ini adalah reruntuhan pintu masuk ke kamar Rasul Saw di rumah Sayyidah Khadijah as.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><a href="http://qitori.files.wordpress.com/2007/12/kamara-nabi-sayyidah-khadijah.jpg" title="kamara-nabi-sayyidah-khadijah.jpg"><img src="http://qitori.files.wordpress.com/2007/12/kamara-nabi-sayyidah-khadijah.jpg" alt="kamara-nabi-sayyidah-khadijah.jpg" /></a></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Foto di atas adalah sisa reruntuhan kamar Rasul Saw dan Sayyidah Khadijah as.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><a href="http://qitori.files.wordpress.com/2007/12/tempat-ketika-sayyidah-fathimah-zahra-dilahrirkan_o.jpg" title="tempat-ketika-sayyidah-fathimah-zahra-dilahrirkan_o.jpg"><img src="http://qitori.files.wordpress.com/2007/12/tempat-ketika-sayyidah-fathimah-zahra-dilahrirkan_o.jpg" alt="tempat-ketika-sayyidah-fathimah-zahra-dilahrirkan_o.jpg" /></a></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Di atas ini adalah foto reruntuhan tempat Sayyidah Fatimah as, putri kesayangan Rasulullah Saw dilahirkan.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><a href="http://qitori.files.wordpress.com/2007/12/mihrab-tempat-rasulullah-biasa-shalat-di-rmh-khadijah_o.jpg" title="mihrab-tempat-rasulullah-biasa-shalat-di-rmh-khadijah_o.jpg"><img src="http://qitori.files.wordpress.com/2007/12/mihrab-tempat-rasulullah-biasa-shalat-di-rmh-khadijah_o.jpg" alt="mihrab-tempat-rasulullah-biasa-shalat-di-rmh-khadijah_o.jpg" /></a></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Di atas ini adalah foto reruntuhan mihrab tempat Rasulullah saw biasa melakukan shalat.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><a href="http://qitori.files.wordpress.com/2007/12/kuburan-sayyidah-khadijah-al-kubra-putranya-qasim-di-pojok_o.jpg" title="kuburan-sayyidah-khadijah-al-kubra-putranya-qasim-di-pojok_o.jpg"><img src="http://qitori.files.wordpress.com/2007/12/kuburan-sayyidah-khadijah-al-kubra-putranya-qasim-di-pojok_o.jpg" alt="kuburan-sayyidah-khadijah-al-kubra-putranya-qasim-di-pojok_o.jpg" /></a></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Foto di atas ini adalah makam Sayyidah Khadijah as (yang besar) dan putranya, Qasim (yang kecil) di sudut.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Pada postingan selanjutnya, saya akan memaparkan foto-foto makam-makam ahlul bayt, para sahabat, dan istri-istri serta kerabat dekat Rasulullah Saw yang dibiarkan terlantar oleh Wahabi-Salafy. Insya Allah.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Catatan :</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Sebagian besar foto-foto tersebut saya peroleh dari kitab : <strong><em>Ummul Mu’minin, Khadijah binti Khuwaylid, Sayyidah Fie Qalby al-Mushtafa</em></strong> karya DR. Muhammad Abduh Yamani yang telah diterjemahkan oleh penerbit Pustaka IIMaN dengan judul : <strong><em>Khadijah Drama Cinta Abadi sang Nabi</em></strong>. Penulis adalah mantan Menteri Penerangan Kerajaan Arab Saudi.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Sumber http://qitori.wordpress.com/2007/12/06/foto-foto-rumah-nabi-saw-dan-sayyidah-khadijah-yang-telah-dihancurkan-wahabi-salafy/</p> </div>ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-47217156684655489712009-09-18T22:10:00.000-07:002009-09-18T22:14:51.928-07:00TINGKATAN PARA WALI<table><tbody><tr><td><br /></td><td><br /></td></tr></tbody></table> <div style="text-align: center; font-weight: bold;"><span style="font-size:180%;"><a href="http://surban.org/2008/04/15/hierarki-kewaliaan/" rel="bookmark" title="Permanent Link to HIERARKI KEWALIAAN">HIERARKI KEWALIAAN</a></span></div><div class="postheader"><br /></div> <div class="postcontent"><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center; font-weight: bold;">Syaikhul Akbar Ibnu Araby dalam kitab Futuhatul Makkiyah membuat klasifikasi tingkatan wali dan kedudukannya. Jumlah mereka sangat banyak, ada yang terbatas dan yang tidak terbatas. Sedikitnya terdapat 9 tingkatan, secara garis besar dapat diringkas sebagai berikut :</p> <p style="font-weight: bold;">1. Wali Aqthab atau Wali Quthub</p><p style="text-align: justify;">Wali yang sangat paripurna. Ia memimpin dan menguasai wali diseluruh alam semesta. Jumlahnya hanya seorang setiap masa. Jika wali ini wafat, maka Wali Quthub lainnya yang menggantikan.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">2. Wali Aimmah</span><br />Pembantu Wali Quthub. Posisi mereka menggantikan Wali Quthub jika wafat. Jumlahnya dua orang dalam setiap masa. Seorang bernama Abdur Robbi, bertugas menyaksikan alam malakut. Dan lainnya bernama Abdul Malik, bertugas menyaksikan alam malaikat.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">3. Wali Autad</span><br />Jumlahnya empat orang. Berada di empat wilayah penjuru mata angin, yang masing-masing menguasai wilayahnya. Pusat wilayah berada di Kakbah. Kadang dalam Wali Autad terdapat juga wanita. Mereka bergelar Abdul Haiyi, Abdul Alim, Abdul Qadir dan Abdu Murid.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">4. Wali Abdal</span><br />Abdal berarti pengganti. Dinamakan demikian karena jika meninggal di suatu tempat, mereka menunjuk penggantinya. Jumlah Wali Abdal sebanyak tujuh orang, yang menguasai ketujuh iklim. Pengarang kitab Futuhatul Makkiyah dan Fushus Hikam yang terkenal itu, mengaku pernah melihat dan bergaul baik dengan ke tujuh Wali Abdal di Makkatul Mukarramah.<br />Pada tahun 586 di Spanyol, Ibnu Arabi bertemu Wali Abdal bernama Musa al-Baidarani. Abdul Madjid bin Salamah sahabat Ibnu Arabi pernah bertemu Wali Abdal bernama Mu’az bin al-Asyrash. Beliau kemudian menanyakan bagaimana cara mencapai kedudukan Wali Abdal. Ia menjawab dengan lapar, tidak tidur dimalam hari, banyak diam dan mengasingkan diri dari keramaian.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">5. Wali Nuqoba’</span><br />Jumlah mereka sebanyak 12 orang dalam setiap masa. Allah memahamkan mereka tentang hukum syariat. Dengan demikian mereka akan segera menyadari terhadap semua tipuan hawa nafsu dan iblis. Jika Wali Nuqoba’ melihat bekas telapak kaki seseorang diatas tanah, mereka mengetahui apakah jejak orang alim atau bodoh, orang baik atau tidak.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">6. Wali Nujaba’</span><br />Jumlahnya mereka sebanyak 8 orang dalam setiap masa.</p> <p><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">7. Wali Hawariyyun</span><br /></p><div style="text-align: justify;"> Berasal dari kata hawari, yang berarti pembela. Ia adalah orang yang membela agama Allah, baik dengan argumen maupun senjata. Pada zaman nabi Muhammad sebagai Hawari adalah Zubair bin Awam. Allah menganugerahkan kepada Wali Hawariyyun ilmu pengetahuan, keberanian dan ketekunan dalam beribadah.</div><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">8. Wali Rajabiyyun</span><br />Dinamakan demikian, karena karomahnya muncul selalu dalam bulan Rajab. Jumlah mereka sebanyak 40 orang. Terdapat di berbagai negara dan antara mereka saling mengenal. Wali Rajabiyyun dapat mengetahui batin seseorang. Wali ini setiap awal bulan Rajab, badannya terasa berat bagaikan terhimpit langit. Mereka berbaring diatas ranjang dengan tubuh kaku tak bergerak. Bahkan, akan terlihat kedua pelupuk matanya tidak berkedip hingga sore hari. Keesokan harinya perasaan seperti itu baru berkurang. Pada hari ketiga, mereka menyaksikan peristiwa ghaib.Berbagai rahasia kebesaran Allah tersingkap, padahal mereka masih tetap berbaring diatas ranjang. Keadaan Wali Rajabiyyun tetap demikian, sesudah 3 hari baru bisa berbicara.</p> <p style="text-align: justify;">Apabila bulan Rajab berakhir, bagaikan terlepas dari ikatan lalu bangun. Ia akan kembali ke posisinya semula. Jika mereka seorang pedagang, maka akan kembali ke pekerjaannya sehari-hari sebagai pedagang.</p> <p><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">9. Wali Khatam</span><br /></p><div style="text-align: justify;"> Khatam berarti penutup. Jumlahnya hanya seorang dalam setiap masa. Wali Khatam bertugas menguasai dan mengurus wilayah kekuasaan ummat nabi Muhammd,saw.</div><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">derajat Wali yang disandang sesorang itu adalah merupakan anugrah dari Alloh yang telah dicapai seorang hamba dalam mencari Hakekat Alloh ( Aripbillah). Bahkan ibadahnya seorang wali itu lebih utama dibandingkan dengan ibadahnya seorang Ulama yang A’lim.Kenapa demikian ? seorang Wali telah mencapai hakekat Alloh sedangkan seorang ulama baru tahap mencari jalan untuk mencapai hakekat Alloh.</p> <p style="text-align: center; font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 0);">Dan Dr yg kesembilan tersebut diatas dikuasi atas 1 orang wali<br />dan beliau adalah<span style="color: rgb(255, 0, 0);"> SULTHONU AULIYA SYAIKH ABDUL QODIR AL JILANY</span><br />Atau sering kita kenal dgn Sultannya para wali / Rajanya Para wali . . .<br />dan beliau masih keturunan dr Baginda Rosulullah SAW<br />dr pernikahan Putri beliau dgn sahabat ALi K.W</p> <p style="text-align: center; font-weight: bold;">“Alaa inna auliya allah laa khoufun alaihim walaa hum yahzanun”<br />ketahuilah sesungguhnya wali2 allah itu tak akan pernah takut dan takkan pernah sedih</p> </div>ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-27021568665137433582009-09-18T22:02:00.000-07:002009-09-18T22:05:41.671-07:00Para Leluhur Orang Sunda dan Makamnya<h4 style="text-align: center; font-weight: bold;"><span style="font-size:180%;"><a class="FeedsLink" href="http://mistik-gaib.blogspot.com/2009/09/para-leluhur-orang-sunda-dan-makamnya.html">Para Leluhur Orang Sunda dan Makamnya</a></span></h4><strong></strong><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;"></span></span><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 0, 0);">Pangeran Jayakarta (Rawamangun Jakarta) </span><br /><p style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 0, 0);">Eyang Prabu Kencana (Gunung Gede, Bogor ) <br />Syekh Jaenudin (Bantar Kalong) <br />Syekh maulana Yusuf (Banten) <br />Syekh hasanudin (Banten) <br />Syekh Mansyur (Banten) <br />Aki dan Nini Kair (Gang Karet Bogor) <br />Eyang Dalem Darpa Nangga Asta (Tasikmalaya) <br />Eyang Dalem Yuda Negara (Pamijahan Tasikmalaya) <br />Prabu Naga Percona (Gunung Wangun Malangbong Garut) <br />Raden Karta Singa (Bunarungkuo Gn Singkup Garut) <br />Embah Braja Sakti (Cimuncang, Lewo Garut) <br />Embah Wali Tangka Kusumah (Sempil, Limbangan garut) <br />Prabu Sada Keling (Cibatu Garut) <br />Prabu Siliwangi (Santjang 4 Ratu Padjadjaran <br />Embah Liud (Bunarungkup, Cibatu Garut) <br />Prabu Kian Santang (Godog Suci, garut) <br />Embah Braja Mukti (Cimuncang, Lewo Garut) <br />Embah Raden Djaenuloh (Saradan, Jawa Tengah) <br />Kanjeng Syekh Abdul Muhyi (Pamijahan Tasikmalaya) <br />Eyang Siti Fatimah (Cibiuk, Leuwigoong Garut) <br />Embah Bangkerong (Gunung Karantjang) <br />Eyang Tjakra Dewa (Situ Lengkong, Pandjalu Ciamis) <br />Eyang Prabu Tadji Malela (Gunung Batara Guru) <br />Prabu Langlang Buana (Padjagalan, Gunung Galunggung <br />Eyang Hariang Kuning (Situ Lengkong Pandjalu Ciamis) <br />Embah Dalem Salinggih (Cicadas, Limbangan Garut) <br />Embah Wijaya Kusumah (Gunung Tumpeng Pelabuhan Ratu) <br />Embah Sakti Barang (Sukaratu) <br />Syekh Abdul Rojak Sahuna (Ujung Kulon Banten) <br />Prabu Tjanar (Gunung Galunggung) <br />Sigit Brodjojo (Pantai Indramayu) <br />Embah Giwangkara (Djayabaya Ciamis) <br />Embah Haji Puntjak (Gunung Galunggung) <br />Dewi Tumetep (Gunung Pusaka Padang , Ciamis) <br />Eyang Konang Hapa (Dayeuh Luhur, Sumedang) <br />Embah Terong Peot (dayeuh Luhur, Sumedang) <br />Embah Sayang Hawu (Dayeuh Luhur, Sumedang) <br />Embah Djaya Perkasa (Dayeuh Luhur, Sumedang) <br />Prabu Geusan Ulun (Dayeuh Luhur, Sumedang) <br />Nyi Mas Ratu harisbaya (Dayeuh Luhur, Sumedang) <br />Eyang Anggakusumahdilaga (Gunung Pusaka Padang Ciamis) <br />Eyang Pandita Ratu Galuh Andjarsukaresi (Nangerang) <br />Embah Buyut Hasyim (Tjibeo Suku Rawayan, Banten) <br />Eyang mangkudjampana (Gunung Tjakrabuana, Malangbong Garut) <br />Embah Purbawisesa (Tjigorowong, Tasikmalaya) <br />Embah Kalidjaga Tedjakalana (Tjigorowong, Tasikmalaya) <br />Embah Kihiang Bogor (Babakan Nyampai, Bogor ) <br />Aki Wibawa (Tjisepan, Tasikmalaya) <br />Embah wali Mansyur (Tomo, Sumedang) <br />Prabu Nagara Seah (Mesjid Agung Tasikmalaya) <br />Sunan Rumenggang (Gunung Batara Guru) <br />Embah Hadji Djaenudin (Gunung Tjikursi) <br />Eyang Dahian bin Saerah (Gunung ringgeung, garut) <br />Embah Giwangkarawang (Limbangan Garut) <br />Nyi Mas Layangsari (Gunung Galunggung) <br />Eyang Sunan Cipancar (Limbangan garut) <br />Eyang Angkasa (Gunung Kendang, Pangalengan) <br />Embah Kusumah (Gunung Kendang, Pangalengan) <br />Eyang Puspa Ligar (Situ Lengkong, Panjalu Ciamis) <br />Kimandjang (Kalapa 3, Basisir Kidul) <br />Eyang Andjana Suryaningrat (Gunung Puntang Garut) <br />Gagak Lumayung (Limbangan Garut) <br />Sri Wulan (Batu Hiu, Pangandaran Ciamis) <br />Eyang Kasepuhan (Talaga Sanghiang, Gunung Ciremai) <br />Aki manggala (Gunung Bentang, Galunggung) <br />Ki Adjar Santjang Padjadjaran (Gunung Bentang, Galunggung) <br />Eyang Mandrakuaumah (Gunung Gelap Pameungpeuk, Garut) <br />Embah Hadji Muhammad Pakis (Banten) <br />Eyang Boros Anom (Situ Lengkong, Pandjalu Ciamis) <br />Embah Raden Singakarta (Nangtung, Sumedang) <br />Raden Rangga Aliamuta (Kamayangan, Lewo-Garut) <br />Embah Dalem Kasep (Limbangan Garut) <br />Eyang Imam Sulaeman (Gunung Gede, Tarogong) <br />Embah Djaksa (Tadjursela, Wanaraja) <br />Embah Wali Kiai Hadji Djafar Sidik (Tjibiuk, Garut) <br />Eyang Hemarulloh (Situ Lengkong Pandjalu) <br />Embah Dalem (Wewengkon, Tjibubut Sumedang <br />Embah Bugis (Kontrak, Tjibubut Sumedang) <br />Embah Sulton Malikul Akbar (Gunung Ringgeung Garut) <br />Embah Dalem Kaum (Mesjid Limbangan Garut) <br />Mamah Sepuh (Pesantrean Suralaya <br />Mamah Kiai hadji Yusuf Todjiri (Wanaradja) <br />Uyut demang (Tjikoneng Ciamis) <br />Regregdjaya (Ragapulus) <br />Kiai Layang Sari (Rantjaelat Kawali Ciamis) <br />Embah Mangun Djaya (Kali Serayu, Banjarnrgara) <br />Embah Panggung (Kamodjing) <br />Embah Pangdjarahan (Kamodjing) <br />Syekh Sukri (Pamukiran, Lewo Garut) <br />Embah Dipamanggakusumah (Munjul, Cibubur) <br />Aki Mandjana (Samodja, Kamayangan) <br />Eyang Raksa Baya (Samodja, Kamayangan) <br />Embah Dugal (Tjimunctjang ( <br />Embah Dalem Dardja (Tjikopo) <br />Embah Djaengranggadisastra (Tjikopo) <br />Nyi Mas Larasati (Tjikopo) <br />Embah Dalem Warukut (Mundjul, Cibubur) <br />Embah Djaya Sumanding (Sanding) <br />Embah Mansur Wiranatakusumah (Sanding) <br />Embah Djaga Alam (Tjileunyi) <br />Sembah Dalaem Pangudaran (Tjikantjung Majalaya) <br />Sembah Dalem Mataram (Tjipantjing) <br />Eyang Nulinggih (Karamat Tjibesi, Subang) <br />Embah Buyut Putih (Gunung Pangtapaan, Bukit Tunggul) <br />Embah Ranggawangsa (Sukamerang, bandrek) <br />Eyang Yaman (Tjikawedukan, Gunung Ringgeung Garut) <br />Embah Gurangkentjana(Tjikawedukan, Gunung Ringgeung Garut) <br />Embah Gadjah Putih (Tjikawedukan Gunung wangun) <br />Ratu Siawu-awu (Gunung Gelap, pameungpeuk Sumedang) <br />Embah Mangkunegara ( Cirebon ) <br />Embah Landros (Tjibiru Bandung) <br />Eyang latif (Tjibiru Bandung) <br />Eyang Penghulu (Tjibiru Bandung) <br />Nyi Mas Entang Bandung (Tjibiru Bandung) <br />Eyang Kilat (Tjibiru Bandung) <br />Mamah Hadji Umar (Tjibiru Bandung) <br />Mamah Hadji Soleh (Tjibiru Bandung) <br />Mamah Hadji Ibrahim (Tjibiru Bandung) <br />Uyut Sawi (Tjibiru Bandung) <br />Darya binSalmasih (Tjibiru Bandung) <br />Mmah Hadji Sapei (Tjibiru Bandung) <br />Embah Hadji Sagara Mukti (Susunan Gunung Ringgeung) <br />Eyang Istri (Susunan Gunung Ringgeung) <br />Eyang Dewi Pangreyep (Gunung Pusaka Padang Garut) <br />Ratu Ayu Sangmenapa (Galuh) <br />Eyang Guru Adji panumbang (Tjilimus Gunung Sawal) <br />Eyang Kusumah Adidinata (Tjilimus Gunung Sawal) <br />Eyang Rengganis (Pangandaran Ciamis) <br />Ki Nurba’in (Sayuran, Gunung Tjikursi) <br />Buyut Dasi (Torowek Tjiawi) <br />Embah Buyut Pelet (Djati Tudjuh Kadipaten) <br />Embah Gabug (Marongge) <br />Eyang Djayalaksana (Samodja) <br />Nyi Mas Rundaykasih (Samodja) <br />Nyi Mas Rambutkasih (Samodja) <br />Eyang Sanghiang Bongbangkentjana (Ujung Sriwinangun) <br />Eyang Adipati Wastukentjana (Situ Pandjalu Ciamis) <br />Eyang Nila Kentjana (Situ Pandjalu, Ciamis) <br />Eyang Hariangkentjana (Situ Pandjalu Ciamis) <br />Embah Dalem Tjikundul (Mande Cianjur) <br />Embah Dalem Suryakentjana (PantjanitiCianjur) <br />Embah Keureu (Kutamaneuh Sukabumi) <br />Ibu Mayang Sari (Nangerang Bandrek Garut) <br />Eyang Prabu Widjayakusumah (Susunan Payung Bandrek Garut) <br />Embah Sayid Kosim (Gunung Alung Rantjapaku) <br />Embah Bang Sawita (Gunung Pabeasan Limbangan Garut) <br />Uyut Manang Sanghiang (Banten) <br />Eyang Ontjar (Nyampai Gunung Bungrangrang) <br />Eyang Ranggalawe (Talaga Cirebon) <br />Ibu Siti Hadji Djubaedah (Gunung Tjupu Banjar Ciamis) <br />Mamah Sepuh ((Gunung Halu Tjililin Bandung ) <br />Embah Sangkan Hurip (Ciamis) <br />Embah Wali Abdullah (Tjibalong Tasikmalaya) <br />Mamah Abu (Pamidjahan Tasikmalaya) <br />Embah Dalem Panungtung Hadji Putih Tunggang Larang Curug Emas (Tjadas Ngampar Sumedang) <br />Raden AstuManggala (Djemah Sumedang) <br />Embah Santiung (ujung Kulon Banten) <br />Eyang Pandita (Nyalindung Sumedang) <br />Embah Durdjana (Sumedang) <br />Prabu Sampak Wadja (Gunung Galunggung Tasikmalaya) <br />Nyi Mas Siti Rohimah/Ratu Liongtin (Jambi Sumatera) <br />Eyang Parana (Kulur Tjipatujah, Tasikmalaya) <br />Eyang Singa Watjana (Kulur Tjipatujah, Tasikmalaya) <br />Eyang Santon (Kulur Tjipatujah, tasikmalaya) <br />Eyang Entjim (Kulur Tjipatujah, Tasikmalaya) <br />Eyang Dempul Wulung (Djaga Baya Ciamis) <br />Eyang Dempul Walang (Djaga Baya Ciamis) <br />Eyang Giwangkara (Djaga Baya Ciamis) <br />Embah Wali Hasan (Tjikarang Bandrek, Lewo Garut) <br />Embah Raden Widjaya Kusumah (Tjiawi Sumedang) <br />Dalem Surya Atmaja (Sumedang) <br />Eyang Rangga Wiranata (Sumedang) <br />Eyang Mundinglaya Dikusumah (sangkan Djaya, Sumedang) <br />Eyang Hadji Tjampaka (Tjikandang, Tjadas Ngampar Sumedang) <br />Eyang Pangtjalikan (Gunung Ringgeung Garut) <br />Eyang Singa Perbangsa (Karawang) <br />Embah Djaga Laut (Pangandaran) <br />Raden Ula-ula Djaya (Gunung Ringgeung Garut) <br />Raden Balung Tunggal (Sangkan Djaya, Sumedang) <br />sembah dalem wirasuta (Majalaya ) <br />Embah Raja Peduni (majalaya) <br />Eyang santoan Qobul (Banjaran, bandung) <br />pangeran qudratulloh di gunung cabe / g. sunda pelabuhan ratu <br />prabu ciung wanara di belakang SMU 7 Bogor komplek Bantar jati <br />raden mbah jangkung kp. cilumayan - sisi cibereno , bayah – banten</p> <p style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 0, 0);">Leluhur-leluhur dari pihak wanita. Yang ada di situs Medang Kamulan Ciamis dan Situs Medang Kamulan di Gunung Padang Cianjur <br />1. Ibu Sakti Pertiwi Gilang Gumilang Herang <br />2. Ibu Ratu Siti Dewi Hasta <br />3. Ibu Ratu Siti Dewi Banjaransari <br />4. Ibu Ratu Siti Dewi Pohaci <br />5. Ibu Ratu Siti Dewi Ratna Nastuna Larang Lancang Kamurang Galuh Pakuwon <br />6. Ibu Ratu Siti Dewi Cakrawati <br />7. Ibu Ratu Siti Dewi Sekar Jagat <br />8. Ibu Ratu Siti Dewi Niti Suari Sunan Ambu <br />9. Ibu Sakti Pertiwi Dewi Poerbasari <br />10. Ibu Ratu Siti Dewi Cempo Kemuning <br />11. Ibu Ratu Siti Dewi Ayu Jendrat <br />12. Eyang Sepuh Tunggal Dewa Sinuhun Rama Agung <br />13. Eyang Sepuh Prabu Manikmaya <br />14. Eyang Sepuh Prabu Ismaya <br />15. Syech Sulton Jannawiyah <br />16. Sri Baduga Maharaja Prabu Wangi (Lingga Buana) - Kakek dr Sri Baduga Maharaja Siliwangi <br />17. Sri Prabu Dewa Naskala Ningrat Kencana (Ayahanda dr Prabu Siliwangi) <br />18. Hyang Makukuhun Wali Haji Sakti Galuh Pakuwon <br />Syahdan menurut hikayat tutur kata para sepuh, setelah pada tahun 17 M Sri Panggung Pertama bergelar Sri Ratu Prabu Gung Binathara Adjar Kusuma Padangi menginjakkan kakinya di Gunung Padang dan mengukuhkan situs Salaka Domas maka kemudian Sri Panggung Pertama beserta keluarga dan bala tentaranya membuat keraton kerajaan di Gunung Padang yang diberi nama Medang Kamulan.<br />Sri Panggung Pertama bergelar Sri Ratu Prabu Gung Binathara Adjar Kusuma Padangi menikahi Siti Dewi Hasta yang bergelar Ratu Sindil karena menciptakan Kitab Sindil, dan memiliki putri Sri Ratu Dewi Nyi Mas Ayu Jendrat yang menciptakan Kitab Nila Sastra Ayu Jendrat yang dikenal sebagai kitab para Dewa dan memuat ajaran ajaran Pitutur (berisi tutur riwayat berdirinya kerajaan atau nagari) , Pituduh (berisi petunjuk aturan hidup dalam masyarakat) , Pibakalen (berisi pembekalan manusia dari lahir hingga proses kematian).<br />Sampurasun rampes. Neda maaf ka Gusti Pangeran nu Maha Agung nyuwun hampurakeun ka luluhur sepuh jeung pinisepuh nu kasebat Tataran Sunda</p> <p style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 0, 0);">Buat di Cianjur saya tau karena saya aslinya. Eyang Dalem Cikundul putra dari Eyang Dalem Arya Wangsa Goparna dari Nangka Beurit Sagalaherang subang dimakamkan di Bukit Pasir Gajah Majalaya Cikundul beserta sanak saudara dan keturunan2 beliau termasuk Camat Cikalong Pertama dan Cicitnya yang Pendiri Silat Cikalong Eyang Mama Haji Ibrahim Djajaperbata Bin Dalem Aom Rajadiradja.<br />Eyang Surya Padang dimakamkan di seberangnya yaitu di Gunung Sawit beserta Eyang Sawit yang konon masih keturunan2 dari para prajurit Pajajaran yang hijrah akibat Islamnisasi dari Banten dan Cirebon. Eyang Gunung Jati alias Eyang Dalem Arya Kidul nu linggih di Bukit Babakan Jati Cianjur yanb\g jadi tempat favorit saya buat tirakatan karena sekalipun di pinggir kota tapi jauh dari mana2 jadi biasa fokus kalau buat ritual. Eyang Dalem Arya Cikondang alias Eyang Dalem Arya Adimanggala di makamkannya ada 2 karena beliau punya ilmu Panca Sona yang legendaris itu,untuk dari leher kebawah dimakamkan di tepi sungai cikondang dibawah pohon mangga di tengah2 sawah,kalau kepalanya ada di bukit cikondang dan tempatnya wingit&angker banget bagi yang ingin tirakatan. Perlu diketahui saya punya babad dan silsilah ketrurunan Eyang Dalem Cikundul/Raden Jayasasana dari beliau kebawah dan dari beliau keatas. Ok dekian dulu buat sekarang</p> <p style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 0, 0);"> </p> <p style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 0, 0);">Eyang Nurbaya Eyang Nurbayin, itu ceritanya beda lagi kang kalau beliau dari Kadipaten Cibale Agung yang letaknya dekat jangari cianjur beliau merupakan abdi dalem disana yg pada waktu itu di pimpin oleh kerabat Eyang Dalem Cikundul yaitu keturunan dari adik ayah beliau yang bernama Panembahan Girilaya yang mempunyai putra bernama Eyang Lumaju Agung Dalem Marta yang merupakan pendiri Kadipaten Cibale Agung sebelum Kadipaten Cikundul dibentuk. Salam Buat keturunan2 Eyang Dalem Cikundul. Ngomong2 ada yang punya Ilmu Sahadat Cianjur/Sahadat Rasa Cikundul</p> <p style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 0, 0);">Ada Revisi..Makam Eyang Surya Padang tuh adanya di Gn Gambir Cikalong dan selain beliau dimakamkan juga sesepuh dari kerajaan pajajaran yang bernama Eyang Gambir Sawit yang dimakamkan di puncak Gn Gambir sedangkan Eyang Surya Padang sendiri dimakamkan di kaki gn nya. Penunggu Gn Gambir sendiri berupa siluman harimau yang besarnya segede kerbau jantan dan itu banyak org2 skitar atau yang berziarah ke makam beliau kebetulan melihat. Untuk Eyang Gentar Bumi makam beliau ada di kaki Gn Halimun beliau merupakan salah satu panglima perang pajajaran pada masa Prabu Nusya Mulya alias Prabu Seda Raja terakhir Pajajaran sebelum diluluh lantakan oleh Sultan Maulana Yusuf dari Banten.Eyang Gentar Bumi juga salah satu sepuh yang menguasai Ilmu Sahadat Sukawayana yang terkenal itu dan merupakan kunci masuk ke alam ghaib kerajaan pajajaran yang ada di sukawayana dan goa kuta maneuh sukabumi.</p> <p style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 0, 0);"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Makam KH. Abdul Fatah ( Ki Beji / Buyut Beji ) </span><br /><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Terumbu, Banten</span> <br /></p><div style="text-align: center;"><img style="width: 538px; height: 444px;" alt="" src="http://i207.photobucket.com/albums/bb74/nasek/buyut-beji1.jpg" border="0" /> <br /></div><p style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 0, 0);"></p><div style="text-align: center;"><img alt="" src="http://i207.photobucket.com/albums/bb74/nasek/buyut-beji3.jpg" border="0" /> <br /></div><p style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 0, 0); text-align: center;"><img alt="" src="http://i207.photobucket.com/albums/bb74/nasek/buyut-beji4.jpg" border="0" /></p>ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-17499374730273833262009-09-18T21:56:00.000-07:002009-09-18T21:58:30.520-07:00KIBUYUT BANTEN<p><b>KEBUYUTAN BANTEN</b> </p><p><br />1. PARABU DEWARATU PULO PANAITAN <br />2. PRABU LANGLANG BUANA GUNUNG LOR PULA SARI <br />3. PRABU MUDING KALANGON PUNCAK MANIK GUNUNG LOR PULASARI <br />4. PRABU SEDASAKTI TAJO POJOK <br />5. PRABU MANDITI GUNUNG KARANG <br />6. PRABU BANGKALENG CANGKANG <br />7. NYAIMAS RATU WIDARA PUTIH SERAM TENGAH LAUTAN <br />8. NYAIMAS DJONG <br />9. KYAI AGU DJU <br />10. INDRA KUMALA GUNUNG KARANG PEPITU PAKUAN <br />11. MANIK KUMALA SUNGAI CIUJUNG </p><p><br /><b>LELUHUR BANTEN</b> </p><p><br />PANEMBAHAN SABAKINGKING RATU DJAYA CHASANUDDIN BIN SYARIEF HIDAYATULLOH MACHDUM GUNUNG DJATI (CIREBON) Beristri dengan ; <br />DEWI SITI FATIMAH binti RADEN CHASAN ABIL FATTACH SURYA ALAM ZAINIAL ABIDIN GELAGAH WANGI DEMAK MEMPUNYAI ANAK.....: <br />1.NYAIMAS RATU PEMBAYUN DIPANG UTARA BLORA <br />2.NYAIMAS RATU SARANENGAH JAMBI <br />3.NYAIMAS RATU KAMUDARAGI PALEMBANG <br />3.PANGERAN JUPRIE RATU JEPARA <br />4.PANGERAN PRINGGALAYA RATU BETAWI <br />5.PANGERAN PEJAJARAN RATU BOGOR <br />6.PANEMBAHAN PEKALONGAN MAULANA YUSUF RATU BANTEN </p><p><br /><b>SULTHON MUCHAMMAD SABAKINGKING RATU BANTEN BERANAK CUCU :</b> </p><p><br />1.SULTHON ABUL MUFAQIR 'ABDUL QODIR KENARI <br />2.SULTHON ABUL MA'ANALI ACHMAD KENARI <br />3.SULTHON AGUNG ABUL FATEHI ABDUL FATTAH TIRTAYASA <br />4.SULTHON ABUNNASRI MAULANA MANSUR ABDUL QOHHAR CIKADUEUN <br />5.SULTHON ABUL FADLOLI <br />6.SULTHON ABUL MAHASIN MA'SUM <br />7.SULTHON ABDUL FATTAH MUHAMMAD SYIFA ZAINUL 'ARIFIN <br />8.SULTHON SYARIFUDDIN RATU WAKIL MUHAMMAD WASI' <br />9.SULTHON ZAINUL 'ASIKIN <br />10.SULTHON ABDUL MAFAQIR MUHAMMAD ALIYUDIN AWWAL <br />11.SULTHON ABDUL FATTAH MUHAMMAD MUHYIDIN ZAINUL SOLIHIN <br />12.SULTHON MUHAMMAD ISHAQ ZAINUL MUTTAQIN <br />13. SULTHON WAKIL PANGERAN NATAWIJAYA <br />14.SULTHON MUHAMMAD AKILLUDI TSANI <br />15.SULTHON WAKIL PANGERAN SURAMENGGALA <br />16.SULTHON MUHAMMAD SHOFIYUDIN <br />17.SULTHON MUHAMMAD ROFI-UDDA (DIASINGKAN DISURABAYA) <br /><b> <br />SEJARAH PERGURUAN PARAWALI TANAH BANTEN</b> </p><p><br />1.SYEH MUHAMMAD SHOLEH GUNUNG SANTRI CILEGON <br />2.SYEH MUHAMMAD SHIHIB TAGAL PAPA MENGGER <br />3.SYEH ABDUL RO’UF PARAJAGATI CINGENGE <br />4.SYEH ABDUL GHANI MENES <br />5.SYEH MAHDI CARINGIN LABUAN <br />6.SYEH ABDURROHMAN ASNAWI CARINGIN LABUAN <br />7.SYEH WALI DAWUD CINGINDANG LABUAN <br />8.SYEH KIYAI MACHDUM ABDUL DJALIL KALIMAH BARRONI <br />GUNUNG RAMA SUKOWATI LABUAN <br />9.SYEH CINDRAWULUNG GUNUNG SINDUR TANGERANG <br />10.SYEH HAJI KAISAN <br />11.SYEH HAJI SILAIMAN GUNUNG SINDUR <br />12. SYEH KANJENG KYAI DALEM MUSTOFA GUNUNG SINDUR <br />13.SYEH KYAI BAGUS ATIK SULAIMAN QHOLIQ SERPONG</p> <div class="blogger-post-footer"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/tracker/2479496621122220793-3319968110927745082?l=mistik-gaib.blogspot.com" width="1" height="1" /></div><br /><div style="text-align: center;"><strong>Sihir Sunda</strong></div><hr style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><h4 style="text-align: center;"><a class="FeedsLink" href="http://mistik-gaib.blogspot.com/2009/09/ilmu-pelet-menundukkan-binatang.html">ILMU PELET MENUNDUKKAN BINATANG PELIHARAAN (cocok buat penyayang binatang & peternak)</a></h4><strong></strong> <hr /> <h4 style="text-align: justify;">Sekitar 6 bulan lalu ane pergi ke bengkulu ada urusan pekerjaan, trus denger2 waktu didalem angkot disana ada orang yg bersahabat dengan hewan2 (wew jd penasaran<img title="Genit" alt="" src="http://www.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/q03.gif" border="0" />)! setelah urusan pekerjaan selesai selama 2 hari akhirnya ane naik ojek ke tkp, dgn bawa recorder & camera digital (pura2 jd wartawan coz ada kemungkinan info susah didapet<img title="Nohope" alt="" src="http://www.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/q11.gif" border="0" />). <br /></h4><p style="text-align: justify;">Setelah sampe tkp, keluarlah sesosok bpk2 ramah dr rumah yg sederhana! setelah kenalan ternyata namanya Bpk Meramu. Basa basi trus memperkenalkan diri sbg wartawan, akhirnya beliau terus terang juga mengenai keahliannya menjinakkan binatang!<br />Mungkin beliau tau kl ane ga percaya, ech tiba2 dia siul ga begitu kenceng eh tau2 semua binatang peliharaannya keluar semua dr belakang rumah ky burung, ayam, bebek, soang, kucing, mendekat ke arah beliau (ane bener2 takjub<img title="Belo" alt="" src="http://www.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/004.gif" border="0" />) <br />waktu ane tanya rahasianya apa pak? beliau dengan entengnya sambil ngerokok bilang "ga ada rahasianya ko' dek cm tiap abis shalat wajib & shalat malem saya selalu mengamalkan doa nabi sulaiman 21x"<br />"cm begitu aja pak?" tanya ane <br />"ya ngga lah" jawab beliau <br /><b>berikut amalannya yg saya susun sebagai wawancara wartawan gadungan <img title="Embarrassment" alt="" src="http://www.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/07.gif" border="0" /> <img title="Big Grin" alt="" src="http://www.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/14.gif" border="0" /> : <br /></b> <br />1. Puasa mutih 7 hari 7 malem & setiap habis shalat wajib & shalat malem baca <br />doa nabi sulaiman 41x <br />2. Tangkep binatang yg ingin dijinakkan, bacakan doa sulaiman 3x sambil tiupkan pada bagian kepala sambil berkata "menurutlah kepada saya"<br /><b>DOA SULAIMAN :</b> <br /><b>ALLAHUMMA INDAKHOLLAFI SULAIMAN MINAL MASYRIKINA ILLAL MAGHRIBI LI ZATI WAKUATIHI, WA SIFATIHI, WA JIBROIL, WA MIKAIL, WA IZROFIL, WA IZROIL, WA MULKI SULAIMANA MINAL MASYRIKI WAJINNAL TASLIMAN KHASIRO JALLA JALLALUHU YA IBLIS WASYAITON FI ZULUMATI WANNUR</b> <br />Amalan harian: <br />tiap abis shalat wajib & shalat malem baca doa nabi sulaiman 21x <br />ternyata ane juga dikasih bonus amalan buat yg punya peternakan (komersial): <br /><b>ANGIN MLAKU SULILIR, OJO PATI-PATI MAMPIR <br />YEN DURUNG TUMEKO TELENGGING SAMUDRO <br />NENG KENE PUTUNE NABI SULAIMAN <br />NUNGGONO INGON-INGON SANG NABI <br />SOPO SING NERAK WEWALER <br />BAKAL ANTUK PAUKUMAN <br />OJO SIRO WANI-WANI NABI SULAIMAN <br />KANG DIPARENGI TUGAS <br />NJOGO KESLAMATAN PARA KEWAN</b> <br />tata cara: <br />setelah mengamalkan pelet hewan peliharaan doa nabi sulaiman, tiap senin wage (malam hari) amalan diatas dibaca 1x <br />gunanya: <br />agar ternak berkembang biak dengan baik & terhindar dari penyakit mematikan.</p><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;" class="blogger-post-footer"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/tracker/2479496621122220793-2357993134305393928?l=mistik-gaib.blogspot.com" width="1" height="1" /></div><div style="text-align: justify;"><br /><strong>Pelet, Ilmu Hikmah</strong></div><hr style="margin-left: 0px; margin-right: 0px;"><h4 style="text-align: justify;"><a class="FeedsLink" href="http://mistik-gaib.blogspot.com/2009/09/menguak-rahasia-melihat-aura-dengan.html">Menguak Rahasia Melihat Aura Dengan Mata Telanjang (bukan mistis)</a></h4><div style="text-align: justify;"><strong>Date: Fri, 04 Sep 2009 16:36:00 +0000</strong><br /></div><p style="text-align: justify;">Setelah ane belajar dari buku dan beberapa pelatihan selama 3 tahun, akhirnya ane menyimpulkan bahwa ada cara praktis melihat aura diri sendiri atau orang lain. Semakin sering diasah semakin jelas dimata kita bahkan bila sudah terbiasa seperti ane, dapat membantu kehidupan. Ane kl baru ketemu orang mau bisnis atau apapun bisa melihat apakah orang tsb mempunyai itikad baik atau tidak, bahkan bisa tau seseorang bohong atau ngga.<br />Banyak orang menduga aura hanya dapat dilihat dengan kekuatan batin tingkat tinggi, atau dengan bantuan jin (khodam), yg lebih modern, aura dapat terlihat jelas lewat hasil jepretan kamera Kirlian. Namun sebelum kita ulas lebih jauh ada baiknya memahami mengenai apa dan bagaimana sifat aura, maksudnya agar kita tidak berpijak pada pemahaman yg salah.<br />Ada beberapa hal penting yg berkaitan dengan aura: <br />1. Aura manusia selalu berubah2 sesuai kedewasaan kepribadian seseorang. <br />2. Masing2 warna aura menunjukkan kepribadian yg berbeda <br />3. Panjang pendeknya aura dapat dideteksi dengan indera peraba kulit (bagi yg sensitif). <br />4. Aura dapat bertambah maupun berkurang karena faktor lingkungan <br />Ada beberapa hal yg dapat dilakukan agar pancaran aura tetap cemerlang: <br />1. Makan makanan yg halal & tidak berlebihan. <br />2. Olahraga cukup & tertatur. <br />3. Memenuhi kebutuhan tubuh akan udara segar. <br />4. Istirahat cukup, mengurangi rokok & alkohol. <br />5. Positif thinking & feeling. <br /></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><b>TAHAP2 LATIHAN MELIHAT AURA:</b> <br /><b>1. Melihat aura dengan jari tangan</b> <br />Carilah tembok berwarna putih, duduklah dengan tenang pada jarak 1/2 meter dari tembok. Ambil napas sebanyak mungkin dan tahan selama mungkin. Lakukanlah sebanyak 5 kali. Gosokkan kedua telapak tangan hingga terasa hangat. Tempelkan masing2 jari tangan kanan dan kiri saling berpasangan. Letakanlah kedua tangan yang masih berpasangan tadi 30Cm didepan mata dengan latar belakang tembok berwarna putih. Renggangkanlah perlahan2 kedua telapak tangan saling menjauh. Perhatikanlah antara kedua ujung jari tadi akan mengeluarkan garis cahaya putih. Itulah aura yg memancar dari ujung jari kita.<br /></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><b>2. Melihat aura dengan telapak tangan</b> <br />Tarik nafas dan gosok kedua telapak tangan seperti cara No. 1. Tempelkan salah satu telapak tangan pada tembok berwarna putih. Tarik napas, tahan & hembuskan. Lepaskan telapak tangan dari tembok. Amatilah bekas telapak tangan yang tertinggal ditembok. Itulah aura yang memancar dari telapak tangan dan lama kelamaan akan larut dalam aura alam.<br /></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><b>3. Melihat Aura diri sendiri</b> <br />Letakkan cermin besar dihadapan kita, duduk dengan tenang. Usahakanlah latar belakang tembok berwarna putih dan penerangan berupa lampu neon. Tariklah nafas sebanyak mungkin dan tahanlah selama mungkin. Ulangilah sebanyak 5 kali. Tataplah bayangan diri kita yg ada dicermin. Pandangan mata diusahakan tidak melihat tubuh maupun bayangan tubuh, namun lihatlah batas tepian kepala dengan latar belakang tembok. Setelah pandangan mata kita terfokus, maka perlahan2 dari kepala dan bahu akan keluar cahaya aura kita. Sinar yg pertama kali terlihat biasanya berwarna putih yg merupakan warna aura kita yg sesungguhnya. Tataplah terus sampai melihat warna lain yg tidak berubah. Setelah berhasil mulailah mencoba melihat aura orang lain.<br /></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><b>4. Melihat Aura orang lain</b> <br />Mintalah bantuan seseorang yg akan menjadi objek untuk berdiri didepan tembok yg berwarna putih. usahakan penerangan didalam ruangan dibuat redup. Berdirilah lebih kurang 3 meter didepan objek. Fokuskanlah pandangan mata pada bagian tepi kepala & bahu objek. Perlahan2 akan keluar sinar aura dari tepi kepala objek. fokuskan pandangan pada seluruh tepian tubuh objek, maka seluruh tubuh objek akan memancarkan warna aura<br /><b>NB:</b> <br />1. kunci keberhasilan yakin & konsisten dlm latihan <br />2. latihan dilaksanakan bertahap <br />3. berdasarkan pengalaman temen ane bisa liat aura orang plg cepet 1 minggu <br />4. berdasarkan pengalaman pribadi, tehnik ini sangat bermanfaat utk bisnis atau melihat moody bos / atasan, supaya kerjaan lancar.</p>ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-76835945672579111482009-09-18T21:48:00.000-07:002009-09-18T21:53:29.420-07:009 PEDANG ROSULULLAH<div style="text-align: center; font-weight: bold;"><span style="font-size:130%;"><strong style="font-weight: normal;">Ilmu Hikmah</strong></span></div><hr /><h4 style="text-align: center;"><a class="FeedsLink" href="http://mistik-gaib.blogspot.com/2009/08/sholawat-untuk-memohon-khusus-soal_23.html">Sholawat Untuk Memohon Khusus soal keuangan</a></h4><strong></strong><div style="text-align: center; font-weight: bold;">Bifadhlikal 'adzim tsummal khotim <br /></div><p style="text-align: center; font-weight: bold;">Yaa robbana sholli 'alaihi salimi <br />wal aali warzuqna kasirom musri'a <br />antas sariu wal mujibu man da-a <br />Di amalkan selama 40 hari. <br />Sholawat di baca ba'da sholat maghrib atau isya 1000X. <br />Sholawat tersebut di atas saya mendapatkan ijazahnya dari salah satu pon-pes di jawa timur sebagai ikhtiar kaum muslimin khususnya di Indonesia akibat dari goncangan krisis ekonomi yg terjadi pada tahun 1998. Insya Alloh siapapun yg mengamalkan sholawat tsb tdk akan kesulitan dgn masalah keuangan. Dan alhamdulilah sudah bnyk yg membuktikan keampuhan sholawat tsb gan.....</p><div style="text-align: center; font-weight: bold;"> </div><div style="text-align: center; font-weight: bold;" class="blogger-post-footer"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/tracker/2479496621122220793-6246073516162835567?l=mistik-gaib.blogspot.com" width="1" height="1" /></div><br /><div style="text-align: center;"><strong style="font-weight: bold;">Ilmu Hikmah, Pesugihan<br /></strong><strong>Pemula Belajar Ghaib</strong><hr /><h4><a class="FeedsLink" href="http://mistik-gaib.blogspot.com/2009/08/sholawat-agar-tidak-sulit-soal-keuangan_30.html">Sholawat Agar tidak sulit Soal Keuangan</a></h4><strong></strong><p><strong></strong> </p><hr style="font-size:78%;"> <p><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 0);font-size:180%;" >بِفَضلك العظيم ثم الخا تم </span><span style="font-size:180%;"><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 0);">يا ربنا صلى عليه سلم </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 0);">والآل ورزقن كثرًا مّسرعا </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 255, 51);">انت اسّريع والمجيب من داع</span></span></p> <p style="font-weight: bold;"><span style="font-size:130%;">Diamalkan selama 40 hari. <br />Sholawat di baca 1000X bada maghrib atau isya</span></p><br /></div><hr /><h4 style="text-align: center;"><a class="FeedsLink" href="http://mistik-gaib.blogspot.com/2009/08/9-pedang-nabi-muhammad-saw-beserta-nama.html">9 pedang Nabi Muhammad SAW beserta nama-namanya</a></h4><strong></strong><br /><p style="text-align: center;">ini adalah pedang-pedang yang pernah dipakai oleh Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya untuk berdakwah. jumlah total pedang yang pernah digunakan ada 9 buah. </p> <p style="text-align: center;"><b>1.Al Mat'thur</b> <br /><img alt="" src="http://i279.photobucket.com/albums/kk129/kura2lincah/swords/1al_matthur.jpg" border="0" /> <br />Juga dikenal sebagai 'Ma'thur Al-Fijar' adalah pedang yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW sebelum dia menerima wahyu yang pertama di Mekah. Pedang ini diberi oleh ayahnya, dan dibawa waktu hijrah dari Mekah ke Medinah sampai akhirnya diberikan bersama-sama dengan peralatan perang lain kepada Ali bin Abi Thalib.<br />Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 99 cm. Pegangannya terbuat dari emas dengan bentuk berupa 2 ular dengan berlapiskan emeralds dan pirus. Dekat dengan pegangan itu terdapat Kufic ukiran tulisan Arab berbunyi: 'Abdallah bin Abd al-Mutalib'.<br />Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, <i>Suyuf al-Rasul wa 'uddah harbi-hi</i> (Cairo: Hijr, 1312/1992).</p><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;"><b>2.Al Adb</b> <br /><img alt="" src="http://i279.photobucket.com/albums/kk129/kura2lincah/swords/2al_adb.jpg" border="0" /> <br />Al-'Adb, nama pedang ini, berarti "memotong" atau "tajam." Pedang ini dikirim ke para sahabat Nabi Muhammad SAW sesaat sebelum Perang Badar. Dia menggunakan pedang ini di Perang Uhud dan pengikut-pengikutnnya menggunakan pedang ini untuk menunjukkan kesetiaan kepada Nabi Muhammad SAW.<br />Sekarang pedang ini berada di masjid Husain di Kairo Mesir. <br />Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, <i>Suyuf al-Rasul wa 'uddah harbi-hi</i> (Cairo: Hijr, 1312/1992).</p><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;"><b>3.Dhu Al Faqar</b> <br /><img alt="" src="http://i279.photobucket.com/albums/kk129/kura2lincah/swords/3dhu_al_faqar.jpg" border="0" /> <br />Dhu Al Faqar adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan pada waktu perang Badr. Dan dilaporkan bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan pedang ini kepada Ali bin Abi Thalib, yang kemudian Ali mengembalikannya ketika Perang Uhud dengan bersimbah darah dari tangan dan bahunya, dengan membawa Dhu Al Faqar di tangannya. Banyak sumber mengatakan bahwa pedang ini milik Ali Bin Abi Thalib dan keluarga. Berbentuk blade dengan dua mata.<br />Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, <i>Suyuf al-Rasul wa 'uddah harbi-hi</i> (Cairo: Hijr, 1312/1992).</p><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;"><b>4.Al Battar</b> <br /><img alt="" src="http://i279.photobucket.com/albums/kk129/kura2lincah/swords/4al_battar.jpg" border="0" /> <br />Al Battar adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan dari Banu Qaynaqa. Pedang ini disebut sebagai '<b>Pedangnya para nabi</b>', dan di dalam pedang ini terdapat ukiran tulisan Arab yang berbunyi : 'Nabi Daud AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Musa AS, Nabi Harun AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Zakaria AS, Nabi Yahya AS, Nabi Isa AS, Nabi Muhammad SAW'. Di dalamnya juga terdapat gambar Nabi Daud AS (Semuanya Yahudi Kecuali Nabi Muhammad SAW) ketika memotong kepala dari Goliath, orang yang memiliki pedang ini pada awalnya. Di pedang ini juga terdapat tulisan yang diidentifikasi sebagai tulisan Nabataean.<br /></p><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;">Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 101 cm. Dikabarkan bahwa ini adalah pedang yang akan digunakan Nabi Isa AS kelak ketika dia turun ke bumi kembali untuk mengalahkan Dajjal.<br />Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, <i>Suyuf al-Rasul wa 'uddah harbi-hi</i> (Cairo: Hijr, 1312/1992).</p><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;"><i>gambar ukiran nama-nama para nabi di dalamnya</i>: </p><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;"><img alt="" src="http://i279.photobucket.com/albums/kk129/kura2lincah/swords/4al_battar_arabic.jpg" border="0" /> <br /><img alt="" src="http://i279.photobucket.com/albums/kk129/kura2lincah/swords/batar_nabat.jpg" border="0" /> <br /><img alt="" src="http://i279.photobucket.com/albums/kk129/kura2lincah/swords/batar_prophets.jpg" border="0" /></p><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;"><i>gambar Nabi Daud AS memenggal kepala Goliath</i>: </p><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;"><img alt="" src="http://i279.photobucket.com/albums/kk129/kura2lincah/swords/batar_figure.jpg" border="0" /></p><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;"> </p><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;"><b>5.Hatf</b> <br /><img alt="" src="http://i279.photobucket.com/albums/kk129/kura2lincah/swords/5hatf.jpg" border="0" /> <br />Hatf adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan dari Banu Qaynaqa. Dikisahkan bahwa Nabi Daud AS mengambil pedang 'Al Battar' dari Goliath sebagai rampasan ketika dia mengalahkan Goliath tersebut pada saat umurnya 20 tahun. Allah SWT memberi kemampuan kepada Nabi Daud AS untuk 'bekerja' dengan besi, membuat baju baja, senjata dan alat perang, dan dia juga membuat senjatanya sendiri. Dan Hatf adalah salah satu buatannya, menyerupai Al Battar tetapi lebih besar dari itu. Dia menggunakan pedang ini yang kemudian disimpan oleh suku Levita (suku yang menyimpan senjata-senjata barang Israel) dan akhirnya sampai ke tangan Nabi Muhammad SAW<br /></p><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;">Sekarang pedang ini berada di Musemum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade, dengan panjang 112 cm dan lebar 8 cm. <br />Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, <i>Suyuf al-Rasul wa 'uddah harbi-hi</i> (Cairo: Hijr, 1312/1992).</p><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;"><b>Spoiler</b> for <i>6.Al Mikhdham</i>: </p><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;"><b>6.Al Mikhdham</b> <br /><img alt="" src="http://i279.photobucket.com/albums/kk129/kura2lincah/swords/6al_mikhdham.jpg" border="0" /> <br />Ada yang mengabarkan bahwa pedang ini berasal dari Nabi Muhammad SAW yang kemudian diberikan kepada Ali bin Abi Thalib dan diteruskan ke anak-anaknya Ali. Tapi ada kabar lain bahwa pedang ini berasal dari Ali bin Abi Thalib sebagai hasil rampasan pada serangan yang dia pimpin di Syria.<br /></p><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;">Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 97 cm, dan mempunyai ukiran tulisan Arab yang berbunyi: 'Zayn al-Din al-Abidin'.<br />Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, <i>Suyuf al-Rasul wa 'uddah harbi-hi</i> (Cairo: Hijr, 1312/1992). </p><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;"><b>7.Al Rasub</b> <br /><img alt="" src="http://i279.photobucket.com/albums/kk129/kura2lincah/swords/7al_rasub.jpg" border="0" /> <br />Ada yang mengatakan bahwa pedang ini dijaga di rumah Nabi Muhammad SAW oleh keluarga dan sanak saudaranya seperti layaknya bahtera (Ark) yang disimpan oleh bangsa Israel<br />Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 140 cm, mempunyai bulatan emas yang didalamnya terdapat ukiran tulisan Arab yang berbunyi: 'Ja'far al-Sadiq'.<br />Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, <i>Suyuf al-Rasul wa 'uddah harbi-hi</i> (Cairo: Hijr, 1312/1992).</p><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;"> </p><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;"><b>8.Al Qadib</b> <br /><img alt="" src="http://i279.photobucket.com/albums/kk129/kura2lincah/swords/8al_qabid.jpg" border="0" /> <br />Al-Qadib berbentuk blade tipis sehingga bisa dikatakan mirip dengan tongkat. Ini adalah pedang untuk pertahanan ketika bepergian, tetapi tidak digunakan untuk peperangan. Ditulis di samping pedang berupa ukiran perak yang berbunyi syahadat: "Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad Rasul Allah - Muhammad bin Abdallah bin Abd al-Mutalib." Tidak ada indikasi dalam sumber sejarah bahwa pedang ini telah digunakan dalam peperangan. Pedang ini berada di rumah Nabi Muhammad SAW dan kemudian hanya digunakan oleh khalifah Fatimid.<br /></p><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;">Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Panjangnya adalah 100 cm dan memiliki sarung berupa kulit hewan yang dicelup.<br />Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, <i>Suyuf al-Rasul wa 'uddah harbi-hi</i> (Cairo: Hijr, 1312/1992).</p><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;"><b>9.Qal'a</b> <br /><img alt="" src="http://i279.photobucket.com/albums/kk129/kura2lincah/swords/9al_qala.jpg" border="0" /> <br />Pedang ini dikenal sebagai "Qal'i" atau "Qul'ay." Nama yang mungkin berhubungan dengan tempat di Syria atau tempat di dekat India Cina. Ulama negara lain bahwa kata "qal'i" merujuk kepada "timah" atau "timah putih" yang di tambang berbagai lokasi. Pedang ini adalah salah satu dari tiga pedang Nabi Muhammad SAW yang diperoleh sebagai rampasan dari Bani Qaynaqa. Ada juga yang melaporkan bahwa kakek Nabi Muhammad SAW menemukan pedang ini ketika dia menemukan air Zamzam di Mekah.<br /></p><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;">Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 100 cm. Didalamnya terdapat ukiran bahasa Arab berbunyi: "Ini adalah pedang mulia dari rumah Nabi Muhammad SAW, Rasul Allah." Pedang ini berbeda dari yang lain karena pedang ini mempunyai desain berbentuk gelombang.<br />Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, <i>Suyuf al-Rasul wa 'uddah harbi-hi</i> (Cairo: Hijr, 1312/1992).</p> <div class="blogger-post-footer"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/tracker/2479496621122220793-301199859679781380?l=mistik-gaib.blogspot.com" width="1" height="1" /></div>ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-70560305485272277682009-09-18T21:42:00.000-07:002009-09-18T21:45:05.825-07:00Sunan Gunung Jati<div style="text-align: center;"><strong>Pendekar Jagoan</strong></div><hr /><h4 style="text-align: center; font-weight: bold;"><span style="font-size:130%;"><a class="FeedsLink" href="http://mistik-gaib.blogspot.com/2009/08/sunan-gunung-jati.html">Sunan Gunung Jati</a></span></h4><strong></strong><br /><p style="text-align: center;"><b>Keterangan :</b> <br />Nama : <br /><b>Sunan Gunung Jati</b> <br />Asal : <br /><b>Jawa Cirebon</b> <br />Kesaktian : <br /><b>Menyembuhkan Penyakit</b></p> <p><img src="http://www.jagoan.or.id/pendekar/images/sunan-gunungjati.jpg" width="272" height="250" /></p> <p style="text-align: justify; font-weight: bold; color: rgb(204, 0, 0);">Pada tahun 1511, Malaka dikuasai Portugis. Beberapa waktu kemudian Portugis berusaha menguasai Jawa melalui pelabuhan Sunda Kelapa. Untuk menahan serangan itu Sunan Gunung Jati dibantu oleh Senopati Demak Bintoro yang bernama Fatahillah, dan Portugis dapat mereka halau. Fatahillah diangkat menjadi adipati dan Sunda Kelapa berganti nama menjadi Jayakarta.<br /></p><div style="text-align: justify; font-weight: bold; color: rgb(204, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify; font-weight: bold; color: rgb(204, 0, 0);">Suatu malam Sunan Gunung Jati sehabis shalat di perhau ditepi pantai, seusai berzikir dan membaca wirid ia tertidur nyenyak. Dan perahu itu terbawa arus ke Cina, setibanya disana Sunan Gunung Jati membuka praktik pengobatan secara Islam. Orang-orang diajak berwudhu dan shalat bersama. Banyak yang sembuh dari penyakitnya.<br /></p><div style="text-align: justify; font-weight: bold; color: rgb(204, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify; font-weight: bold; color: rgb(204, 0, 0);">Sejak itu banyak warga Cina memeluk agama Islam. Bahkan seorang menteri bernama Pai Lian Bang menjadi pengikut setia Sunan Gunungjati. Melihat kejadian ini Kaisar Cina menjadi marah. Dan dipanggilnya Sunan Gunungjati ke istana untuk dijadikan umpan tipu muslihat dengan cara putri yang masih gadis bernama Ong Tien didandani terlihat seperti sedang hamil seperti saudaranya Ong Hien. Sulit membedakan siapa diantara kedua-duanya yang benar-benar hamil.<br /></p><div style="text-align: justify; font-weight: bold; color: rgb(204, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify; font-weight: bold; color: rgb(204, 0, 0);">Setelah bertemu Kaisar berkata "Bila Tuan memang betul memiliki ilmu yang sakti, tebaklah siapa diantara mereka yang sedang hamil". Setelah bedo'a sejenak Sunan Gunungjati menjawab bahwa "Ong Tien lah yang sedang hamil".<br /></p><div style="text-align: justify; font-weight: bold; color: rgb(204, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify; font-weight: bold; color: rgb(204, 0, 0);">Medengar jawaban itu Kaisar tertawa, ia mengira Sunan Gunungjati telah diperdayainya. Lalu dengan tegas Sunan Gunungjati tetap dengan pendirian. Setelah dilakukan pengecekan ternyata benar ! Ong Tien sedang mengandung.<br /></p><div style="text-align: justify; font-weight: bold; color: rgb(204, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(204, 0, 0);">Kaisar kebingungan kenapa bisa begitu, dan Kaisar menjadi malu atas perbuatannya. Ia lalu berjanji akan memeluk agama Islam, serta memohon agar Sunan Gunungjati bersedia menikahi Ong Tien. Lalu Sunan Gunungjati menerima dan kembali ke Jaw</span>a.</p>ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-59838827337204697472009-09-18T21:01:00.000-07:002009-09-18T21:05:25.803-07:00SILSILAH NABI MUHAMMAD SAW<p style="margin-left: 10px; margin-right: 10px;" align="center"><strong> <span style="color: rgb(0, 0, 128);font-size:85%;" ><br /></span></strong></p><p style="margin-left: 10px; margin-right: 10px;" align="center"><strong><span style="color: rgb(0, 0, 128);font-size:85%;" ><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Silsilah Nabi Muhammad Saw </span></span><br /> </span></strong><span style="color: rgb(0, 0, 128);font-size:85%;" ><br /> </span> <span style="font-size:85%;"> <span style="color: rgb(0, 0, 128);"><span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(51, 255, 51);font-size:180%;" >00 IBRAHIM</span><br /><span style="color: rgb(255, 255, 102);"> <span style="color: rgb(51, 51, 255);">01 Isma'eel</span></span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 02 Nabit</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 03 Yashjub</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 04 Tayrah</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 05 Nahur</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 06 Muqawwam</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 07 Udad</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 08 'Adnan</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 09 Mu'ad</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 10 Nizar</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 11 Mudar</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 12 Ilyas</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 13 Mudrika</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 14 Khuzayma</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 15 Kinana</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 16 Al Nadr (Al Quraysh)</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 17 Malik</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 18 Fihr</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 19 Ghalib</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 20 Lu'ayy</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 21 Ka'ab</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 22 Murra</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 23 Kilab</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 24 Qussayy (Real name: Zayd)</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 25 'Abdu Manaf (Real name: Al Mughira)</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 26 Hashim (Real name: 'Amr) as Banu Hashim</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 27 'Abdu Al Mutallib (Real name: Shaiba)</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> 28 'Abdullah</span><br /> <span style="font-size:180%;"><span style="color: rgb(51, 255, 51);">29 MUHAMMAD saw</span></span><br /></span> <br /> <br /> The genealogies ini disusun oleh </span> <a href="mailto:ASHIBL@aol.com"><span style="color: rgb(0, 0, 128);">Ahmad Sibil (Astoria, New York) </span></a> <span style="color: rgb(0, 0, 128);"><br />berdasarkan "Sirat Rasulullah" oleh Ibn Ishaq,<br /> yang diterjemahkan oleh Professor Guillaume's, Oxford University Press.</span></span></p> <p style="margin-left: 10px; margin-right: 10px;"> <span style="color: rgb(0, 0, 128);font-size:85%;" > <br /> </span><span style="color: rgb(0, 0, 128);font-size:85%;" > <b> <span style="font-size:130%;">SILSILAH NABI MUHAMMAD SAW</span></b><span style="font-size:130%;"><br /></span> <br /> <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);">Qushayy</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> (lahir 400M)</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> |</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> +----------------------+----------------------+</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> | | |</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> 'Abd'l-'Uzza 'Abd Manaf 'Abd'd-Dar</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> | (lahir 430M)</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> | |</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> | +----------+-----------+----------+</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> Asad | | | |</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> | Muttalib Hasyim Naufal 'Abd Syams</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> | (lahir 464M) |</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> Khuwailid | Umayya</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> | 'Abd'l-Muttalib |</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> +----+----+ (lahir 497M) Harb</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> | | | |</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> 'Awwam Khadijah | Abu Sufyan</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> | | |</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> Zubair | Mu'awiya</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> |</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> +--------+----------+-------+--+-----------+----------+</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> | | | | | |</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> Hamzah 'Abbas 'Abdullah Abu Lahab Abu Talib Harith</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> (lahir 545M) |</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> | +----------+----------+</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> | | | |</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> MUHAMMAD 'Aqil 'Ali Ja'far</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> (lahir 570M) | |</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> | +---+---+</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> | | |</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> Muslim Hasan Husain</span><br /> </span></p> <span style="color: rgb(0, 0, 128);font-size:85%;" > </span>ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-5306569751369666592009-09-11T08:32:00.000-07:002009-09-11T08:41:08.064-07:00MENGENANG SANG WALI QUTUB (ABUYA DIMYATI)<div style="text-align: center; font-weight: bold;">MENGENANG SANG WALI QUTUB (ABUYA DIMYATI)<br /></div><br /><div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgomcaAsYvXMznzv6JL7WsiMYQ0gmIwpVHOp4mjWtWvbE2eqT1VJQi5X1gFTwFFuExpPlLt4mJgW32lAPZBOJu5Gz84IZo6kyobgiR1HC3LUMWD9idC0HahJL7KFEcyzW0li6602GmefG0/s1600-h/abuyadalam.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 381px; height: 302px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgomcaAsYvXMznzv6JL7WsiMYQ0gmIwpVHOp4mjWtWvbE2eqT1VJQi5X1gFTwFFuExpPlLt4mJgW32lAPZBOJu5Gz84IZo6kyobgiR1HC3LUMWD9idC0HahJL7KFEcyzW0li6602GmefG0/s400/abuyadalam.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5380234267511872114" border="0" /></a><br /> <table class="contentpaneopen"><tbody><tr> <td colspan="2" valign="top" width="70%" align="left"> <span class="small"> Ditulis oleh Yuliantoro S.Sos </span> </td> </tr> <tr> <td colspan="2" class="createdate" valign="top"> Tuesday, 25 August 2009 </td> </tr> <tr> <td colspan="2" valign="top"> <!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><div classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></div> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} a:link, span.MsoHyperlink {color:blue; text-decoration:underline; text-underline:single;} a:visited, span.MsoHyperlinkFollowed {color:purple; text-decoration:underline; text-underline:single;} span.fullpost1 {mso-style-name:fullpost1;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> <!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p style="margin-bottom: 12pt; text-align: center;" class="MsoNormal" align="center"><span class="fullpost1"><strong><span style=";font-family:Arial;font-size:11;color:black;" >Sinopsis Buku: Manakib Abuya Cidahu (Dalam Pesona langkah di Dua Alam)</span></strong></span></p><p style="margin-bottom: 12pt; text-align: center;" class="MsoNormal" align="center"><span class="fullpost1"><strong><span style=";font-family:Arial;font-size:11;color:black;" ><br /></span></strong></span></p> <p style="margin-bottom: 12pt; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style=";font-family:Arial;font-size:11;color:black;" >Alangkah ruginya orang Indonesia kalau tidak mengenal ulama satu ini. Orang bulang Mbah Dim, Banten atau A<a href="http://halumajaro.blogspot.com/2009/05/abuya-pesona-di-ujung-jawa_18.html" target="_blank"><span style="color:black;">buya Dimyati bin Syaikh Muhammad Amin. Beliau adalah </span><span style="text-decoration: none;color:black;" >tokoh kharismatik dunia kepesantrenan, penganjur ajaran Ahlusunah Wal Jama’ah</span><span style="color:black;"> dari pondok pesantren, Cidahu, Pandeglang, Banten. </span></a>Beliau ulama yang sangat konsen terhadap akhirat, bersahaja, selalu menjauhi keduniawian. Wirangi (hati-hati dalam bicara, konsisten dalam perkataan dan perbuatan). Ahli sodakoh, puasa, makan seperlunya, ala kadarnya seperti dicontohkan Kanjeng Nabi, humanis, penuh kasih sesama umat manusia. Kegiatan kesehariannya hanya mulang ngaji (mengajar ilmu), salat serta menjalankan kesunatan lainnya.</span></p> <!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><div classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></div> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0cm; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0cm; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} span.fullpost1 {mso-style-name:fullpost1;} span.yshortcuts {mso-style-name:yshortcuts;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> <!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:11;color:black;" >Beliau lahir sekitar tahun 1925 anak pasangan dari H.Amin dan Hj.Ruqayah. Sejak kecil Abuya Dimyathi sudah menampakan kecerdasannya dan keshalihannya, beliau belajar dari satu pesantren ke pesantren lainnya mulai dari Pesantren Cadasari, kadupeseng Pandeglang, ke Plamunan hingga ke Pleret <span><span class="yshortcuts">Cirebon</span></span>. Semasa hidupnya, Abuya Dimyathi dikenal sebagai gurunya dari para guru dan kiainya dari para kiai, sehingga tak berlebihan kalau disebut sebagai tipe ulama Khas al-Khas. Masyarakat <span style="cursor: pointer;"><span class="yshortcuts">Banten</span></span> menjuluki beliau juga sebagai pakunya daerah Banten, di samping sebagai pakunya negara Indonesia . Di balik kemasyhuran nama Abuya, beliau adalah orang yang sederhana dan bersahaja. Kalau melihat wajah beliau terasa ada perasaan ‘adem’ dan tenteram di hati orang yang melihatnya. </span></p><p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style=";font-family:Arial;font-size:11;color:black;" >Abuya Dimyati</span></strong><span style=";font-family:Arial;font-size:11;color:black;" >, begitu panggilan hormat masyarakat kepadanya, terlahir tahun 1925 di <strong><em>tanah Banten</em></strong>, <span style="cursor: pointer; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; background-attachment: scroll;"><span class="yshortcuts">salah satu</span></span> bumi terberkahi. Tepatnya di <strong><em>Kabupaten Pandeglang.</em></strong> Abuya Dimyathi dikenal sosok ulama yang cukup sempurna dalam menjalankan perintah agama, beliau bukan saja mengajarkan dalam ilmu syari’ah tetapi juga menjalankan kehidupan dengan pendekatan tasawuf, tarekat yang dianutnya tarekat Naqsabandiyyah Qodiriyyah. Maka wajar jika dalam perilaku sehari-hari beliau penuh tawadhu’, istiqamah, zuhud, dan ikhlas. Abuya adalah seorang qurra’ dengan lidah yang fasih. Wiridan al-Qur’an sudah istiqamah lebih dari 40 tahun. Kalau shalat tarawih di bulan puasa, tidak turun untuk sahur kecuali setelah mengkhatamkan al-Qur’an dalam shalat.. Oleh karenanya, tidak salah jika kemudian kita mengategorikan Abuya sebagai Ulama multidimensi.</span></p><p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:11;color:black;" >Dibanding dengan ulama kebanyakan, Abuya Dimyathi ini menempuh jalan spiritual yang unik. Beliau secara tegas menyeru: “Thariqah aing mah ngaji!” (Jalan saya adalah ngaji). Sebab, tinggi rendahnya derajat keualamaan seseorang bisa dilihat dari bagaimana ia memberi penghargaan terhadap ilmu. Sebagaimana yang termaktub dalam surat al-Mujadilah ayat 11, bahwa Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi <span style="cursor: pointer;"><span class="yshortcuts">ilmu pengetahuan</span></span>. Dipertegas lagi dalam <span style="cursor: pointer; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; background-attachment: scroll;"><span class="yshortcuts">hadis nabi</span></span>, al-Ulama’u waratsatul anbiya’, para ulama adalah pewaris para nabi. Ngaji sebagai sarana pewarisan ilmu. Melalui ngaji, sunnah dan keteladanan nabi diajarkan. Melalui ngaji, tradisi para sahabat dan tabi’in diwariskan. Ahmad Munir berpendapat bahwa ilmu adalah suatu keistimewaan yang menjadikan manusia unggul atas makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahannya.</span></p><p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:11;color:black;" >Saking pentingnya ngaji dan belajar, satu hal yang sering disampaikan dan diingatkan Mbah Dim adalah: “Jangan sampai ngaji ditinggalkan karena kesibukan lain atau karena umur”. Pesan ini sering diulang-ulang, seolah-olah Mbah Dim ingin memberikan tekanan khusus; jangan sampai ngaji ditinggal meskipun dunia runtuh seribu kali! Apalagi demi sekedar hajatan partai. Urusan ngaji ini juga wajib ain hukumnya bagi putra-putri Mbah Dim untuk mengikutinya. Bahkan, ngaji tidak akan dimulai, fasal-fasal tidak akan dibuka, kecuali semua putra-putrinya hadir di dalam majlis. Itulah sekelumit keteladanan Mbah Dimyati dan putra-putrinya, yang sejalan dengan pesan al-Qur’an dalam surat al-Tahrim ayat 6, Qu anfusakum wa ahlikum naran. </span></p><p style="text-align: justify;"> </p> <p style="margin-bottom: 12pt; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span class="fullpost1"><span style=";font-family:Arial;font-size:11;color:black;" >Dahaga akan ilmu tiada habis, satu hal yang mungkin tidak masuk akal bila seorang yang sudah menikah dan punya putra berangkat mondok lagi, bahkan bersama putranya. Tapi itulah Abuya Dimyati, ketulusannya dalam menimba ilmu agama dan mensyiarkannya membawa beliau pada satu tingkat di atas khalayak biasa.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 12pt; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span class="fullpost1"><span style=";font-family:Arial;font-size:11;color:black;" >Abuya berguru pada ulama-ulama sepuh di tanah Jawa. Di antaranya <strong><em>Abuya Abdul Chalim, Abuya Muqri Abdul Chamid, Mama Achmad Bakri (Mama Sempur), Mbah Dalhar Watucongol, Mbah Nawawi Jejeran Jogja, Mbah Khozin Bendo Pare, Mbah Baidlowi Lasem, Mbah Rukyat Kaliwungu</em></strong> dan masih banyak lagi. Kesemua guru-guru beliau bermuara pada <strong><em>Syech Nawawi al Bantany</em></strong>. Kata Abuya, para kiai sepuh tersebut adalah memiliki kriteria kekhilafahan atau mursyid sempurna, setelah Abuya berguru, tak lama kemudian para kiai sepuh wafat.(hal 396).</span></span></p> <p style="text-align: justify;"><span class="fullpost1"><span style=";font-family:Arial;font-size:11;color:black;" >Ketika mondok di <strong><em>Watucongol,</em></strong> Abuya sudah diminta untuk mengajar oleh Mbah Dalhar. Satu kisah unik ketika Abuya datang pertama ke Watucongol, Mbah Dalhar memberi kabar kepada santri-santri besok akan datang ‘kitab banyak’. Dan hal ini terbukti mulai saat masih mondok di Watucongol sampai di tempat beliau mondok lainya, hingga sampai Abuya menetap, beliau banyak mengajar dan mengorek kitab-kitab. Di pondok Bendo, Pare, Abuya lebih di kenal dengan sebutan ‘Mbah Dim Banten’ dan mendapat laqob ‘Sulthon Aulia’, karena Abuya memang wira’i dan topo dunyo. Pada tiap Pondok yang Abuya singgahi, selalu ada peningkatan santri mengaji dan ini satu bukti tersendiri di tiap daerah yang Abuya singgahi jadi terberkahi</span></span></p><p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;font-size:11;color:black;" >Namun, Kini, waliyullah itu telah pergi meninggalkan kita semua. Abuya Dimyathi tak akan tergantikan lagi. Malam Jumat pahing, 3 Oktober 2003 M/07 Sya’ban 1424 H, sekitar pukul 03:00 wib umat Muslim, khususnya warga <span><span class="yshortcuts">Nahdlatul Ulama</span></span> telah kehilangan salah seorang ulamanya, KH. Muhammad Dimyati bin KH. Muhammad Amin Al-Bantani, di Cidahu, Cadasari, Pandeglang, Banten dalam usia 78 tahun. Padahal, pada hari itu juga, dilangsungkan acara resepsi pernikahan putranya. Sehingga, Banten ramai akan pengunjung yang ingin mengikuti acara resepsi pernikahan, sementara tidak sedikit masyarakat –pelayat- yang datang ke kediaman Abuya. Inilah merupa</span></p></td></tr></tbody></table><br /><br />Deden Gunawan - detikNews<br /><br />Foto: Rizal Maslan/detikcom<br />Banten - Sosok Abuya Cidahu, sangat melekat dibenak masyarakat Banten khususnya dan Indonesia pada umumnya. Sosok ulama dan pejuang kemerdekaan di Banten ini kini bisa dinikmati melalui sebuah buku biografi berjudul Buku Manaqib Abuya Cidahu, Dalam Pesona Langkah di Dua Alam.<br /><br />Buku Manaqib Abuya Cidahu ini diluncurkan oleh putra kedua ulama kharismatik itu, KH M Murtadlo Dimyathi di Pondok Pesanteren Cidahu, Kelurahan Cidahu, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, Banten, pekan lalu. Dalam acara peluncuran tersebut hadir sejumlah pejabat Provinsi Banten dan Padeglang, serta Jakarta.<br /><br />Kak Mur, sapaan akrab KH Murtadlo Dimyathi ini mengatakan, Buku Manaqib Abuya Cidahu ini merupakan perjalanan hidup ayahnya yang merupakan tokoh ulama dan juga mantan pejuang di masa kemerdekaan. Oleh sebab itu kenapa dirinya memberi judul tulisannya itu dengan kata-kata 'Dalam Pesona Langkah di Dua Alam'.<br /><br />"Singkat kata manaqib adalah perjalanan hidup yang baik dan terpuji, baik menurut adat, bangsa dan negara. Pesona Langkah di Dua Alam, karena Abuya selain seorang ulama juga seorang pejuang," katanya yang ditemui detikcom di kediamannya di Pandeglang, Sabtu (15/11/2008).<br /><br />Kak Mur menjelaskan, buku yang dibuat tentang ayahnya itu menceritakan hidup Abuya Cidahu semasa kecil, baik dalam hal menuntut ilmu agama ke sejumlah pesantren di seluruh Jawa, perjuangan syiar Islam dan juga perjuangannya melawan kolonialisme Belanda melalui Laskar Hisbullah di wilayah Banten dan Jawa Barat.<br /><br />Diharapkan Kak Mur, Buku Manaqib Abuya Cidahu bisa dibaca siapa saja, tidak hanya kalangan santri agar bisa diambil pelajarannya. Namun begitu, Kak Mur mengingatkan, agar para pembacanya harus hati-hati dan bisa memahami yang dalam agama.<br /><br />Pasalnya, kisah perjuangan ulama dan pejuang Banten ini penuh nilai-nilai dan norma agama bernaunsa tasawuf. "Oleh sebab itu, kita nggak banyak-banyak menerbitkannya. Tapi bagi yang mau baca silakan saja, jangan dipraktikan kalau belum memahami agama Islam secara utuh," jelasnya.<br /><br />Buku Manqib Abuya Cidahu setebal 400 halaman dengan kertas HVS dibagi dalam 14 Bab. Dimulai bab pertama yang mengisahkan kelahiran, masa kecil dan belajar Abuya Cidahu, termasuk tentang silsilah keluarganya yang masih keturunan Sultan Maulana Hasanuddin dan Syarif Hidayatullah ini.<br /><br />Selebihnya mengisahkan hikmah-hikmah hidupnya selama menyebarkan ajaran Islam di Banten. Ketenaran Abuya Cidahu sendiri cukup dikenal para kiai sepuh di Jawa, terutama dari kalangan Nahdliyin (NU) dan juga para pejabat pemerintah pusat. Pada bab terakhir dikisahkan tentang wafatnya kiai yang dikenal sebagai Wali Qutb ini, pada awal bulan Oktober 2003 silam.</div>ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3112841484328542075.post-33506998549699567392009-09-11T08:21:00.000-07:002009-09-11T08:27:11.432-07:00SILSILAH RAJA - RAJA BANTEN<div class="post-3 post hentry category-silsilah-kerajaan-banten" id="post-3"><div style="text-align: center;"> </div><h2 style="text-align: center;" class="posttitle"><a href="http://ilmubanten.wordpress.com/2009/03/19/silsilah-raja-raja-banten/" title="Taut Tetap keSilsilah Raja-Raja Banten">Silsilah Raja-Raja Banten</a></h2><br /><div style="text-align: center;"><a rel="nofollow" href="http://photobucket.com/" target="_blank"><img src="http://i171.photobucket.com/albums/u295/masoye/1933_RUNEVANHETVORSTENHOFKABONTEBAN.jpg" alt="Kraton Kaibon pada 1933" border="0" /></a><br /></div><br /> <p> <span style="text-decoration: underline;"><strong><span style="color: red;">SYARIF HIDAYATULLAH – SUNAN GUNUNG JATI Berputera : </span></strong></span></p> <div class="snap_preview"> <p>1. Ratu Ayu Pembayun.</p> <p>2. Pangeran Pasarean</p> <p>3. Pangeran Jaya Lelana</p> <p>4. Maulana Hasanuddin</p> <p>5. Pangeran Bratakelana</p> <p>6. Ratu Wianon</p> <p>7. Pangeran Turusmi</p> <p><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: red;"><strong>PANGERAN HASANUDDIN – PANEMBAHAN SUROSOWAN(1552-1570) Berputera : </strong></span></span></p> <p>1. Ratu Pembayu</p> <p>2. Pangeran Yusuf</p> <p>3. Pangeran Arya Japara</p> <p>4. Pangeran Suniararas</p> <p>5. Pangeran Pajajara</p> <p>6. Pangeran Pringgalaya</p> <p>7. Pangeran Sabrang LorPangeran</p> <p>8. Ratu Keben</p> <p>9. Ratu Terpenter</p> <p>10. Ratu Biru</p> <p>11. Ratu Ayu Arsanengah</p> <p>12. Pangeran Pajajaran Wado</p> <p>13. Tumenggung Wilatikta</p> <p>14. Ratu Ayu Kamudarage</p> <p>15. Pangeran Sabrang Wetan</p> <p><span style="color: red;"><span style="color: red;"><strong><span style="text-decoration: underline;">MAULANA YUSUF PANEMBAHAN PAKALANGAN GEDE(1570-1580) Berputra : </span></strong></span></span></p> <p>1. Pangeran Arya Upapati</p> <p>2. Pangeran Arya Adikara</p> <p>3. Pangeran Arya Mandalika</p> <p>4. Pangeran Arya Ranamanggala</p> <p>5. Pangeran Arya Seminingrat</p> <p>6. Ratu Demang</p> <p>7. Ratu Pecatanda</p> <p>8. Ratu Rangga</p> <p>9. Ratu Ayu Wiyos</p> <p>10. Ratu Manis</p> <p>11. Pangeran Manduraraja</p> <p>12. Pangeran widara</p> <p>13. Ratu Belimbing</p> <p>14. Maulana Muhammad</p> <p><span style="text-decoration: underline;"><strong><span style="color: red;">MAULANA MUHAMMAD PANGERAN RATU ING BANTEN(1580-1596)Berputra : </span></strong></span></p> <p>1. Pangeran Abdul Kadir</p> <p><span style="color: red;"><span style="text-decoration: underline;"><strong>SULTAN ABUL MAFAKHIR MAHMUD ‘ABDUL KADIR KENARI(1596-1651)Berputra : </strong></span></span></p> <p>1. Sultan ‘Abdul Maali Ahmad Kenari(Putra Mahkota) 19. Pangeran Arya Wirasuta</p> <p>2. Ratu Dewi 20. Ratu Gading20.</p> <p>3. Ratu Ayu 21. Ratu Pandan</p> <p>4. Pangeran Arya Banten 22. Pangeran Wirasmara</p> <p>5. Ratu Mirah 23. Ratu Sandi</p> <p>6. Pangeran Sudamanggala 24. Pangeran Arya Jayaningrat</p> <p>7. Pangeran Ranamanggala 25. Ratu Citra</p> <p>8. Ratu Belimbing 26. Pangeran Arya Adiwangsa</p> <p>9. Ratu Gedong 27. Pangeran Arya Sutakusuma</p> <p>10. Pangeran Arya Maduraja 28. Pangeran Arya Jayasantika</p> <p>11. Pangeran Kidul 29. Ratu Hafsah</p> <p>12. Ratu Dalem 30. Ratu Pojok</p> <p>13. Ratu Lor 31. Ratu Pacar</p> <p>14. Pangeran Seminingrat 32. Ratu Bangsal</p> <p>15. Ratu Kidul 33. Ratu Salamah</p> <p>16. Pangeran Arya Wiratmaka 34. Ratu Ratmala</p> <p>17. Pangeran Arya Danuwangsa 35. Ratu Hasanah</p> <p>18. Pangeran Arya Prabangsa 36. Ratu Husaerah</p> <p>37. Ratu Kelumpuk</p> <p>38. Ratu Jiput</p> <p>39. Ratu Wuragil</p> <p><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: red;">PUTRA MAHKOTA SULTAN ‘ABDUL MA’ALI AHMAD, Berputera:<br /></span></span></strong><br />1. Abul Fath Abdul Fattah 8. Pangeran Arya Kidul</p> <p>2. Ratu Panenggak 9. Ratu Tinumpuk</p> <p>3. Ratu Nengah 10. Ratu Inten</p> <p>4. Pangeran Arya Elor 11. Pangeran Arya Dipanegara</p> <p>5. Ratu Wijil 12. Pangeran Arya Ardikusuma</p> <p>6. Ratu Puspita 13. Pangeran Arya Kulon</p> <p>7. Pangeran Arya Ewaraja 14. Pangeran Arya Wetan</p> <p>15. Ratu Ayu Ingalengkadipura</p> <p><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: red;">SULTAN AGENG TIRTAYASA -’ABUL FATH ‘ABDUL FATTAH(1651-1672)Berputra : </span></span></strong></p> <p>1. Sultan Haji 16. Tubagus Muhammad ‘Athif</p> <p>2. Pangeran Arya ‘abdul ‘Alim 17. Tubagus Abdul</p> <p>3. Pangeran Arya Ingayudadipura 18. Ratu Raja Mirah</p> <p>4. Pangeran Arya Purbaya 19. Ratu Ayu</p> <p>5. Pangeran Sugiri 20. Ratu Kidul</p> <p>6. Tubagus Rajasuta 21. Ratu Marta</p> <p>7. Tubagus Rajaputra 22. Ratu Adi</p> <p>8. Tubagus Husaen 23. Ratu Ummu</p> <p>9. Raden Mandaraka 24. Ratu Hadijah</p> <p>10. Raden Saleh 25. Ratu Habibah</p> <p>11. Raden Rum 26. Ratu Fatimah</p> <p>12. Raden Mesir 27. Ratu Asyiqoh</p> <p>13. Raden Muhammad 28. Ratu Nasibah</p> <p>14. Raden Muhsin 29. Tubagus Kulon</p> <p>15. Tubagus Wetan</p> <p><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: red;">SULTAN ABU NASR ABDUL KAHHAR – SULTAN HAJI (1672-1687) Berputra : </span></span></strong></p> <p>1. Sultan Abdul Fadhl 6. Ratu Muhammad Alim</p> <p>2. Sultan Abul Mahasin 7. Ratu Rohimah</p> <p>3. Pangeran Muhammad Thahir 8. Ratu Hamimah</p> <p>4. Pangeran Fadhludin 9. Pangeran Ksatrian</p> <p>5. Pangeran Ja’farrudin 10. Ratu Mumbay (Ratu Bombay)</p> <p><span style="color: red;"><strong><span style="text-decoration: underline;">SULTAN ABUDUL FADHL (1687-1690) Berputra : </span></strong></span></p> <p>- Tidak Memiliki Putera</p> <p><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: red;">SULTAN ABUL MAHASIN ZAINUL ABIDIN(1690-1733 ) Berputra :<br /></span></span></strong><br />1. Sultan Muhammad Syifa 31. Raden Putera</p> <p>2. Sultan Muhammad Wasi’ 32. Ratu Halimah</p> <p>3. Pangeran Yusuf 33. Tubagus Sahib</p> <p>4. Pangeran Muhammad Shaleh 34. Ratu Sa’idah</p> <p>5. Ratu Samiyah 35. Ratu Satijah</p> <p>6. Ratu Komariyah 36. Ratu ‘Adawiyah</p> <p>7. Pangeran Tumenggung 37. Tubagus Syarifuddin</p> <p>8. Pangeran Ardikusuma 38. Ratu ‘Afiyah Ratnaningrat</p> <p>9. Pangeran Anom Mohammad Nuh 39. Tubagus Jamil</p> <p>10. Ratu Fatimah Putra 40. Tubagus Sa’jan</p> <p>11. Ratu Badriyah 41. Tubagus Haji</p> <p>12. Pangeran Manduranagara 42. Ratu Thoyibah</p> <p>13. Pangeran Jaya Sentika 43. Ratu Khairiyah Kumudaningrat</p> <p>14. Ratu Jabariyah 44. Pangeran Rajaningrat</p> <p>15. Pangeran Abu Hassan 45. Tubagus Jahidi</p> <p>16. Pangeran Dipati Banten 46. Tubagus Abdul Aziz</p> <p>17. Pangeran Ariya 47. Pangeran Rajasantika</p> <p>18. Raden Nasut 48. Tubagus Kalamudin</p> <p>19. Raden Maksaruddin 49. Ratu SIti Sa’ban Kusumaningrat</p> <p>20. Pangeran Dipakusuma 50. Tubagus Abunasir</p> <p>21. Ratu Afifah 51. Raden Darmakusuma</p> <p>22. Ratu Siti Adirah 52. Raden Hamid</p> <p>23. Ratu Safiqoh 53. Ratu Sifah</p> <p>24. Tubagus Wirakusuma 54. Ratu Minah</p> <p>25. Tubagus Abdurrahman 55. Ratu ‘Azizah</p> <p>26. Tubagus Mahaim 56. Ratu Sehah</p> <p>27. Raden Rauf 57. Ratu Suba/Ruba</p> <p>28. Tubagus Abdul Jalal 58. Tubagus Muhammad Said (Pg. Natabaya)</p> <p>29. Ratu Hayati</p> <p>30. Ratu Muhibbah</p> <p><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: red;">SULTAN MUHAMMAD SYIFA’ ZAINUL ARIFIN (1733-1750) Berputra : </span></span></strong></p> <p>1.Sultan Muhammad ‘Arif 7. Ratu Sa’diyah</p> <p>2. Ratu Ayu 8. Ratu Halimah</p> <p>3. Tubagus Hasannudin 9. Tubagus Abu Khaer</p> <p>4. Raden Raja Pangeran Rajasantika 10. Ratu Hayati</p> <p>5. Pangeran Muhammad Rajasantika 11. Tubagus Muhammad Shaleh</p> <p>6. Ratu ‘Afiyah</p> <p><strong><span style="color: red;"><span style="text-decoration: underline;">SULTAN SYARIFUDDIN ARTU WAKIL(1750-1752 ) </span></span></strong></p> <p>- Tidak Berputera</p> <p><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: red;">SULTAN MUHAMMAD WASI’ ZAINUL ‘ALIMIN(1752-1753)<br /></span></span></strong><br />- Tidak Berputera</p> <p><span style="color: red;"><span style="text-decoration: underline;"><strong>SULTAN MUHAMMAD ‘ARIF ZAINUL ASYIKIN(1753-1773) Berputra :<br /></strong></span></span><br />1. Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliyudin 4. Pangeran Suralaya</p> <p>2. Sultan Muhyiddin Zainusholiohin 5. Pangeran Suramanggala</p> <p>3 . Pangeran Manggala</p> <p><span style="color: red;"><strong><span style="text-decoration: underline;">SULTAN ABUL MAFAKHIR MUHAMMAD ALIYUDDIN(1773-1799) Berputra :</span></strong></span></p> <p>1. Sultan Muhammad Ishaq Zainul Muttaqin 5. Pangeran Musa</p> <p>2. Sultan Agilludin (Sultan Aliyuddin II) 6. Pangeran Yali</p> <p>3. Pangeran Darma 7. Pangeran Ahmad</p> <p>4. Pangeran Muhammad Abbas</p> <p><span style="color: red;"><span style="text-decoration: underline;"><strong>SULTAN MUHYIDDIN ZAINUSHOLIHIN(1799-1801) Berputra : </strong></span></span></p> <p>1. Sultan Muhammad Shafiuddin</p> <p>2. Sultan Muhammad Ishaq Zainul Muttaqin (1801-1802)</p> <p>3. Sultan Wakil Pangeran Natawijaya (1802-1803)</p> <p>4. Sultan Agilludin (Sultan Aliyuddin II) (1803-1808)</p> <p>5. Sultan Wakil Pangeran Suramanggala (1808-1809)</p> <p>6 .Sultan Muhammad Syafiuddin (1809-1813)</p> <p>7. Sultan Muhammad Rafiuddin (1813-1820)</p><p style="text-align: center; font-weight: bold;">KESULTANAN BANTEN</p><p><br /></p><div style="text-align: justify;">Sekilas sejarah Kesultanan Banten berawal ketika Kesultanan Demak memperluas pengaruhnya ke daerah barat. Pada tahun 1524/1525, Sunan Gunung Jati bersama pasukan Demak merebut pelabuhan Banten dari kerajaan Sunda, dan mendirikan Kesultanan Banten yang berafiliasi ke Demak. Menurut sumber Portugis, sebelumnya Banten merupakan salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Sunda Kalapa dan Cimanuk.<br /><br />Anak dari Sunan Gunung Jati (Sultan Maulana Hasanudin, memerintah 1552-1570) menikah dengan seorang putri dari Sultan Trenggono dan melahirkan dua orang anak. Anak yang pertama bernama Maulana Yusuf (memerintah 1570-1580). Sedangkan anak kedua menikah dengan anak dari Ratu Kali Nyamat dan menjadi Penguasa Jepara.<br /><br />Kesultanan Banten dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial Inggris. Pada tahun itu, Sultan Muhamad Syafiuddin dilucuti dan dipaksa turun takhta oleh Thomas Stamford Raffles. Tragedi ini menjadi klimaks dari penghancuran Surasowan oleh Gubernur-Jenderal Belanda, Herman William Daendels tahun 1808.<br /></div><p><br /><a href="http://photobucket.com/" target="_blank"><img src="http://i171.photobucket.com/albums/u295/masoye/Kratonkaibongoogleearth.jpg" alt="Area Reruntuhan Kraton Kaibon" border="0" /></a><br />Area bekas Kraton Kaibon Banten Lama menurut GoogleEarth.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">ISTANA KAIBON</span><br /><br /></p><div style="text-align: justify; color: rgb(51, 204, 0);">Selain Istana Surosowan, Mesjid Agung Banten dan Benteng Speelwijk, kompleks wisata Banten lama masih memiliki sebuah bangunan tua bersejarah lagi yakni Istana Kaibon. Ditinjau dari namanya (Kaibon = Keibuan), istana ini dibangun untuk ibunda Sultan Syafiudin, Ratu Aisyah mengigat pada waktu itu, sebagai sultan ke 21 dari kerajaan Banten, Sultan Syaifusin masih sangat muda (masih berumur 5 tahun) untuk memegang tampuk pemerintahan.<br />Dalam sejarah, Istana Keraton Kaibon ini dihancurkan oleh pemerintah belanda pada tahun 1832.<br /><br />Berbeda dengan kondisi Istana Surosowan yang boleh dibilang "rata" dengan tanah yang dihancurkan pada masa Daendels. Pada Istana Kaibon seluas kurang lebih 1,2 hektar ini, masih tersisa gerbang dan pintu-pintu besar yang ada dalam kompleks istana. Pada Istana Kaibon, setidaknya pengunjung masih bisa melihat sebagin dari struktur bangunan yang masih tegak berdiri. Sebuah pintu berukuran besar yang dikenal dengan nama Pintu Paduraksa (khas bugis) dengan bagian atasnya yang tersambung, tampak masih bisa dilihat secara utuh. Deretan candi bentar khas banten yang merupakan gerbang bersayap juga masih bisa dinikmati di lokasi ini.<br /><br />Di bagian lain, sebuah ruangan persegi empat dengan bagian dasarnya yang lebih rendah atau menjorok ke dalam tanah, diduga merupakan kamar dari Ratu Aisyah. Ruang yang lebih rendah ini diduga digunakan sebagai pendingin ruangan dengan cara mengalirkan air di dalamnya dan pada bagian atas baru diberi balok kayu sebagai dasar dari lantai ruangan. Bekas penyangga papan masih terlihat jelas pada dinding ruangan ini.<br /><br />Arsitektur Keraton Kaibon ini memang sungguh unik karena sekeliling keraton sesungguhnya adalah saluran air. Artinya bahwa keraton ini benar-benar dibangun seolah-olah di atas air. Semua jalan masuk dari depan maupun belakang ternyata memang benar-benar harus melalui jalan air. Dan meskipun keraton ini memang didesain sebagai tempat tinggal Ibunda raja, tampak bahwa ciri-ciri bangunan keislamannya tetap ada; karena ternyata bangunan inti keraton ini adalah sebuah mesjid dengan pilar-pilar tinggi yang sangat megah dan anggun. Dan kalau mau ditarik dan ditelusuri jalur air ini memang menghubungkan laut, sehingga dapat dibayangkan betapa indahnya tata alur jalan menuju keraton ini pada waktu itu.<br /></div><p><br />(sumber: <a href="http://navigasi.net/goart.php?a=bukaibon" target="_blank">Navigasi.net</a>, dan id.wikipedia.org )<br /><br /></p><div id="photo_3" class="thumbnail frame-mahogany"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_left.gif" /></td><td style="background-position: center center;" background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_right.gif" /></td></tr><tr><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_left.gif"><br /></td><td class="framebod-mahogany" align="center"><div><a onclick="return show_photo(1)" href="http://masoye.multiply.com/photos/photo/65/3"><img id="photoimg_3" style="background-image: url(http://images.masoye.multiply.com/photos/album/montage/masoye/65/1?1205126161&et=eKMok%2BIXT%2CC7h6Gnvdhf8A&nmid=85591792); background-repeat: no-repeat; background-position: 0px -240px;" class="photoimg" src="http://images.multiply.com//common/dot_clear.gif" width="160" height="120" /></a></div></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_right.gif"><br /></td></tr><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_left.gif" /></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_right.gif" /></td></tr></tbody></table><span class="framecap-mahogany">Jembatan lama & baru<br /><b> </b></span></div> <div id="photo_2" class="thumbnail frame-mahogany"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_left.gif" /></td><td style="background-position: center center;" background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_right.gif" /></td></tr><tr><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_left.gif"><br /></td><td class="framebod-mahogany" align="center"><div><a onclick="return show_photo(2)" href="http://masoye.multiply.com/photos/photo/65/2"><img id="photoimg_2" style="background-image: url(http://images.masoye.multiply.com/photos/album/montage/masoye/65/1?1205126161&et=eKMok%2BIXT%2CC7h6Gnvdhf8A&nmid=85591792); background-repeat: no-repeat; background-position: 0px -120px;" class="photoimg" src="http://images.multiply.com//common/dot_clear.gif" width="159" height="120" /></a></div></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_right.gif"><br /></td></tr><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_left.gif" /></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_right.gif" /></td></tr></tbody></table><span class="framecap-mahogany">Domba-domba<br /><b> </b></span></div> <div id="photo_4" class="thumbnail frame-mahogany"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_left.gif" /></td><td style="background-position: center center;" background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_right.gif" /></td></tr><tr><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_left.gif"><br /></td><td class="framebod-mahogany" align="center"><div><a onclick="return show_photo(3)" href="http://masoye.multiply.com/photos/photo/65/4"><img id="photoimg_4" style="background-image: url(http://images.masoye.multiply.com/photos/album/montage/masoye/65/1?1205126161&et=eKMok%2BIXT%2CC7h6Gnvdhf8A&nmid=85591792); background-repeat: no-repeat; background-position: 0px -360px;" class="photoimg" src="http://images.multiply.com//common/dot_clear.gif" width="160" height="120" /></a></div></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_right.gif"><br /></td></tr><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_left.gif" /></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_right.gif" /></td></tr></tbody></table><span class="framecap-mahogany">Sisi Timur (1)<br /><b> </b></span></div> <div id="photo_5" class="thumbnail frame-mahogany"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_left.gif" /></td><td style="background-position: center center;" background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_right.gif" /></td></tr><tr><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_left.gif"><br /></td><td class="framebod-mahogany" align="center"><div><a onclick="return show_photo(4)" href="http://masoye.multiply.com/photos/photo/65/5"><img id="photoimg_5" style="background-image: url(http://images.masoye.multiply.com/photos/album/montage/masoye/65/1?1205126161&et=eKMok%2BIXT%2CC7h6Gnvdhf8A&nmid=85591792); background-repeat: no-repeat; background-position: 0px -480px;" class="photoimg" src="http://images.multiply.com//common/dot_clear.gif" width="160" height="120" /></a></div></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_right.gif"><br /></td></tr><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_left.gif" /></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_right.gif" /></td></tr></tbody></table><span class="framecap-mahogany">Sisi Timur (2)<br /><b> </b></span></div> <div id="photo_6" class="thumbnail frame-mahogany"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_left.gif" /></td><td style="background-position: center center;" background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_right.gif" /></td></tr><tr><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_left.gif"><br /></td><td class="framebod-mahogany" align="center"><div><a onclick="return show_photo(5)" href="http://masoye.multiply.com/photos/photo/65/6"><img id="photoimg_6" style="background-image: url(http://images.masoye.multiply.com/photos/album/montage/masoye/65/1?1205126161&et=eKMok%2BIXT%2CC7h6Gnvdhf8A&nmid=85591792); background-repeat: no-repeat; background-position: 0px -600px;" class="photoimg" src="http://images.multiply.com//common/dot_clear.gif" width="160" height="120" /></a></div></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_right.gif"><br /></td></tr><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_left.gif" /></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_right.gif" /></td></tr></tbody></table><span class="framecap-mahogany">Sisi Selatan<br /><b> </b></span></div> <div id="photo_8" class="thumbnail frame-mahogany"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_left.gif" /></td><td style="background-position: center center;" background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_right.gif" /></td></tr><tr><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_left.gif"><br /></td><td class="framebod-mahogany" align="center"><div><a onclick="return show_photo(6)" href="http://masoye.multiply.com/photos/photo/65/8"><img id="photoimg_8" style="background-image: url(http://images.masoye.multiply.com/photos/album/montage/masoye/65/1?1205126161&et=eKMok%2BIXT%2CC7h6Gnvdhf8A&nmid=85591792); background-repeat: no-repeat; background-position: 0px -840px;" class="photoimg" src="http://images.multiply.com//common/dot_clear.gif" width="160" height="120" /></a></div></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_right.gif"><br /></td></tr><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_left.gif" /></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_right.gif" /></td></tr></tbody></table><span class="framecap-mahogany">Gapura Paduraksa<br /><b> </b></span></div> <div id="photo_9" class="thumbnail frame-mahogany"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_left.gif" /></td><td style="background-position: center center;" background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_right.gif" /></td></tr><tr><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_left.gif"><br /></td><td class="framebod-mahogany" align="center"><div><a onclick="return show_photo(7)" href="http://masoye.multiply.com/photos/photo/65/9"><img id="photoimg_9" style="background-image: url(http://images.masoye.multiply.com/photos/album/montage/masoye/65/1?1205126161&et=eKMok%2BIXT%2CC7h6Gnvdhf8A&nmid=85591792); background-repeat: no-repeat; background-position: 0px -960px;" class="photoimg" src="http://images.multiply.com//common/dot_clear.gif" width="160" height="120" /></a></div></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_right.gif"><br /></td></tr><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_left.gif" /></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_right.gif" /></td></tr></tbody></table><span class="framecap-mahogany">Si Jago<br /><b> </b></span></div> <div id="photo_10" class="thumbnail frame-mahogany"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_left.gif" /></td><td style="background-position: center center;" background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_right.gif" /></td></tr><tr><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_left.gif"><br /></td><td class="framebod-mahogany" align="center"><div><a onclick="return show_photo(8)" href="http://masoye.multiply.com/photos/photo/65/10"><img id="photoimg_10" style="background-image: url(http://images.masoye.multiply.com/photos/album/montage/masoye/65/1?1205126161&et=eKMok%2BIXT%2CC7h6Gnvdhf8A&nmid=85591792); background-repeat: no-repeat; background-position: 0px -1080px;" class="photoimg" src="http://images.multiply.com//common/dot_clear.gif" width="160" height="120" /></a></div></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_right.gif"><br /></td></tr><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_left.gif" /></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_right.gif" /></td></tr></tbody></table><span class="framecap-mahogany">Gunung nan cantik<br /><b> </b></span></div> <div id="photo_7" class="thumbnail frame-mahogany"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_left.gif" /></td><td style="background-position: center center;" background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_right.gif" /></td></tr><tr><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_left.gif"><br /></td><td class="framebod-mahogany" align="center"><div><a onclick="return show_photo(9)" href="http://masoye.multiply.com/photos/photo/65/7"><img id="photoimg_7" style="background-image: url(http://images.masoye.multiply.com/photos/album/montage/masoye/65/1?1205126161&et=eKMok%2BIXT%2CC7h6Gnvdhf8A&nmid=85591792); background-repeat: no-repeat; background-position: 0px -720px;" class="photoimg" src="http://images.multiply.com//common/dot_clear.gif" width="160" height="120" /></a></div></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_right.gif"><br /></td></tr><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_left.gif" /></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_right.gif" /></td></tr></tbody></table><span class="framecap-mahogany">Sisi Utara (1)<br /><b> </b></span></div> <div id="photo_11" class="thumbnail frame-mahogany"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_left.gif" /></td><td style="background-position: center center;" background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_right.gif" /></td></tr><tr><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_left.gif"><br /></td><td class="framebod-mahogany" align="center"><div><a onclick="return show_photo(10)" href="http://masoye.multiply.com/photos/photo/65/11"><img id="photoimg_11" style="background-image: url(http://images.masoye.multiply.com/photos/album/montage/masoye/65/2?1205130161&et=z3zhO%2C0qb0xc2JuqEAFsGA&nmid=85591792); background-repeat: no-repeat; background-position: 0px 0px;" class="photoimg" src="http://images.multiply.com//common/dot_clear.gif" width="160" height="120" /></a></div></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_right.gif"><br /></td></tr><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_left.gif" /></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_right.gif" /></td></tr></tbody></table><span class="framecap-mahogany">Sisi Utara (2)<br /><b> </b></span></div> <div id="photo_12" class="thumbnail frame-mahogany"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_left.gif" /></td><td style="background-position: center center;" background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_right.gif" /></td></tr><tr><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_left.gif"><br /></td><td class="framebod-mahogany" align="center"><div><a onclick="return show_photo(11)" href="http://masoye.multiply.com/photos/photo/65/12"><img id="photoimg_12" style="background-image: url(http://images.masoye.multiply.com/photos/album/montage/masoye/65/2?1205130161&et=z3zhO%2C0qb0xc2JuqEAFsGA&nmid=85591792); background-repeat: no-repeat; background-position: 0px -120px;" class="photoimg" src="http://images.multiply.com//common/dot_clear.gif" width="160" height="120" /></a></div></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_right.gif"><br /></td></tr><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_left.gif" /></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_right.gif" /></td></tr></tbody></table><span class="framecap-mahogany">Sisi Utara (3)<br /><b> </b></span></div> <div id="photo_13" class="thumbnail frame-mahogany"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_left.gif" /></td><td style="background-position: center center;" background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_right.gif" /></td></tr><tr><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_left.gif"><br /></td><td class="framebod-mahogany" align="center"><div><a onclick="return show_photo(12)" href="http://masoye.multiply.com/photos/photo/65/13"><img id="photoimg_13" style="background-image: url(http://images.masoye.multiply.com/photos/album/montage/masoye/65/2?1205130161&et=z3zhO%2C0qb0xc2JuqEAFsGA&nmid=85591792); background-repeat: no-repeat; background-position: 0px -240px;" class="photoimg" src="http://images.multiply.com//common/dot_clear.gif" width="150" height="120" /></a></div></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_right.gif"><br /></td></tr><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_left.gif" /></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_right.gif" /></td></tr></tbody></table><span class="framecap-mahogany">Sisi Utara (4)<br /><b> </b></span></div> <div id="photo_15" class="thumbnail frame-mahogany"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_left.gif" /></td><td style="background-position: center center;" background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_right.gif" /></td></tr><tr><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_left.gif"><br /></td><td class="framebod-mahogany" align="center"><div><a onclick="return show_photo(13)" href="http://masoye.multiply.com/photos/photo/65/15"><img id="photoimg_15" style="background-image: url(http://images.masoye.multiply.com/photos/album/montage/masoye/65/2?1205130161&et=z3zhO%2C0qb0xc2JuqEAFsGA&nmid=85591792); background-repeat: no-repeat; background-position: 0px -480px;" class="photoimg" src="http://images.multiply.com//common/dot_clear.gif" width="160" height="120" /></a></div></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_right.gif"><br /></td></tr><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_left.gif" /></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_right.gif" /></td></tr></tbody></table><span class="framecap-mahogany">Sisi Utara (5)<br /><b> </b></span></div> <div id="photo_16" class="thumbnail frame-mahogany"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_left.gif" /></td><td style="background-position: center center;" background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_right.gif" /></td></tr><tr><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_left.gif"><br /></td><td class="framebod-mahogany" align="center"><div><a onclick="return show_photo(14)" href="http://masoye.multiply.com/photos/photo/65/16"><img id="photoimg_16" style="background-image: url(http://images.masoye.multiply.com/photos/album/montage/masoye/65/2?1205130161&et=z3zhO%2C0qb0xc2JuqEAFsGA&nmid=85591792); background-repeat: no-repeat; background-position: 0px -600px;" class="photoimg" src="http://images.multiply.com//common/dot_clear.gif" width="160" height="120" /></a></div></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_right.gif"><br /></td></tr><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_left.gif" /></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_right.gif" /></td></tr></tbody></table><span class="framecap-mahogany">Gerbang Bentar Utara<br /><b> </b></span></div> <div id="photo_18" class="thumbnail frame-mahogany"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_left.gif" /></td><td style="background-position: center center;" background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_right.gif" /></td></tr><tr><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_left.gif"><br /></td><td class="framebod-mahogany" align="center"><div><a onclick="return show_photo(15)" href="http://masoye.multiply.com/photos/photo/65/18"><img id="photoimg_18" style="background-image: url(http://images.masoye.multiply.com/photos/album/montage/masoye/65/2?1205130161&et=z3zhO%2C0qb0xc2JuqEAFsGA&nmid=85591792); background-repeat: no-repeat; background-position: 0px -840px;" class="photoimg" src="http://images.multiply.com//common/dot_clear.gif" width="160" height="120" /></a></div></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_right.gif"><br /></td></tr><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_left.gif" /></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_right.gif" /></td></tr></tbody></table><span class="framecap-mahogany">Sisi Utara (6)<br /><b> </b></span></div> <div id="photo_19" class="thumbnail frame-mahogany"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_left.gif" /></td><td style="background-position: center center;" background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_right.gif" /></td></tr><tr><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_left.gif"><br /></td><td class="framebod-mahogany" align="center"><div><a onclick="return show_photo(16)" href="http://masoye.multiply.com/photos/photo/65/19"><img id="photoimg_19" style="background-image: url(http://images.masoye.multiply.com/photos/album/montage/masoye/65/2?1205130161&et=z3zhO%2C0qb0xc2JuqEAFsGA&nmid=85591792); background-repeat: no-repeat; background-position: 0px -960px;" class="photoimg" src="http://images.multiply.com//common/dot_clear.gif" width="160" height="120" /></a></div></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_right.gif"><br /></td></tr><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_left.gif" /></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_right.gif" /></td></tr></tbody></table><span class="framecap-mahogany">Meniti tembok tua<br /><b> </b></span></div> <div id="photo_17" class="thumbnail frame-mahogany"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_left.gif" /></td><td style="background-position: center center;" background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_right.gif" /></td></tr><tr><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_left.gif"><br /></td><td class="framebod-mahogany" align="center"><div><a onclick="return show_photo(17)" href="http://masoye.multiply.com/photos/photo/65/17"><img id="photoimg_17" style="background-image: url(http://images.masoye.multiply.com/photos/album/montage/masoye/65/2?1205130161&et=z3zhO%2C0qb0xc2JuqEAFsGA&nmid=85591792); background-repeat: no-repeat; background-position: 0px -720px;" class="photoimg" src="http://images.multiply.com//common/dot_clear.gif" width="170" height="120" /></a></div></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_right.gif"><br /></td></tr><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_left.gif" /></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_right.gif" /></td></tr></tbody></table><span class="framecap-mahogany">Gerbang Bentar Barat<br /><b> </b></span></div> <div id="photo_1" class="thumbnail frame-mahogany"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_left.gif" /></td><td style="background-position: center center;" background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_top_right.gif" /></td></tr><tr><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_left.gif"><br /></td><td class="framebod-mahogany" align="center"><div><a onclick="return show_photo(18)" href="http://masoye.multiply.com/photos/photo/65/1"><img id="photoimg_1" style="background-image: url(http://images.masoye.multiply.com/photos/album/montage/masoye/65/1?1205126161&et=eKMok%2BIXT%2CC7h6Gnvdhf8A&nmid=85591792); background-repeat: no-repeat; background-position: 0px 0px;" class="photoimg" src="http://images.multiply.com//common/dot_clear.gif" width="159" height="120" /></a></div></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_right.gif"><br /></td></tr><tr><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_left.gif" /></td><td background="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom.gif"><br /></td><td><img src="http://images.multiply.com/multiply/frames/mahogany_frame_bottom_right.gif" /></td></tr></tbody></table><span class="framecap-mahogany">Pelabuhan tua Karangwatu<br /><b> </b></span></div> <br /><div class="taglinks"><b></b><a rel="tag" href="http://masoye.multiply.com/tag/istana%20kaibon"><br /></a></div> </div> </div>ASALAMUALAIKUMhttp://www.blogger.com/profile/13858373611499699822noreply@blogger.com0